Para peternak di desa Stein membawa hasil ternak mereka ke rumah jagal Müller untuk diolah dagingnya. Dengan bantuan kakak-beradik dan 10 karyawannya, Bobby menjagal hewan dan membersihkan tulang. Terkadang mereka juga menerima pesanan katering. Mereka telah menjalani bisnis ini hampir 30 tahun lamanya.
Kami penasaran seberapa besar pengaruh profesi ini pada hidup Bobby, dan apa yang dia pikirkan ketika menjagal hewan.
MUNCHIES: Seperti apa rasanya ketika Anda pertama kali menjagal hewan?
Bobby Müller: Rasanya aneh. Binatang pertama yang saya bunuh adalah induk babi. Ayah saya juga tukang jagal dan sering mengajak ke tempat kerja, jadi saya sudah paham apa yang akan terjadi. Di awal masa magang, saya menyaksikan hewan disetrum sampai mati pakai bor baut atau sengatan listrik. Sungguh menakjubkan bagaimana binatang yang tadinya masih berdiri, tiba-tiba — boom! — terkapar tak bernyawa. Rasanya begitu intens ketika saya mencoba pakai bor baut. Saya ingin membunuhnya dengan baik supaya hewannya tidak menderita. Saya takjub bisa melakukannya ketika hewan itu mati.
Bagaimana kalau sekarang?
Sekarang jauh lebih mudah. Kalian perlu tenang dan memahami tugasmu. Saya memikirkan rencana penjagalan, menyesuaikan diri dengan hewannya lalu berusaha menilai suasana hatinya. Binatang bereaksi terhadap sikap manusia — jika saya melakukannya dengan tenang dan penuh tekad, hewan itu pasti akan merasakannya. Sebelum menggunakan bor baut [yang membunuh hewan dengan pukulan tajam di kepala] atau shock tong [yang menyengat hewan dengan listrik sampai mati], saya akan membatin, “Sekarang giliran kalian. Saya akan menghentikan penderitaan kalian.” Kedengarannya memang aneh, tapi itu lebih baik daripada membunuh secara impulsif.
Bagaimana proses pemotongannya?
Kami memesan hewan ternak setiap Senin. Dokter hewan akan memeriksa perilaku dan kesehatan hewan itu. Lalu waktunya menenangkan diri. Begitu pintu [kendaraan] pengangkut terbuka, kami berusaha untuk tidak berisik dan berhati-hati supaya binatang yang mau dipotong tidak stres. Kami membawanya satu per satu agar hewan itu tidak menyaksikan penjagalan. Saya merasa cara ini lebih terhormat. Setelah itu, kami menyengatnya dengan listrik, baik itu bor baut untuk hewan besar maupun senjata kejut listrik untuk binatang lebih kecil, seperti domba.
Tapi tak semuanya seperti itu. Bukankah binatang sering disiksa di rumah jagal?
Metodenya terkadang sangat brutal, terutama di peternakan besar. Di sana, daging sering dianggap sebagai komoditas. Ketika kalian memotong hewan setiap hari, kalian melihat hewan itu sebatas sebagai daging. Saya pernah bekerja di perusahaan seperti itu setelah magang. 260 ekor babi dibunuh setiap jamnya. Itu juga bisa memengaruhi fisik kalian. Jari-jemari saya bengkak di akhir pekan karena setiap hari memotong lemak perut babi dengan cakar logam. Saya berhenti dua bulan kemudian. Saya yakin kehidupan hewan perlu dihargai. Saya bisa menjamin itu di rumah jagal kecil seperti milik kami, tapi itu mustahil di perusahaan besar.
Apakah Anda lama-lama terbiasa dengan penjagalan?
Ya, sampai batas tertentu. Kalian mempelajari tempat terbaik meletakkan mesin agar prosesnya cepat dan benar. Saya pribadi masih kesulitan memotong anak sapi. Hewan itu suka mengisap jari saya ketika dibawa ke rumah jagal. Anak sapi sangat menggemaskan. Ada momen-momen saya gemetaran dan mual saat melakukannya.
Anda bisa saja berhenti membunuh hewan.
Sudah dari dulu manusia membunuh hewan untuk makan. Manusia di Zaman Batu [dirumorkan] memburu binatang sampai masuk jurang. Sekarang kalian bisa mendapatkan daging dengan cara manusiawi. Penting juga bagi kita untuk mengetahui dari mana dagingnya berasal: dagingnya masih segar dan bukan dari supermarket.
Dalam keadaan apa Anda tidak mau menjagal hewan?
Ketika saya tidak punya kesempatan atau peralatan untuk menjagal hewan dengan benar. Contohnya, saya tidak bisa memahami teknik penyembelihan yang menggorok leher hewan tanpa anestesi sampai kehabisan darah. Sistem saraf hewan dan manusia dirancang untuk membuat tubuh tetap hidup meski mengalami luka berat. Adrenalin membuat kita tetap sadar, jadi saya tidak paham kenapa teknik penyembelihan disebut-sebut sebagai cara yang paling tidak menyiksa.
Apakah Anda bersedia membunuh hewan peliharaan sendiri?
Ya, saya sudah melakukannya beberapa kali. Saya membunuh semua kuda saat tiba waktunya. Terkadang juga anjing peliharaan tetangga. Semuanya demi kesehatan.
Pernahkah Anda takut untuk tidur karena pekerjaan ini?
Saya pribadi tidak pernah, tapi kenalan yang bekerja di rumah jagal beberapa tahun lama bercerita seperti itu. Rekan kerjanya suka minum-minum sepulang kerja, tapi dia tidak bisa kayak begitu. Akhirnya dia berhenti kerja.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Germany.