Sumber Air Bonle’u Ditutup Dengan Ritual Adat.
Liputan4.com, Soe-TTS
Masyarakat Desa Bonle’u,Kecamatan Tobu, Kabupaten TTS, akhirnya resmi melakukan penutupan sumber air usai bersepakat bersama.
Penutupan dilakukan pada hari Minggu (30/5/2021) ditandai dengan ritual adat secara bergantian oleh tokoh adat Desa Bonle’u, yang sebelumnya juga melakukan ritual adat untuk melepaskan air ke Soe pada salah titik pembuangan di Upumnasi Desa setempat.
Selain itu juga dilakukan penutupan di sumber mata air di Gunung Mutis.
Ritual adat penutupan sumber mata yang dihadiri oleh para Amaf Desa Bonle’u yang terdiri dari Liem-Olla, Baun-Anone yang didampingi Meob diantaranya Ollin-Fobia, digantungkan sebatang daun yang merupakan tanda larangan bagi siapa saja untuk tidak serta merta melepaskan air kembali ke Soe tanpa sepengetahuan tokoh adat, tokoh masyarakat dan para Amaf serta Meob Desa Bonle’u.
Daun yang digantungkan sebagai larangan tersebut, diserahkan oleh Meob Ollin-Fobia, Joni Babu dan diterima oleh para Amaf yakni Obed Liem, Markus Liem dan Simon Liem disaksikan oleh para masyarakat yang mendukung penutupan sumber mata air tersebut.
Penutupan sumber mata air tersebut juga dituangkan dalam satu barita acara penutupan sumber mata air yang dibacakan oleh salah seorang Meob, Melky Fobia. Berita acara tersebut juga ditandatangani oleh 97 masyarakat Desa Bonle’u sebagai utusan dari ribuan masyarakat Desa Bonle’u.
Camat Tobu, Yusak Talan bersama staf sempat hadir menyaksikan pelepasan air di Upumnasi oleh masyarakat.
Disela-sela penutupan sumber mata air para Amaf Obed Liem, Markus Liem, Simon Liem didampingi oleh Meob Ollin-Fobia Desa Bonle’u, mengatakan pihaknya sepakat melakukan penutupan sumber mata air sebagai bentuk kekecewaan terhadap Pemda TTS yang tidak pernah ada perhatian pemerintah kepada Desa Bonle’u yang berkontribusi untuk daerah.
Oleh karena itu, dalam berita acara penutupan tersebut dituangkan lima item permintaan masyarakat atas janji para pemerintah kepada masyarakat TTS.
Kelima item tersebut diantaranya, permintaan pertama, pembangunan jalan aspal (Hotmix) dari Saubalan ke Desa Bonle’u, kedua, pembangunan jembatan, ketiga perluasan jaringan listrik bagi masyarakat Desa Bonle’u yang belum menikmati listrik, pengembalian 10 persen dan poin kelima, jika Pemda Kabupaten TTS tidak menghendaki maka jaringan pipa yang melintasi tanah warga Bonle’u agar segera dicabut.
Sementara itu, tokoh adat yang juga tokoh Agama Markus Liem menegaskan sejak 1996 sumber mata air Bonle’u ditarik ke Soe sama sekali tidak ada perhatian pemerintah.
Sampai pada 2021, sudah alokasikan anggaran tetapi setelah proses tender selesai, masyarakat mendengar informasi jika pekerjaan jalan menuju Desa Bonle’u dibatalkan.
Hal inilah yang membuat masyarakat kecewa sehingga mengambil sikap untuk tutup air sampai adanya pekerjaan jalan dari Saubalan menuju Desa Bonle’u.
Hal senada dikatakan, Joni Babu yang merupakan Meob dari Ollin-Fobia bahwa pihaknya sangat kecewa karena selama ini Bonle’u dijadikan sebagai tempat titipan. Yang mana sejak 2019, sudah dialokasikan anggaran untuk pekerjaan jalan, tetapi sampai saat ini jalan tersebut tidak pernah dikerjakan.
Bahkan pada 2021 lanjut Joni, sudah alokasikan anggaran sebesar Rp 3,5 miliar tetapi direvocusing sementara item pekerjaan lain di desa lain tetap berjalan.
Oleh karena itu, kami menutup air sampai adanya pekerjaan jalan Hotmix dari Desa Saubalan ke Desa Bonle’u maka kami akan lepas air menuju Kota Soe dan kembali dikelolah oleh PDAM Soe.
“Kami bukan tutup total, tetapi hanya sementara sebagai bentuk tagih janji kalau jalan Hotmix sudah dikerjakan, maka kami akan lepas air kembali ke Kota Soe,”Ujarnya.
Berita dengan Judul: Warga Bonle’u Tutup Air Dengan Ritual Adat, Ada 5 Poin Permintaan Kepada Pemda pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Simron Yerifrans