Berita  

Upaya Para Perempuan Melawan Stereotipe Pacaran dengan Berondong

upaya-para-perempuan-melawan-stereotipe-pacaran-dengan-berondong

“Perempuan harus lebih muda dari pasangannya.”

Begitulah kira-kira ucapan yang sering didengar Pallavi Barnwal dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan dalam film-film dan cerita fiksi sekalipun, perempuan kerap digambarkan menyukai laki-laki yang usianya terpaut lebih tua. Dia memperhatikan suatu hubungan akan langsung dicap aneh jika perempuan punya pacar atau suami yang lebih muda.


“Tak ada yang peduli kalau perempuan mengencani lelaki yang 20 tahun lebih tua, misalnya. Malah itu disanjung di beberapa kalangan sosial,” terang Pallavi, coach yang berspesialisasi dalam hubungan intim.

Pengalaman pribadinya membuktikan tidak ada bedanya menjalin hubungan asmara dengan lelaki yang lebih muda. Hari-hari yang ia lalui bersama pacar sama saja seperti kebanyakan pasangan kekasih di luar sana. Menurutnya, perbedaan umur tidak menjadi persoalan asalkan hubungan dibangun atas dasar saling cinta, dan kedua belah pihak mampu berpikir matang serta menghargai batasan satu sama lain. Setidaknya itulah yang dirasakan perempuan 38 tahun ini ketika memacari lelaki yang 10 tahun lebih muda darinya.

“Pasangan saya awalnya bimbang begitu menyadari saya akan menginjak usia 50-an saat dia berumur 38 tahun,” kenang Pallavi. “Dia khawatir aktivitas ranjang kami akan berubah. Saya langsung menenangkannya, bahwa stamina saya sama kuatnya seperti saat saya berusia 20-an.”

Lelaki idamannya mengajarkan cara menikmati hidup dan bersenang-senang, membuat hari-hari Pallavi terasa lebih berwarna. Hal-hal sepele seperti kencan dadakan, atau jalan-jalan ke tempat yang belum pernah dikunjungi, semakin menambah keseruan mereka.

Perempuan India berambut lurus mengenakan sweater warna-warni
Foto dari arsip pribadi Pallavi Barnwal

“Hubungan akan berjalan lancar jika kamu tidak repot-repot memikirkan stereotipe,” Pallavi menjelaskan. “Saya dan pasangan tidak buta terhadap kepraktisan hubungan ini. Saya sadar pasangan belum siap memasuki jenjang yang lebih serius, tapi kami mampu membicarakannya baik-baik. Meski akhirnya kami putus, saya dan pasangan bisa saling memberi ruang untuk memproses semuanya.” Dengan kata lain, baik Pallavi maupun pasangannya tak pernah memaksakan kehendak mereka satu sama lain.

Neuropsikolog Jasdeep Mago menyebut gagasan perempuan tidak boleh mengencani berondong telah mendarah daging di masyarakat, yang kemudian memicu stigma sosial terhadap mereka. Karena alasan inilah perempuan tak jarang berpikir seribu kali sebelum mendekati laki-laki yang lebih muda.

“Keraguan yang perempuan miliki tentang lelaki muda baru bisa hilang setelah mereka menyingkirkan ‘hambatan mental’ ini,” tuturnya. “Contohnya, mereka mungkin khawatir cowok yang lebih muda tidak dapat bersikap dewasa. Tapi mereka harus menyadari kedewasaan seseorang punya arti yang berbeda-beda. Lelaki yang lebih muda mungkin belum terbiasa menangani masalah keluarga yang rumit, tapi bisa jadi hidup mereka sudah mapan. Atau mungkin mereka bisa melengkapimu di area lain?”

Perempuan berambut panjang mengenakan kemeja putih
Foto dari arsip pribadi Jasdeep Mago.

Radha, bankir investasi yang saat ini berusia 47, sudah empat tahun mesra bareng pacarnya yang 18 tahun lebih muda. Menurut perempuan ini, keseharian mereka dipenuhi “kejutan menyenangkan, gelak tawa dan cerita menarik.”

“Saya beruntung bisa punya rumah sendiri, jadi tak perlu menghiraukan apa kata orang tentang hubungan kami,” ujarnya. “Saya rasa inilah keuntungan menjadi perempuan independen di usia 40-an — kamu bebas mencintai siapa pun yang kamu sukai.”

Selama empat tahun terakhir, Radha dan pasangannya sama-sama belajar demi menciptakan hubungan yang lebih sehat. Radha mengatakan, dalam hubungan ideal, masing-masing harus saling peduli, menyayangi dan mendukung satu sama lain untuk tumbuh secara emosional. Menurutnya, hubungan yang sehat takkan membuatmu merasa tertekan.

“Saya tidak bermaksud mengolok-olok jenis hubungan lain, atau mengklaim perbedaan umur adalah hal terbaik dalam hubungan. Tapi saya telah menyaksikan sendiri pernikahan orang tua saya yang berantakan, padahal usia mereka cuma beda tujuh hari,” ungkap Radha. “Umur, agama atau kasta tidak ada artinya jika kamu menjalin hubungan dengan orang yang toksik dan manipulatif. Orang itu pasti akan melukai perasaanmu.”

Mago menggemakan sentimen serupa. Baginya, kebahagiaan sejati adalah yang terpenting dalam suatu hubungan, tapi tentunya tanpa melupakan aspek praktis dari hubungan tersebut. Namun, dia mengakui setiap jenis hubungan yang berbeda dari norma masyarakat pasti akan menghadapi perlawanan.

“Beberapa orang percaya kamu hanya akan mengorbankan perasaan jika menjalani hubungan yang tidak konvensional, padahal kenyataannya tak selalu begitu. Cinta justru menjadi bagian dari impian mereka,” simpulnya.

Follow Arman Khan di Instagram.