Berita  

Ilmuwan Penasaran Kenapa Manusia Jadi Semangat Joget Kalau Dengar Bass Rendah

Ritme musik yang menghentak-hentak selalu sukses membakar semangat kita. Suasana pun semakin menggelora, dan tanpa kita sadari, badan bergoyang mengikuti tempo lagu. Irama jedag jedug memang paling enak buat joget.

Hal yang terjadi secara naluriah ini rupanya mengusik benak para ilmuwan untuk menggali apa sebenarnya yang bikin orang lebih heboh saat mendengar efek suara bass yang mendalam. Tim peneliti Universitas McMaster di Ontario, Kanada, pun mengadakan konser dadakan di kampus mereka demi menemukan jawabannya.


Hasil eksperimen membuktikan speaker dengan frekuensi rendah (VLF) mampu memompa suara bass hingga terdengar lebih nendang, yang akhirnya membuat orang semakin tergoda menggerakkan badan. Tapi sayangnya, mereka belum berhasil mengungkap penyebab pastinya. Temuan ini diuraikan dalam jurnal Current Biology.

Para peneliti mengundang duo EDM Orphx tampil di LIVELab, laboratorium kampus yang juga berfungsi sebagai gedung konser. Sebelum pertunjukan dimulai, penonton menerima informasi soal parameternya dan diminta memakai alat berbentuk ikat kepala yang mampu mencatat gerakan tubuh mereka. LIVELab menggunakan pengeras suara berfrekuensi rendah selama konser berlangsung sekitar satu jam kurang lima menit. Namun, speaker akan dimatikan setiap 2,5 menit sekali untuk melihat reaksi tubuh penonton. “Data kami menunjukkan, penonton lebih banyak bergerak, rata-rata sebesar 11,8%, pada saat VLF dalam kondisi ON versus OFF,” tulis peneliti.

Para penonton diwawancarai selesai konser, dan diminta menceritakan pengalamannya. “Data kuesioner pasca-konser memperlihatkan para penonton merasakan sensasi frekuensi bass pada tubuh mereka selama menonton pertunjukan musik. Mereka mengaku sensasinya menyenangkan dan menimbulkan dorongan untuk bergerak (semuanya p < 0,001). Namun, sensasinya tidak sekuat seperti saat menonton konser serupa,” tim peneliti melanjutkan. Penonton sadar mereka joget lebih heboh saat VLF dinyalakan, tapi mereka sebenarnya tidak tahu ada speaker di sana.

Pada percobaan lain, peneliti menyuruh sejumlah orang mendengarkan rekaman suara konser melalui dua jenis speaker, salah satunya VLF, di lab mereka. Peserta eksperimen tidak tahu kapan suara deep bass muncul, tapi yang pasti mereka refleks menggoyangkan badan saat mendengarnya.

Sejauh ini, peneliti baru bisa memastikan tindakan spontan tersebut. “Gerakan tubuh meningkat ketika VLF dinyalakan. Berhubung suara VLF berada di bawah atau mendekati ambang pendengaran (dan percobaan berikutnya menunjukkan itu tak terdeteksi), kami percaya ini berkaitan dengan efek tidak sadar pada perilaku seseorang, kemungkinan melalui pemrosesan vestibular dan/atau taktil.”

Sistem vestibular yang terletak di bagian telinga dalam mengontrol keseimbangan tubuh kita, dan membantu badan tetap stabil saat bergerak. “Sistem vibrotaktil dan vestibular mencerna suara berfrekuensi rendah, dan berhubungan erat dengan sistem motorik, sehingga dapat memengaruhi peringkat alur, gerakan spontan dan persepsi ritme,” terang tim peneliti dalam studi mereka. “Ada teori bahwa sistem vestibular khususnya memengaruhi persepsi manusia tentang frekuensi rendah, ritme musik dan memunculkan dorongan untuk joget, sebagian karena efek vestibular-otonom.”

Terlepas kamu mengenali suara deep bass atau tidak, sulit bagimu menahan diri untuk tidak bergoyang ketika mendengarnya. “Hasil penelitian menunjukkan, intensitas perilaku yang kompleks dan sosial—menari—dapat ditingkatkan oleh VLF, meski orang tidak menyadarinya,” simpul para peneliti.