Liputan4.com, Kandangan- Tidak asing bagi masyarakat Kalimantan Selatan khususnya yang tinggal di daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kandangan), nama kampung Pariangan desa Batu Bini Kec. Padang Batung Kandangan. Kec. Padang Batung yang menyimpan berbagai cagar budaya peninggalan sejarah pada masa penjajah belanda dan jepang yang masih tersipan dan terawat secara asri.
Dengan kondisi geografis yang di dominasi ketinggian dan hutan belantara, daerah ini dijadikan benteng perlawanan rakyat untuk berjuang secara bergerilya dalam menghadapi penjajah selama bertahun-tahun.
Latar belakang daerah bersejarah sehingga kampung ini tidaklah asing di dengar ditelinga masyarakat Kalimantan Selatan bahkan menjadikan daerah ini kampung bersejarah.
Namun kondisi tersebut tidaklah mengubah kampung Pariangan menjadi kampung yang maju namun bahkan sebaliknya, kampung ini justru masih tertinggal dan terisolir dibandingkan dengan kampung lain yang lebih maju.
Kampung yang memiliki luas wilayah 203,93 Km², dengan jumlah penduduk 2,057 jiwa terdiri dari laki-laki 1,047 jiwa perempuan 1,010 jiwa dan penduduk mayoritas suku Banjar berjumlah 2.050 jiwa dan suku Jawa 19 Jiwa, dengan mata pencaharian bekerja sebagai petani.
Karena belum adanya akses jalan yang memadai atau masih jalan setapak sehingga menyulitkan petani untuk membawa hasil panennya untuk dijual di daerah lain.
Selain itu apabila dilihat dari kondisi geografis kampung Pariangan ini kaya akan sumber daya alam yang belum tergali salah satunya potensi pariwisata dan ekonomi kreatif. Apabila potensi tersebut dapat digali maka akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat setempat seperti potensi matapencaharian baru yang dapat menambah pendapatan sehingga masyarakat menjadi lebih maju dan sejahtera.
Hal inilah yang menjadi dasar dan semangat tersendiri bagi Kodim 1003/Kandangan untuk melaksanakan TMMD ke 110, dengan membuka kampung terisolir menuju kampung pariwisata.
Adapun kegiatan TMMD ke 110 guna untuk membuka kampung Pariangan dengan membuka potensi wisata desa dengan cara terlebih dahulu melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang pengembangan potensi wisata desa.
Untuk itu pada program TMMD Ke-110 ini Kodim 1003/Kandangan bekerjasama dengan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) memberikan materi tentang potensi Pariwisata di daerah Kampung Pariangan yang sekarang menjadi lokasi TMMD.
Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah menyampaikan bahwa,” TMMD ke 110 ini terdapat dua sasaran yaitu sasaran fisik dan sasaran non fisik, untuk sasaran fisik berupa pembuatan dan pengerasan jalan Pariangan-malilingin sepanjang 1.300 M X 6 M dan pembuatan Jembatan gelagar baja 6 M x 6 M, dengan harapan kegiatan TMMD ini nantinya dapat membuka akses jalan, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kampung Pariangan dari Keterisolasian dan juga memberikan kemudahan anak-anak untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi” sebutnya.
Dalam kegiatan penyuluhan dan sosialisasi tersebut Kabid Pariwisata Kab. HSS Mohammad Zakir Maulidi, S.H, menjelaskan mengenai potensi wisata, dan membuka wawasan warga yang ada dikampung Pariangan, potensi yang ada dikampung Pariangan ini adalah sungai, diharapkan masyarakat dapat merubah sungai ini menjadi obyek wisata air yang dapat memberikan daya tarik masyarakat luar dengan mempromosikan melalui media sosial maupun media lainnya” ucapnya
Dalam kesempatan itu Staf Penrem 101/Antasari Serka Misgianto mengatakan “potensi yang dimiliki oleh kampung Pariangan ini sangatlah banyak apabila dapat dikembangkan dapat memberikan kesejahteraan dan kemajuan kampung ini, seperti kita lihat kampung ini terdapat pemandangan alam seperti pegunungan dengan spot keindahan yang alami, adanya aliran sungai yang mempunyai potensi dan daya tarik tersendiri untuk wisata air’’ ucapnya
Terdapat juga kebiasaan masyarakat menanam padi gogo di dataran tinggi yang tidak dimiliki oleh masyarakat lain diluar kampung Pariangan, yang pada umumnya masyarakat menanam pada di daerah persawahan, dengan program TMMD ini nantinya masyarakat akan lebih mudah dalam memanen dan mengangkut hasil panen karena jalan akan lebih baik.
Selain itu dengan aliran sungai yang cukup baik dapat juga dimanfaatkan untuk budidaya ikan keramba disungai ataupun pengembangan budidaya ikan dalam ember, apabila ini benar-benar dikembangkan maka hal ini dapat meningkatkan perekonomian sekitar bahkan dapat menjadikan pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Dengan Budi daya ikan dalam ember, seseorang dapat beternak lele dan menanam sayuran sekaligus, meskipun di rumahnya tidak memiliki lahan yang luas, inilah yang menjadi keuntungan budidaya ikan dalam ember. Dalam satu ember bisa menampung 100 bibit ikan lele, dengan perawatan lebih mudah sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat”sebutnya.
“lnilah yang menjadi tujuan kegiatan TMMD selain membantu kegiatan percepatan pembangunan di daerah juga untuk membantu kesulitan rakyat, juga sebagai sarana untuk memperat kemanunggalan TNI dengan rakyat, senantiasa pupuk dan kembangkan semangat Gotong-royong, dan pelihara Terus kemanunggalan TNI rakyat agar kegiatan TMMD berjalan dengan lancar”.
“Selain itu TMMD ini harus dapat mendorong tumbuh kembangnya usaha-usaha masyarakat di bidang perekonomian guna meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat dan mendukung pemerintah dalam hal pemerataan pembangunan dan pengentasan kemiskinan”pungkasnya.
Berita dengan Judul: TMMD KE 110, Menembus Belantara Pariangan Dari Keterisolasian Menuju Ekonomi Kreatif pertama kali terbit di: LIPUTAN4.COM – Berani Mengungkap Fakta oleh Reporter : Tornado