Ronnie Brunswijk memiliki perjalanan hidup yang cukup ajaib. Statusnya adalah mantan pemberontak yang juga sempat jadi terpidana bandar narkoba. Lelaki 60 tahun itu sekarang menjabat sebagai wakil presiden Suriname, negara di Amerika Latin yang dihuni banyak orang dari etnis keturunan Jawa, sehingga mendiang Didi Kempot tenar di sana. Seakan tak puas bisa menjadi pejabat tinggi, Brunswijk baru saja resmi diturunkan jadi pemain starting line-up oleh klub sepakbola profesional Inter Moengotapoe.
Dia bisa dibilang pemain sepakbola profesional di kompetisi resmi tertua sedunia. Masalahnya cuma satu: Inter Moengotapoe adalah klub yang mayoritas sahamnya dimiliki Ronnie Brunswijk sendiri.
Timnya bertanding melawan klub Olimpia dari Honduras dalam kompetisi Konfederasi Sepak Bola Asosiasi Amerika Utara, Tengah dan Karibia (Concacaf), salah satu dari enam liga kontinental FIFA, pada Selasa (22/9) malam waktu setempat. Pertandingannya digelar di stadion yang terinspirasi dari namanya, Ronnie Brunswijkstadion.
Brunswijk lahir pada 1961, enam bulan sebelum Concacaf terbentuk. ESPN melansir, wakil presiden negara di Amerika Selatan ini bermain sebagai penyerang tengah selama 50 menit dan menyelesaikan sebagian besar operan. Dia juga menjabat sebagai kapten tim. Tampaknya, menjadi pemain bola profesional adalah salah satu cita-cita Brunswijk yang baru bisa terwujud sekarang.
Brunswijk dikabarkan memiliki 50 orang anak, dan salah satu anaknya bahkan turut bertanding bersama di atas lapangan. Putranya yang bernama Damian bermain selama 28 menit sebelum diganti.
Brunswijk tetap bersemangat meski timnya kalah telak 0-6 dari Olimpia. Video viral menampilkan Brunswijk memasuki ruang ganti tim Honduras dan membagikan segepok uang tunai.
Concacaf mengeluarkan pernyataan yang menjanjikan “penyelidikan formal” terhadap video tersebut karena “menimbulkan potensi masalah integritas liga sepakbola profesional di kawasan”.
Terlepas dari penyelidikan Concacaf, Brunswijk takkan bisa mengikuti pertandingan selanjutnya karena diselenggarakan di luar negeri. Pada 1999, dia dijatuhi hukuman delapan tahun penjara secara in absentia (tanpa kehadiran) oleh pengadilan Belanda karena kasus pengedaran kokain. Buronan Interpol ini sudah pasti ditangkap jika meninggalkan Suriname.
Brunswijk diduga memulai karier kriminal sebagai perampok bank setelah keluar dari tentara pada 1980-an. Saat itu, dia memimpin kelompok gerilya berjuluk “Komando Hutan” melawan pemerintahan Suriname. Dia bahkan dijuluki “Robin Hood-nya Suriname” karena membagi-bagikan uang hasil curian ke rakyat.
Rekan-rekan pejuangnya menjadi bagian dari tentara Suriname setelah menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pada 1990-an. Dari situ, Brunswijk didakwa atas keterlibatannya dalam pengedaran narkoba.
Dia membantah semua tuduhannya di masa lalu, dan mengklaim kekayaannya berasal dari konsesi pertambangan kayu dan emas.
Klub Inter Moengotapoe berasal dari distrik Marowijne, tempat tinggal Brunswijk semasa kecil dulu. Kebangkitan politik Brunswijk juga mencetak sejarah di Suriname. Dia wakil presiden pertama yang merupakan keturunan budak yang melarikan diri dan mendiami wilayah yang dikenal sebagai Maroon.