Berita  

Elon Musk Resmi Jadi Pemilik Baru, Sebagian Karyawan Twitter Suarakan Kecemasan

elon-musk-resmi-jadi-pemilik-baru,-sebagian-karyawan-twitter-suarakan-kecemasan

Direksi Twitter mengumumkan bahwa mereka menerima tawaran orang terkaya sedunia, Elon Musk, untuk membeli platform media sosial tersebut senilai US$44 miliar (setara Rp634 triliun, mengacu pada kurs akhir April 2022). Pengumuman tersebut mengakhiri drama selama tiga pekan terakhir, sejak Musk secara terbuka mengungkapkan niatnya mengakuisisi Twitter (yang bahkan lewat guyon sudah dia utarakan sejak 2017).

Saga ini bermula pada awal April 2022, ketika Musk diumumkan memborong saham; menjadi pemilik saham terbesar medsos itu’; ditawari masuk direksi, menolak gabung direksi Twitter; lalu mendadak merancang skema membeli Twitter untuk membuatnya tak lagi jadi perusahaan yang melantai di bursa.


Setelah Elon mengiming-imingi direksi dengan berniat membeli mayoritas saham senilai US$54.20 per lembar, dan memastikan kalau dia punya duitnya dibantu patungan dana dari firma keuangan Morgan Stanley, orang-orang di manajemen tertinggi Twitter akhirnya tergoda melepas saham mereka.

Pengumuman Elon Musk sebagai calon pemilik baru ini memicu perdebatan besar di Amerika Serikat, salah satu pasar terbesar pengguna Twitter. Sebagian kelompok progresif dan kiri di AS menganggap sikap Elon sering bertentangan dengan prinsip demokrasi. Dia juga dikhawatirkan hendak mengembalikan akun-akun yang sebelumnya terlarang di Twitter, salah satunya mantan Presiden Donald Trump.

Kekhawatiran serupa turut disuarakan sebagian karyawan di Twitter. Pada 11 April, lewat akun pribadinya, Direktur Dewan Etika, Transparansi, dan Akuntabilitas Twitter, Rumman Chowdhury, memprediksi banyak talenta di Twitter akan memilih keluar jika Elon betul-betul sukses membeli Twitter.

Pasalnya, sebagian karyawan Twitter menganggap Elon sebagai miliarder bakal menyetir salah satu medsos terbesar di dunia untuk melayani kepentingan bisnis pribadinya. Elon juga dianggap terlalu dekat dengan politikus sayap kanan Amerika Serikat, itu sebabnya ada rumor dia bakal mengembalikan akun-akun problematis semacam Trump.

“Menarik juga melihat bagaimana [Elon] kelak menguasai perusahaan ini dengan ditinggalkan banyak karyawannya,” tulis Chowdhury.

Pengusaha berusia 50 tahun itu berusaha menenangkan publik maupun calon anak buahnya di Twitter. Dia menjamin niatnya membeli Twitter justru dilatari kecintaannya pada platform mikroblogging tersebut. Proses pembelian ini belum sepenuhnya tuntas, karena masih harus dikaji oleh otoritas antimonopoli di AS. Elon diprediksi baru sepenuhnya jadi pemilik Twitter pada akhir 2022.

“Kebebasan berekspresi adalah pondasi bagi demokrasi untuk berfungsi sebagaimana mestinya. Twitter merupakan alun-alun kota digital, ruang publik yang penting untuk memperdebatkan masa depan umat manusia,” ujar Elon dalam keterangan tertulis yang diunggah ke Twitter pada 26 April 2022. “Saya ingin membuat Twitter jadi platform yang lebih menarik, dengan menambahkan fitur-fitur baru, membuat algoritma kita berbasis open source, membabat akun-akun bots, dan mengupayakan otentifikasi supaya mayoritas pengguna Twitter adalah manusia betulan.”

Beberapa jam setelah pembelian itu diumumkan, CEO Twitter Parag Agrawal menggelar diskusi town hall dengan para karyawan. Seperti diduga, sebagian karyawan mempertanyakan masa depan mereka jika nanti Elon berkuasa sebagai pemilik.

Agrawal, merujuk salinan diskusi town hall yang didapat media, menjamin tidak ada rencana PHK sejauh ini. Karyawan juga akan bekerja seperti biasa hingga enam bulan ke depan. Setelahnya, ketika Elon resmi menjadi pemilik, baru mungkin ada perubahan kebijakan.

Beberapa karyawan bertanya pada Agrawal, apakah Elon ingin mengubah kebijakan algoritma serta machine learning di Twitter yang menghormati pengguna serta mengembalikan akun problematis macam Trump?

Agrawal menjawab secara diplomatis, bahwa pada dasarnya Elon pasti ingin membuat Twitter menjadi platform media sosial yang lebih menyenangkan digunakan siapapun.

“Saya paham bila sebagian dari kalian cemas, ada yang gembira, ada yang ingin tahu seperti apa masa depan Twitter,” ujar Agrawal. “Mar kita tunggu saja. Jika seluruh perkara administrasi pembelian ini tuntas [dan Elon resmi bergabung], barulah kita bisa lebih memahami arah perusahaan ke depan.”

Elon Musk kini memantabkan posisinya sebagai salah satu karakter utama di Internet. Elon sudah sering jadi meme, tokoh idola, sekaligus sosok yang dibenci karena statusnya sebagai miliarder pemilik perusahaan mobil listrik Tesla dan produsen roket jelajah luar angkasa SpaceX. Dia sudah pasti akan semakin berkuasa di jagat maya berkat statusnya sebagai pemilik Twitter.

Pengguna Twitter yang atas alasan apapun tidak setuju pada akuisisi Elon Musk, dalam pantauan VICE mulai merancang migrasi ke platform lain. Salah satunya adalah Mastodon, platform mirip Twitter yang statusnya open source serta bersifat seperti federasi. Sementara akun sayap kanan dan penggemar Trump yang masih dendam idolanya di-banned permanen dari Twitter menuntut Elon agar menghidupkan lagi akun Trump.