Jutaan orang yang mengakses informasi lewat koneksi 3G dan 4G di Negara Bagian Rajasthan, India, mendadak tak bisa internetan pada 26 September 2021. Penyebabnya bukan karena koneksi lemot atau gangguan teknis, tapi akibat pemutusan secara sengaja oleh pemerintah setempat. Tujuannya? Untuk mencegah praktik kecurangan dalam ujian penerimaan calon guru berstatus pegawai negeri.
Pemutusan akses internet secara total itu berlangsung selama 12 jam, memicu protes banyak orang. Namun pemerintah berdalih bahwa tidak ada jalan lain, sebab besar risiko peserta ujian CPNS berbuat curang, memanfaatkan jasa joki ujian yang sangat marak di Negeri Sungai Gangga.
Di hari pemutusan internet dialami penduduk Rajashtan, berlangsung ujian calon guru melibatkan 1,6 juta peserta. Sebagaimana status PNS di negara berkembang lainnya, lolos tes tersebut akan membuat guru mendapat gaji yang cukup besar, sehingga kesejahteraan lebih terjamin. Selain itu, peserta yang lolos ujian bakal langsung ditempatkan jadi pengajar sekolah milik pemerintah.
Namun, dari temuan aparat, ujian CPNS sebelum-sebelumnya penuh praktik curang. Ada jaringan “Mafia Joki”, yang memasuk jawaban kepada peserta lewat sinyal internet. Peserta yang membayar joki tetap bisa terhubung lewat berbagai cara, meski ponsel mereka disita saat masuk ruang ujian. Karena kecurangan yang ekstrem itu, panitia ujian CPNS Rajashtan mengambil langkah ekstrem memutus internet di seluruh negara bagian dari pukul 06.00 pagi sampai 18.00
Tentu saja, keputusan itu dikritik berbagai pihak. Pelajar mengeluh tidak bisa melakoni sekolah online, karyawan gagal WFH, bank dirugikan karena banyak nasabah gagal melakukan pembayaran via digital, sementara petugas kurir dan sopir taksi online tak bisa mengakses Google Maps. Berbagai aspek kehidupan warga Rajashtan di hari itu kacau balau. Keluhan itu ramai sekali, bahkan sempat trending di kalangan pengguna Twitter India.
Menurut pengamat kebebasan komunikasi dan Internet di India, Prasanth Sungthan, pemutusan koneksi merupakan salah satu langkah ekstrem yang kerap diambil pemerintah negara bagian. Bukan cuma Rajashtan yang pernah melakukan pemutusan sepihak, atas berbagai alasan keamanan.
“Tapi menurut data saya, baru sekarang internet satu negara bagian diputus hanya untuk mencegah kecurangan di ujian CPNS,” ujarnya saat dihubungi VICE World News. “Kebijakan ini jelas merugikan berbagai lini kehidupan, sebab dilakukan tanpa pengumuman lebih dulu pada masyarakat.”
Menurut Sungthan, pemerintah India kerap mengambil cara macam ini, yang sebenarnya sekadar tambal sulam, dibanding membenahi sistem ujian supaya minim kecurangan. Pemutusan internet secara massif, menurutnya, hanya bisa dilakukan saat kondisi darurat saja.
India adalah negara dengan populasi pengguna internet terbesar kedua sedunia, dengan angka pengguna aktif mencapai 749 juta orang. Dari jumlah tersebut, 744 juta orang rutin memanfaatkan Internet lewat ponsel. Sebanyak 35 persen dari angka total pengguna internet itu tinggal di Rajashtan.
Menteri Utama (setara Gubernur) Rajashtan, Ashok Gehlot, menolak minta maaf atas pemutusan internet tersebut. Dia menilai, kebijakan itu sudah terukur, demi menghindarkan kebocoran materi ujian. Bahkan, meski internet mati total yang membuat praktik joki jarak jauh tak bisa dilakukan, panitia dia klaim berhasil menangkap 10 peserta yang coba-coba curang. Kata Gehlot, peserta yang curang memakai modus pemasangan alat pengirim kunci jawaban berkoneksi bluetooth di kaki mereka.
Follow Shamani di Instagram dan Twitter.