Berita  

Wagub Jabar Menyebut Poligami Bisa Jadi Solusi Atas Maraknya Penyebaran HIV/AIDS

wagub-jabar-menyebut-poligami-bisa-jadi-solusi-atas-maraknya-penyebaran-hiv/aids

Pernyataann Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang terbaru dapat membuat publik bertanya-tanya. Apakah politikus 53 tahun ini murni polos, atau sebenarnya sadar bahwa pernyataan problematis yang dia lontarkan mengundang eksposur besar. Yang pasti, pernyataan UU terkini saat menanggapi situasi HIV/AIDS di Bandung memicu perdebatan di medsos.

Mulanya adalah kemunculan data pengidap HIV yang viral. Dalam 30 tahun terakhir (1991-2021), Dinas Kesehatan Kota Bandung merekam sebanyak 5.943 kasus positif HIV ditemukan di Bandung. Dari total general itu, 11,8 persen pasien adalah ibu rumah tangga yang ditulari suami mereka. Lalu 44,48 persen adalah anak muda usia 20-29 tahun.


Menanggapi banyaknya ibu rumah tangga dan anak muda menjadi pengidap HIV ini, ternyata Wagub Uu punya pemikiran solutifnya sendiri. Jawaban atas dua masalah itu gampang saja: para suami silakan poligami, sedangkan anak muda jangan menunda-nunda menikah.

“Daripada terkena penyakit itu [HIV], menurut saya, solusi menekan angka penyebaran HIV/AIDS adalah menikah bagi anak-anak muda dan berpoligami bagi yang sudah nikah,” Uu mengatakan kepada Kompas, Selasa, 30 Agustus 2022.

Berikut penjelasan Uu soal alur berpikirnya. Pertama soal tingginya HIV di kalangan anak muda. Menurut Uu, menikah itu kan ibadah yang akan menjauhkan diri dari zina. Sementara zina lah yang menjadi pintu masuk HIV. Kesimpulannya, ayo nikah, biar tidak zina, biar tidak kena HIV.

Untuk mendukung program nikah muda ini, Uu mengimbau agar ortu yang anaknya masih belia tapi sudah ingin nikah, agar segera dinikahkan. Uu bahkan berjanji akan bicara dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil agar pemprov mengadakan nikah massal buat memfasilitasi warga yang ingin nikah tapi minim biaya.

Solusi versi Uu ini jelas bikin pusing. Karena premisnya: “nikah = tidak zina = tidak kena HIV”, langsung disangkal oleh temuan bahwa banyak ibu rumah tangga terinfeksi HIV dari suami legal mereka sendiri. Mungkin UU tak menyadari kontradiksi ini, mungkin juga beliau orangnya bodo amat. Sebab, solusi Uu untuk kasus HIV di kalangan istri justru dengan memfasilitasi nafsu para suami yang tak ada habisnya.

“Daripada seolah-olah dia [suami] tidak suka begitu, tapi akhirnya kena [HIV] ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil, kenapa tidak? Makanya, daripada ibu kena, sementara ketahuan suami seperti itu, mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” ujar Uu.

Logika aneh Uu sontak jadi perbincangan dan diduga kuat sudah bikin pasangannya, Gubernur Ridwan Kamil, jadi harus ikutan merespons. Beberapa jam setelah pernyataan UU viral, Kang Emil sampai perlu bikin twit khusus bahwa ia tak sepakat dengan cara pikir Uu.

“Dan pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat,” cuit Emil. Ia juga melampirkan daftar kegiatan penanggulangan HIV/AIDS yang sudah dilakukan Pemprov Jabar, yang jelas lebih empiris dan saintifik.

Ini kedua kalinya Uu menjadi sorotan, bukan karena prestasi, melainkan kontroversi. Juli kemarin ia sampai minta maaf ke publik karena asal jeplak. Saat itu ia diminta mengomentari kasus siswa SD di Tasikmalaya yang meninggal, diduga akibat depresi usai dirundung teman sepermainannya.

Kasus ini jelas tragis: korban dipaksa temannya menyetubuhi kucing, lalu direkam dan videonya disebarkan. Ada dugaan korban tak kuat menahan malu, kemudian jatuh sakit dan meninggal dunia.

Alih-alih bersimpati, Uu justru mengatakan kepada media bahwa pelaku perundungan tak perlu diproses hukum. “Candaan seperti itu. Biasalah itu, karena sekarang ada medsos dan diviralkan sekarang mungkin itu,” ujar mantan bupati Tasikmalaya 2011-2018 tersebut.

Uu, yang merupakan pimpinan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Barat, juga menyebut bahwa keputusan keluarga korban untuk tidak melaporkan kekerasan seksual tersebut ke polisi sebagai “kesolehan”.

Sebagai penutup agar warga Bandung lebih hati-hati pada pilihannya di pemilu mendatang, Wali Kota Bandung Yana Mulyana juga tengah berada dalam pantauan netizen usai meresmikan sebuah bangunan bernama “Gedung Dakwah Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS)”. Acara peresmian berlangsung Minggu kemarin (28/8) di Jalan R.A.A. Martanegara, Kota Bandung. 

Skandal ini sudah dikomentari Kementerian Agama. Dilansir dari situs resmi Kemenag, Stafsus Menteri Agama bidang Kerukunan Umat Beragama, Nuruzzaman, menyesalkan sikap Yana. Ia menyebut, sebagai aparat pemerintah, Yana seharusnya menjaga kerukunan beragama, bukannya mendukung sikap permusuhan. “Terhadap perbedaan pandangan baik di internal agama maupun antaragama, posisi negara adalah memoderasi, memfasilitasi dialog, agar kerukunan tetap terjaga,” ujar Nuruzzaman.