‘Ratu Kripto’ Ruja Ignatova masuk daftar 10 buronan paling dicari FBI setelah lima tahun lebih tak diketahui jejaknya. Perempuan asal Bulgaria ini menghilang sejak kabar penipuan yang melibatkan namanya mencuat ke publik.
Ignatova diburu karena perannya menjalankan OneCoin Ltd., perusahaan kripto bodong yang didirikan pada 2014 dan digadang-gadang akan menyaingi Bitcoin. Dia dituduh telah memperdaya para investor lebih dari $4 miliar (nyaris Rp60 triliun), menjadikannya penjahat kripto pertama yang menjadi buronan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat.
Dia menggaet korban dengan iming-iming sejuta manfaat yang akan mereka terima jika bergabung sebagai investor OneCoin. Mereka dijanjikan akan memperoleh komisi yang menggiurkan dalam bentuk uang kripto apabila mereka mampu mengajak orang menjadi anggota. Namun, Ignatova tak pernah menunjukkan seperti apa bentuk OneCoin karena menurutnya sistem mereka bersifat pribadi atau tertutup.
“[OneCoin] berbeda dengan mata uang virtual lainnya, yang memiliki blockchain terdesentralisasi dan publik. Dalam kasus ini, para investor hanya diminta memercayai OneCoin,” terang agen khusus FBI Ronald Shimko, yang menyelidiki kasusnya dari kantor New York, AS.
Pada kenyataannya, token itu tidak punya blockchain sama sekali. Blockchain tak terlepaskan dari dunia kripto, mengingat fungsinya sebagai sistem penyimpanan data digital yang berisikan catatan transaksi.
Ignatova memanfaatkan reputasi OneCoin yang misterius untuk membuat berbagai pernyataan bombastis. Dia juga menampilkan diri bak “Ratu Kripto”, seperti saat dia naik ke atas panggung Wembley Arena, Inggris pada 2016 sambil mengenakan gaun pesta dan anting berlian. Kala itu, dia mengklaim di depan para investor, OneCoin akan menjadi mata uang kripto terbesar di dunia.
Modus penipuannya meminta korban membeli paket kripto dan mentransfer dana investasi ke rekening OneCoin mereka masing-masing. Para investor mulai mengendus gelagat mencurigakan setelah mereka tak kunjung mendapat pemasukan. Mereka mengajak Ignatova bertemu dalam acara European OneCoin yang digelar di Lisbon, Portugal pada Oktober 2017, namun dia tak hadir dalam kesempatan tersebut.
Berdasarkan laporan FBI, Ignatova sempat bepergian dari Sofia, Bulgaria ke Athena, Yunani pada 25 Oktober 2017. Dia sering berpindah tepat sejak itu. Pengadilan Distrik AS di New York juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Ignatova sekitar dua minggu sebelumnya. Lalu pada Februari 2018, dia didakwa atas lima tuduhan, termasuk penipuan transfer (wire) dan sekuritas.
Selain masuk daftar pencarian orang FBI, ‘Ratu Kripto’ juga menjadi buronan paling dicari di Eropa sejak Mei 2022. FBI menawarkan hadiah maksimal $100.000 (Rp1,5 miliar) bagi siapa saja yang memiliki informasi terkait keberadaannya. Sementara itu, Europol, yang memasukkan Ignatova ke dalam DPO Eropa, siap memberi €5.000 (Rp78 juta).