Berita  

Mengenal Hipospadia, Penyebab Atlet Voli Aprilia Manganan Kini Resmi Jadi Lelaki

mengenal-hipospadia,-penyebab-atlet-voli-aprilia-manganan-kini-resmi-jadi-lelaki

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Andika Perkasa jadi orang pertama yang memberikan kabar perubahan gender Aprilia Santini Manganang ke publik. Ia menyatakan atlet voli perempuan Indonesia yang populer karena berlaga di SEA Games 2015 dan ASEAN Games 2018 itu, yang sekaligus tentara Angkatan Darat berpangkat sersan dua (serda), telah ditetapkan secara medis berjenis kelamin laki-laki.

Pemeriksaan pada 3 Februari 2021 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, mengonfirmasi hasil ini. Andika menegaskan Aprilia mengalami kelainan bernama hipospadia.


“Saya ingin menyampaikan tentang salah satu prajurit TNI AD, yaitu Serda Aprilia Santini Manganang. Jadi saat dilahirkan, anak ini memiliki kelainan pada sistem reproduksinya. Dalam terminologi kesehatan disebut hipospadia,” kata Andika dalam jumpa pers di Markas Besar Angkatan Darat, Selasa (9/3), dilansir VIVA.

“Dari hasil pemeriksaan, ternyata dilihat dari pemeriksaan urologi ternyata [benar] bahwa Sersan Manganang lebih memiliki organ jenis kelamin laki-laki, bahkan tidak ada organ internal jenis kelamin wanita,” tambah Andika.

Berikut sedikit penjelasan ilmiah tentang kelainan ini. Hipospadia adalah kondisi bawaan lahir pada penis laki-laki. Secara sederhana, ada bentuk dan letak lubang saluran kemih yang tidak normal, biasanya di bawah atau samping penis. Meski belum jelas penyebabnya, hipospadia disinyalir beberapa ilmuwan dipicu anomali hormon yang memengaruhi tumbuh kembang saluran kemih janin laki-laki.

Situs Rumah Sakit Universitas Indonesia menyebut hipospadia bukan kasus yang terlalu langka, bisa terjadi pada 1 dari 250 sampai 300 kelahiran. Peluang terkena hipospadia akan membesar pada anak yang keluarganya pernah mengidap anomali sejenis. Satu-satunya jalan untuk mengobati hipospadia adalah melalui operasi korektif. Apabila sudah tumbuh dewasa dan tidak ada tindakan terhadapnya, biasanya sering timbul masalah pada organ kemih dan mengganggu aktivitas seksual.

Kabar tersebut disambut gembira Aprilia. Menurut keterangan Andika, sejak kecil Aprilia sudah merasa bahwa meski ia disebut perempuan, postur tubuhnya lebih menyerupai laki-laki. Masalah perawakan ini juga membuat Aprilia sempat kerap mendapat perundungan.

Setelah tim dokter memastikan dia mengalami hipospadia, Aprilia memutuskan menjalani operasi korektif di RSPAD Gatot Subroto. Dalam jumpa pers tersebut, Aprilia yang masih menjalani pemulihan di RS menyatakan rasa bahagia sekaligus terima kasihnya lewat video conference.

“Ini momen yang sangat saya tunggu, Bapak. Saya bahagia banget. Puji Tuhan Yesus saya bisa lewati ini dan saya sangat bersyukur Tuhan pakai Bapak dan Ibu untuk mempertemukan saya,” ujarnya, dikutip Detik.

“Saya berterima kasih ke dokter yang sudah membantu saya. Saya sangat bahagia selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya tahun ini bisa tercapai,” tambahnya.

Salah tafsir menjadi perempuan ini terjadi sebab keluarga dan paramedis Aprilia diakuinya tidak paham soal kelainan ini. Pada saat lahir, Aprilia dinyatakan sebagai perempuan karena bentuk alat kelamin yang berbeda dan tidak mirip laki-laki. Sesederhana itulah ia menjalani hidup sebagai perempuan selama 28 tahun. Baru pada 2021 Aprilia menjalani pemeriksaan medis di RSPAD Gatot Subroto dan mendapati fakta medis tentang kadar testosteron, saluran kemih, sampai pencitraan resonansi magnetik (MRI) yang menyatakan ia adalah laki-laki.

Terkait status Aprilia di TNI AD, saat dinyatakan sudah siap kembali bertugas nanti, rencananya ia akan dipindahtugaskan menjadi bintara di komunitas ajudan jenderal di TNI AD. Ia juga disebut akan berganti nama.

Postur Aprilia yang menyerupai laki-laki kerap mengundang protes dari lawan mainnya saat bertanding voli. Pada Liga Bola Voli Indonesia (Livoli) 2011, tercatat tim Popsivo Polwan menolak bertanding karena tim yang memayungi Aprilia, ALKO Bandung, tidak mengeluarkan hasil tes terhadap jenis kelamin Aprilia. Pada 2013, tim Bank Jatim Surabaya dan Petrokimia Gresik juga melakukan hal sama.

Keberatan serupa juga terjadi di laga internasional. Pada 2015, timnas bola voli Filipina melayangkan protes kepada panitia SEA Games 2015 Singapura karena Indonesia dianggap membawa seorang pria dalam tim putrinya. Filipina lantas meminta komite penyelenggara SEA Games 2015 untuk melakukan tes kepada Aprilia. Permintaan ini kemudian ditolak dan Aprilia tetap diperbolehkan bermain. Di turnamen tersebut, Indonesia membawa pulang medali perunggu.