Elon Musk resmi membeli Twitter dengan harga $44 miliar (setara Rp637 triliun) pada Senin 25 April 2022.
Orang terkaya di dunia itu telah menyampaikan rencana yang ingin dilakukannya setelah mengakuisisi platform media sosial tersebut. Berdasarkan pernyataan resminya, dia berniat mengubah algoritma Twitter menjadi open source guna meningkatkan kepercayaan, membasmi bot spam dan memberantas akun palsu. Dengan kata lain, Elon mau semua pengguna membuktikan mereka orang sungguhan.
Banyak pengguna resah saat mengetahui dewan direksi menerima tawaran bos Tesla. Mereka khawatir dengan pindahnya Twitter ke tangan Elon, aksi perundungan akan semakin merajalela di platform itu, mengingat dia sendiri sering menyerang orang-orang yang mengkritik dirinya.
Tak sedikit orang terpikir berhenti menggunakan Twitter dan mencari alternatif lain, seperti balik ke Tumblr. Namun, ada orang-orang yang menggantungkan hidup mereka pada jejaring sosial ini, sehingga tidak bisa semudah itu meninggalkan Twitter.
Bagi pekerja seks, hanya di platform inilah mereka bisa mempromosikan jasanya ke khalayak luas. Aturan yang relatif longgar menjadikan Twitter satu-satunya wadah menjembatani audiens mainstream dengan industri pornografi di internet.
“Banyak pekerja seks menganggap Twitter ‘ruang yang aman’. Kami bisa mempromosikan profesi dan memaksimalkan kreativitas, tanpa harus takut akan ditindak keras seperti yang terjadi di platform macam Instagram dan TikTok,” terang kreator konten dewasa Lucy Banks. Menurutnya, kabar akuisisi ini sangat mengejutkan kalangan pekerja seks.
“Ada banyak yang sukses meniti karier di Twitter dan mengumpulkan pengikut yang cukup besar. Ketidakpastian ini tak hanya mengancam akun mereka saja, tetapi juga seluruh pendapatan mereka.”
Walaupun begitu, beberapa orang tetap optimis mereka akan baik-baik saja. Elon menekankan pentingnya “kebebasan berpendapat”, yang berarti konten NSFW takkan tergerus perubahan. Model OnlyFans Brie Nightwood menyinggung twit lama Elon yang mendukung mata uang kripto CumRocket—menaikkan harganya dari $0,06 jadi $0,28. Dia berharap ini menandakan Elon berpikiran terbuka terhadap konten seksual di platform.
“Dia sangat menekankan perlindungan kebebasan berpendapat dalam pengumuman akuisisinya, sehingga saya merasa kebebasan berekspresi juga termasuk di sini,” tuturnya. “Saya harap pendapatku ini benar adanya. Saya ingin sekali ada platform mainstream yang mampu menjamin keamanan pekerja seks!”
Twitter memang tidak melarang pengguna membuat postingan yang mengandung unsur pornografi, dan relatif lebih aman daripada platform milik Mark Zuckerberg. Namun, para pelaku industri hiburan dewasa pernah menjadi sasaran sensor di masa lalu, seperti shadowban (konten tidak muncul di timeline orang lain) dan penghapusan akun tanpa alasan jelas. Twitter sudah berusaha mengatasi bot spam di masa lalu, yang akibatnya mewajibkan pekerja seks membuktikan bahwa mereka orang sungguhan. Rencana Elon untuk “mengautentikasi semua manusia” bisa berarti memverifikasi identitas, mewajibkan penggunaan nama asli hingga menerapkan sistem CATCHA yang lebih baik. Ketiga hal ini dapat mengancam privasi dan keamanan kelompok yang terpinggirkan, termasuk pekerja seks.
“Keputusan mengambil alih perusahaan, platform dsb. selalu menimbulkan kekhawatiran, terutama karena masyarakat tidak menyukai sektor pekerjaan kami dan betapa sulitnya mempromosikan konten tanpa diblokir platform,” ujar kreator konten dewasa Yasmin Baker.
Baru-baru ini, organisasi anti-pekerja seks yang menganut paham konservatif, seperti National Center on Sexual Exploitation di AS, menuntut pengubahan undang-undang dan kebijakan yang berpotensi mengusir pekerja seks dari dunia maya. Para pegiat industri dewasa di Twitter juga menjadi incaran mereka. Kita hanya bisa menunggu langkah apa yang akan diambil Elon dalam menghadapi tekanan.
“Saya kesal melihat banyak perusahaan besar dikuasai miliarder (biasanya lelaki kulit putih) seperti Elon Musk, Jeff Bezos dan Mark Zuckerberg. Mereka merasa bisa mengendalikan pers dan mendikte informasi yang diterima publik hanya karena mereka memiliki begitu banyak aspek internet,” kata kreator konten GoAskAlex. “Sekarang saya cuma bisa berhati-hati.”
Terlepas dari rencana besar Elon terhadap platform tersebut, fakta semua platform yang kita gunakan dikuasai laki-laki kaya sangatlah mengkhawatirkan. “Jika kita menginginkan masa depan yang aman bagi kelompok terpinggirkan untuk mengekspresikan diri mereka, termasuk pekerja seks, maka dunia itu seharusnya tidak dikuasai lelaki terkaya di dunia yang bisa seenaknya membeli platform dan mengubah peraturan sesuka hatinya,” tandas Evan Greer selaku direktur organisasi Fight for the Future.
“Sangat sulit bagi pekerja seks untuk tetap eksis di dunia maya,” terang Banks. “Akun kami sering dihapus dan diberi peringatan, padahal kami sudah mematuhi pedoman platform. Meski sejauh ini tidak ada tanda Twitter akan memberangus konten NSFW, prospek perubahan di masa depan meninggalkan rasa tidak nyaman.”