Berita  

Wali Kota di Jepang Mundur usai Kepergok Bikin Fasilitas Sauna Pribadi di Kantor

wali-kota-di-jepang-mundur-usai-kepergok-bikin-fasilitas-sauna-pribadi-di-kantor

Apa sih fasilitas hiburan kantor yang pengin kalian dapat andai kalian sudah memiliki ruangan kerja sendiri? Kulkas mini? PlayStation 5?

Wali Kota bernama Hiroki Tomita jelas tahu apa yang dia mau. Sejak lama dia memimpikan ruang kerjanya memiliki fasilitas sauna pribadi. Masalahnya, ambisi itu membuatnya dikecam publik dan akhirnya terpaksa mundur dari jabatannya.


Tomita adalah pemimpin kota Ikeda, di Prefektur Osaka. Dia menjabat sejak 2019. Sauna pribadi itu dia bikin di ruangan kantornya sejak Juli 2020. Ketika akhirnya diliput media lokal awal bulan ini, Tomita mengaku perlu sering-sering mandi uap “karena alasan kesehatan”. Sebelum jadi wali kota, Tomita adalah atlet american football. Lelaki 44 tahun itu mengaku punya problem hernia gara-gara masa lalunya sebagai atlet.

Namun liputan soal sauna itu tidak disambut baik masyarakat Ikeda. Dia dianggap bermewah-mewahan serta memboroskan anggaran pemkot. Kecaman di medsos maupun dari surat terbuka mengarah ke Tomita sebulan terakhir, sampai sang wali kota akhirnya mengumumkan pengunduran diri.

“Karena adanya fasilitas sauna tersebut, saya justru menimbulkan ketidaknyamanan bagi jajaran pemerintah kota Ikeda. Saya meminta maaf sebesar-besarnya atas persoalan ini,” kata Tomita dalam jumpa pers pada 26 April 2021.

sauna, japan, politician
Seperti inilah fasilitas sauna pribadi di ruang kerja wali kota Tomita. Foto via YouTube/FNN Prime Online

Pengunduran diri Tomita bertepatan dengan situasi pandemi di Osaka yang memburuk. Prefektur itu, termasuk Ikeda, mencatatkan angka penularan dan kematian akibat Covid-19 tertinggi se-Jepang. Di Osaka, lebih dari 1.000 orang per hari tertular virus Sars Cov-2.

Akibat situasi tersebut, Prefektur Osaka mengumumkan situasi darurat kesehatan mulai 25 April hingga 11 Mei disusul pemberlakuan lockdown. Perilaku Tomita yang pamer sauna turut dianggap masyarakat tidak sensitif pada situasi darurat pandemi.

Masyarakat Jepang secara umum mengaku kecewa dengan kelambanan pemerintah mereka merespons pandemi. Hingga April 2021, total populasi Jepang yang sudah divaksin tak sampai 2 persen. Selain itu, banyak pegawai pemerintah, termasuk pejabat, yang justru terekam video memberi contoh buruk mengabaikan lockdwon.

Tomita sendiri, meski tidak punya masalah soal penanganan pandemi, rupanya sudah sering berulah. Fasilitas sauna pribadi ini hanya puncak gunung es dari berbagai masalah pribadinya selama menjabat.

Dia sebelumnya dilaporkan media membangun gym pakai uang APBD Kota Ikeda. Kemudian memerintahkan stafnya beli microwave serta pengering rambut untuk keperluan pribadi. Selain itu, beberapa anak buahnya secara anonim mengaku sang wali kota sering membully, berteriak, dan mengucapkan kata-kata kotor kalau keinginannya tak dituruti.

Tomita tidak akan langsung meninggalkan jabatannya. Dia mengaku pengunduran dirinya berlaku efektif, setelah program vaksinasi warga lanjut usia di Kota Ikeda rampung pertengahan tahun ini.

Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.