Berita  

Profesi Unik yang Sekarang Banyak Dicari: Jasa Desain Bungkus Kemasan Ganja

profesi-unik-yang-sekarang-banyak-dicari:-jasa-desain-bungkus-kemasan-ganja

Karena konsumsi mariyuana belum sepenuhnya legal, perdagangan ganja yang berkembang pesat di pasar gelap Inggris menghasilkan pendapatan sekitar £2,6 miliar (setara Rp49,3 triliun) per tahun. Sebagai gambaran, nilainya hanya selisih satu miliar dari total PDB Timor Leste tahun lalu. Bisnis mariyuana terus menggeliat, walau digoyang isu pemerintah tertarik menempatkan zat psikotropika sebagai narkotika golongan 1, atau jenis paling berbahaya setara kokain.

Akhir-akhir ini, transaksi ganja di negara tersebut semakin praktis berkat adanya media sosial. Sekarang pelanggan tak perlu repot-repot keluar rumah untuk mengambil pesanan. Mereka cukup kirim DM, dan kurir siap meluncur secepat kilat mengantarkan paket ganja.


Pertumbuhan bisnis ganja online telah mendorong munculnya ladang usaha baru di industri ini, salah satunya jasa desain kemasan. Semakin hari, semakin banyak usaha kecil-kecilan yang menyanggupi permintaan mendesain bungkus ganja semenarik mungkin untuk para pengedar di Inggris.

“Pasarnya sudah berubah menjadi lebih baik. Pelanggan semakin selektif memilih ganja, sehingga pengedar harus memperhatikan kualitas produknya,” ungkap Jack Chapman, pengusaha yang merintis usaha desain bungkus ganja di kota Nottingham. Perusahaan yang ia kelola bernama DC Packaging, biasa disebut Dank Canz.

Menurut Chapman, timnya mendesain kemasan sesuai perkembangan tren dan permintaan pasar di dalam negeri. “Kami awalnya memproduksi kaleng aluminium dengan bukaan atas, jadi kamu bisa mengambil ganja dengan cara ditarik. Kemasan ini lalu kehilangan peminat karena bahannya tidak aman. Selanjutnya ada stoples, tapi ukurannya terlalu besar. Sekarang kami lebih sering membuat mylar bag (kantong saset yang dilengkapi zipper),” terangnya.

Kantong saset ganja dengan berbagai motif
Desain bungkus ganja ciptaan Dank Canz.

Lelaki itu memulai bisnisnya sendiri pada 2017. Bermodalkan £200 (Rp3,7 juta), dia membeli printer dan stiker label murahan untuk keperluan cetak. Produk kemasannya didesain pakai Photoshop biasa. Jerih payahnya selama bertahun-tahun menghasilkan buah yang manis.

Dia kini sanggup mempekerjakan tiga orang karyawan untuk menciptakan desain mereka sendiri. Setiap minggunya, mereka mengirim ribuan label merek bersama alat-alat lainnya yang dibutuhkan saat nyimeng, seperti papir, korek api hingga penggiling berbahan biodegradable untuk para pemakai ganja yang peduli lingkungan.

“Yang kamu lihat di sini belum seberapa,” kata Chapman saat mengajak VICE berkeliling di kantornya. Temboknya penuh pajangan kantong saset beraneka motif. Di antara bungkusan-bungkusan itu, kami melihat kantong bergambar logo ikonik Transport for London. Kantong terbesar yang dipajang di sana seukuran roti tawar.

“Kantong ini pesanan merek yang sudah besar [di industri ganja]. Merek ini terkenal dengan stikernya yang mirip tiket kereta. Tertera jenis-jenis strain yang dijual di stiker itu. Berkat tema transportasi yang diusung oleh merek ini, produknya menarik banyak peminat di Instagram,” jelas Chapman seraya memamerkan desain kantongnya.

Kemasan ganja ciptaan Dank Canz hadir dalam beragam bentuk, jadi bukan kantong saset persegi panjang biasa. Ada bungkus yang menyerupai tokoh kartun, ada pula yang berbentuk kotak pos sampai Nokia 3310. Bahkan kami melihat kemasan plastik mirip gelas wine.

“Kira-kira 80 persen pelanggan kami berasal dari medsos. Kami senang kalau pelanggan mengusulkan desain-desain kreatif seperti ini,” lanjutnya.

Namun, ada tantangan sendiri saat mengiklankan jasa pembuatan desain kemasan ganja di Instagram. “Bisnis kami sebatas mendesain kemasan, jadi tidak pernah sampai berurusan dengan hukum. Tapi di Instagram, platform itu tidak mengizinkan konten apa pun yang berbau ganja. Kami sudah 10 kali bikin akun baru karena dihapus Instagram. Setiap kali ini terjadi, kami butuh bantuan pelanggan dan komunitas pengguna ganja supaya akun baru kami bisa seperti dulu lagi.”

Jasa desain bungkus ganja tidak dilarang di Inggris, karena tidak terlibat langsung dengan industri mariyuana. Akan tetapi, bukan berarti perusahaan-perusahan yang menawarkan jasa ini terbebas dari kritik. Pada 2021, perusahaan Chapman dikecam media karena menciptakan bungkus kemasan yang mirip merek sereal favorit anak-anak. Chapman tidak mau memberi tanggapan apa-apa saat itu, tapi sekarang ia menyadari kritikannya masuk akal.

“Mereka menyoroti masalah yang nyata. Kita seharusnya tidak boleh mendesain produk [ganja] yang bisa menarik perhatian anak-anak,” ujarnya. “Ganja harus diperlakukan layaknya produk orang dewasa, seperti tembakau atau alkohol.”

Mesin printer mencetak kertas dengan desain bernuansa oranye
Printer mencetak bungkus kemasan yang didesain Dank Canz.

Kemasan produk kreatif tentu berperan besar dalam menggaet pelanggan, tapi penampilan luar yang kece bukanlah penanda kualitas barangnya juga oke.

“Salah besar kalau kita menilai kualitas ganja dari bungkusnya yang rapi,” tandas James, pemakai ganja di London yang tidak menggunakan nama aslinya. “Saya rasa pembeli kerap tidak benar-benar mendapatkan produk sesuai yang tertera di kemasan. Kantong saset bisa disegel dengan mudah hingga terlihat seperti produk impor. Padahal, kantong itu banyak dijual di internet.”

“Tapi saya mengakui, semua merek butuh desainnya sendiri untuk bisa dikenal banyak orang. Saya pribadi suka mengikuti akun Instagram merek-merek yang strain dan kemasannya bagus.”

Popularitas bungkus kemasan keren meroket di tengah kekhawatiran ditemukannya strain ganja yang lebih kuat di berbagai negara, termasuk Inggris. Jenis ini diyakini memiliki risiko kesehatan yang sangat tinggi.

“Varietas THC dengan kadar tinggi telah menjamur selama 10-20 tahun terakhir,” terang Profesor Valerie Curran yang berspesialisasi dalam psikofarmakologi. “Penggunaannya yang sering telah dikaitkan dengan risiko kecanduan lebih tinggi – masalah kecanduan telah memengaruhi setidaknya sembilan persen pemakai dan 20 persen atau lebih pemakai ganja harian.”

“Jarang mengonsumsi pun bisa menyebabkan masalah psikosis yang serius – kondisi ini rawan terjadi pada orang-orang yang memiliki kecenderungan genetik untuk mengidapnya,” imbuhnya.

Konsumsi ganja telah diketahui memiliki berbagai risiko kesehatan, tapi fakta ini tak mampu menekan peningkatan jumlah pemakai ganja di Inggris. Dua juta warga Inggris bahkan mengaku mengisap ganja setidaknya sebulan sekali. Dengan kata lain, selama ada permintaan, bisnis desain kemasan ganja akan terus lancar jaya.