Berita  

Medsos Diblokir, Bintang Film Dewasa Rusia di Pornhub Ikut Gerakan Setop Perang

medsos-diblokir,-bintang-film-dewasa-rusia-di-pornhub-ikut-gerakan-setop-perang

Dalam video yang diunggah pekan lalu ke Pornhub, kegelapan masih menyelimuti setiap sudut ibu kota Kyiv. Hanya segelintir lampu apartemen yang masih menyala di sana-sini. Kate, yang merekam video tersebut, terdengar menghela napas berat. Raung sirene tanda serangan udara terdengar di kejauhan, memecah kesunyian malam. Semakin banyak lampu yang menyala, orang-orang terbangun di hari kelima invasi skala penuh Rusia ke Ukraina.

Itu pertama kalinya Kate, pemain film dewasa, mendengar sirene peringatan serangan udara dalam hidupnya. Sebelum Rusia mengebom kota tempat tinggalnya akhir Februari lalu, Kate mengunggah video berhubungan intim dengan pasangannya di balkon, kamar kecil diskotek atau di tengah hutan. Sekarang, dia berharap orang-orang menonton video terbarunya yang menggambarkan ketegangan di tengah perang.


Kate hanyalah satu dari sekian banyak orang Ukraina yang beralih ke situs video dewasa untuk melaporkan situasi terbaru di negara mereka.

Bintang Pornhub bernama Mikel Prado, misalnya, memposting video emoji hati berdetak dalam warna bendera nasional Ukraina. Video tersebut berjudul “SAVE UKRAINE #NoWar #StopRussia.

“Saya merasa tidak aman sama sekali. Serangan udara terdengar sejak pagi,” katanya kepada Motherboard. “Para fasis Rusia mengebom sekolah hari ini, nyaris hancur total. Itu benar-benar mengerikan. Barusan terdengar peringatan serangan udara, saya tidak bisa lanjut mengobrol. Saya akan menghubungimu lagi jika saya selamat.”

“Kami menginginkan perdamaian, kami menolak pertumpahan darah!”

Sementara itu, artis Pornhub dari Rusia menggunakan platform tersebut untuk menentang invasi yang dilakukan negaranya terhadap Ukraina.

Dua sejoli yang mengelola akun bisexcouplefamily di Pornhub bersuara mengecam tindakan pemerintah Rusia melalui video yang diunggah pekan lalu. Mereka biasanya membagikan konten syur berdurasi pendek, tapi kali ini mereka berpakaian lengkap dan menceritakan betapa malunya mereka sebagai warga negara Rusia.

“Gara-gara kesalahan pihak berkuasa, negara kami sekarang terlihat seperti agresor di mata dunia. Satu-satunya yang bisa kami lakukan sekarang hanyalah mengekspresikan pendapat kami,” kata mereka dalam bahasa Rusia.

Ada ancaman bahaya bagi rakyat yang mengkritik presiden Putin. Akhir Februari lalu, polisi Rusia menangkap ribuan pengunjuk rasa yang berdemo menolak perang. Lima orang anak usia SD bahkan ditahan karena kedapatan menenteng poster anti-perang.

Moskow telah membatasi akses ke berbagai media asing dan independen yang dituding melakukan kampanye anti-Rusia. Setelah memblokir Twitter dan Facebook, lembaga penyensoran Rusia mengancam akan melakukan hal serupa kepada situs Wikipedia. Sejumlah orang mengunggah foto kerusakan dan korban invasi militer Rusia pada ulasan Google Maps sebagai upaya memberikan informasi terbaru tentang Ukraina, tapi Google menghambat mereka melakukan hal tersebut karena dinilai melanggar persyaratan penggunaan aplikasi. Pornhub menjadi tempat terakhir bagi mereka untuk bersuara.

“Kami hanya ingin menyampaikan tak ada yang lebih buruk selain kematian orang tak bersalah akibat perseteruan pemerintah kedua negara. Ini mengerikan! Banyak orang di Rusia mengungkapkan kemarahan mereka atas apa yang terjadi, terlepas dari tekanan dari pemerintah yang semakin mempersulit kami untuk melakukan ini,” tutur bisexcouplefamily, meminta agar dirahasiakan identitas aslinya.

Rusia mem-blacklist 136 situs bokep pada 2015, dengan alasan “mempropagandakan hubungan seksual nontradisional dan menumbuhkan rasa tidak hormat terhadap orang tua dan anggota keluarga lain, serta membahayakan nilai-nilai kekeluargaan.” Dua tahun kemudian, Rusia mendesak Pornhub untuk meminta pengguna menunjukkan semacam paspor sebelum mengunjungi situs. Karena desakan ini, platform tersebut mewajibkan pengguna di Rusia masuk melalui Vkontakte (VK), jejaring sosial ciptaan Rusia.

Terlepas dari semua ini, situs dewasa menjadi satu-satunya wadah konten yang masih bisa diakses di dalam gelembung media Putin. Para kreator OnlyFans di Ukraina aktif memberi update tentang kehidupan mereka di tengah perang, sedangkan kreator Rusia khawatir negara akan menghambat mereka menyetorkan pendapatan ke rekening pribadi.

Pembatasan informasi, ditambah maraknya disinformasi di berbagai media pemerintah, mempersulit orang Rusia untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.

“Kami mendapat informasi serangan terjadi dari semua sisi, dan terkadang sulit untuk menentukan mana yang bisa dipercaya atau tidak,” kata pengelola akun bisexcouplefamily. “Hal terbaik yang bisa dilakukan sekarang yaitu terus mengeluarkan pendapat dan membantu satu sama lain. Kami ingin menunjukkan bahwa rakyat Rusia TIDAK SAMA dengan pemerintah Rusia. Kami menginginkan perdamaian, kami menolak pertumpahan darah!”

“Saya melihat perhatian besar terhadap perang di Ukraina. Saya berharap semakin banyak orang mengetahui apa yang sedang terjadi di sini,” bunyi pesan Kate yang dikirim melalui DM. “Ini tak hanya penting untuk saya. Peristiwa yang terjadi di Ukraina memengaruhi seluruh dunia. Negara kami memisahkan Eropa dari organisasi teroris terbesar. Siapa saja yang mengkhawatirkan situasi ini bisa ikut berjuang.”