Berita  

Video Viral Orangutan ‘Pelesir’ Masuk Kampung di Kaltim Jadi Bukti Habitat Mereka Rusak

video-viral-orangutan-‘pelesir’-masuk-kampung-di-kaltim-jadi-bukti-habitat-mereka-rusak

Seekor orangutan di Kalimantan Timur menjadi subyek video viral pada awal Juni 2021. Dia berkeliaran masuk perkampungan di Desa Lusan, Muara Koman, Kabupaten Penajam Paser Utara. Video itu sekilas menampilkan sosok hewan imut yang ramah berinteraksi dengan warga kampung. Namun, di sisi lain, video tersebut merupakan potret nyata kerusakan hutan yang amat massif di Pulau Borneo.

Orangutan itu ternyata kelaparan dan nekat masuk permukiman manusia demi mencari makan. Dari analisis pakar, orangutan yang viral ini masuk subspesies Pongo pygmaeus pygmaeus, satu dari tiga subspesies endemik orangutan di hutan Kalimantan. Indonesia masih punya satu jenis lain orangutan yang hidup di Sumatra.


Berdasarkan data the World Wildlife Fund, orangutan masuk kategori hewan yang terancam populasinya di alam liar. Populasi terkini mereka tinggal 104.700 ekor di berbagai lokasi Borneo. Bila kerusakan hutan terus berlangsung di Sumatra dan Kalimantan, tinggal tunggu waktu sampai mereka betul-betul punah.

Kepala Desa Lusan, Muhammad Irham, menyatakan awalnya orangutan itu bergelantungan dari pohon ke pohon dekat perkampungan. Istrinya yang pertama kali melihat orangutan itu mendekat ke rumahnya. Istri Irham lantas memanggil warga lain untuk meminta bantuan.

“Dia tampaknya cari makan dan terlihat kelaparan,” kata Irham saat dihubungi VICE World News.

Screen Shot 2564-06-16 at 14.18.00.png
Screenshot video viral yang menampilkan orangutan masuk kampung di Kaltim. Foto dari arsip BKSDA Balikpapan

Dalam rekaman yang viral, setelah turun dari pohon, orangutan itu bersedia dipapah warga. Dia berjalan-jalan dikerumuni warga yang merekamnya dengan ponsel. Beberapa netizen menyebutnya seakan sedang “pelesir” atau “jalan-jalan” ke kampung.

Beberapa warga Lusan lantas memberinya buah nangka, pisang, dan susu. Setelah agak kenyang, si orangutan menuju pohon di belakang salah satu rumah dan tertidur.

Screen Shot 2564-06-16 at 13.36.24.png
Screenshot video viral yang menampilkan orangutan masuk kampung di Kaltim. Foto dari arsip BKSDA Balikpapan

Orangutan itu sempat pulang ke hutan, namun dua hari kemudian masuk kampung lagi untuk kembali mencari makanan. Interaksi antara manusia dan orangutan di Desa Lusan sekilas mengharukan, bahkan lucu. Namun sebetulnya ada risiko besar yang barangkali tidak disadari warga. Orangutan liar lazimnya cukup agresif pada manusia.

“Dalam skenario berbeda, orangutan sangat mungkin melukai penduduk desa tersebut,” kata Jamartin Sihite, CEO Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation.

Screen Shot 2564-06-16 at 14.17.07.png
Screenshot video viral yang menampilkan orangutan masuk kampung di Kaltim. Foto dari arsip BKSDA Balikpapan

Setelah mendapat informasi dari video yang viral, petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Balikpapan, Kaltim, mengunjungi Desa Lusan. Mereka bergegas mengangkut orangutan malang itu ke penangkaran yang lebih layak. Bila nanti kesehatannya membaik, dia akan kembali dilepas ke alam liar.

Dari analisis sementara BKSDA Balikpapan, orangutan ini kemungkinan adalah peserta program konservasi beberapa tahun lalu. Sebab ditemukan mikrochip di tubuh orangutan, yang berfungsi memantau pergerakannya. Itu kemungkinan besar penyebab orangutan ini tak terlalu agresif pada manusia.

Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Kaltim Seksi Konservasi Wilayah III, Posda Gressya, saat diwawancarai Kompas.com, mengakui masuknya orangutan ke perkampungan warga akibat kerusakan habitat yang masif di Kaltim. “Kalau satwa sudah tidak ada habitatnya atau habitatnya rusak, dia akan keluar mau cari makan,” kata Gressya.

BKSDA lantas memberi imbauan, apabila insiden serupa terjadi lagi di masa mendatang, warga sebisa mungkin jangan mengerumuni satwa itu. Sebab orangutan bisa menularkan penyakit tertentu pada manusia, apalagi ketika tidak dilakukan protokol kesehatan yang ketat saat interaksi.

Video yang viral itu segera dibanjiri komentar netizen yang menuntut pemerintah serius mengendalikan ekspansi perusahaan tambang dan perkebunan di Kalimantan. Sebab, tanpa kebijakan yang pro-lingkungan, habitat satwa endemik macam orangutan akan terus terancam.

Menurut Sihite, selain penyusutan habitat, perubahan iklim serta kebakaran hutan yang kerap dialami Kalimantan turut berperan membatasi ruang gerak orangutan. Dia khawatir insiden serupa bakal makin sering terjadi di masa mendatang.