Liputan4.com, Sumenep – Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlement (GEMPAR) gelar aksi solidaritas di depan kantor Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Aksi kali ini, merupakan bentuk solidaritas dari dari sejumlah mahasiswa. Yang beberapa hari lalu dunia digemparkan dengan meninggalnya sosok Angel (kealshin) pejuang anti kudeta myanmar. Yang meninggal karena tertembak saat melakukan aksi demonstrasi.
“Sampai hari ini, Militer Myanmar sudah membunuh banyak aktivis pejuang anti kudeta, puluhan aktivis meninggal. Karena tertembak. Kami harap Polres Sumenep menyatakan sikap pada hal tersebut,” kata Amiruddin Syam selaku korlap Aksi saat menyampaikan aspirasinya, Senin (8/3/2021).
Atas dasar kemanusiaan kami Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlement (GEMPAR) turut mengecam tindakan Junta Militer Myanmar, yang sudah melakukan tindakan semena-mena dan sangat jelas melanggar HAM (Hak Asasi Manusia).
“Sipil yang seharusnya dilindungi malah dibidik, sipil yang seharusnya diamankan. Namun apa yang terjadi di myanmar sangat bertolak belakang,” ujarnya.
Begitupun di Indonesia yang juga mempunyai sejarah buruk terhadap banyaknya aktivis yang meninggal saat melakukan demonstrasi, ataupun banyaknya aktivis hilang, yang sampai detik ini belum terusut tuntas siapa pelakunya.
Belum ada tindakan jelas dari aparatur kepolisian. bahkan pada aksi RUU KUHP dan RUU KPK pada tahun 2019 kemarin ada kasus penembakan aktivis pula yang menewaskan aktivis yang sedang melakukan aksi demonstrasi yakni randi.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlement (GEMPAR) Oleh karena itu kami menginginkan kesepakatan dengan kapolres sumenep.
1. Yang dilakukan junta militer Myanmar adalah perlakuan melanggar HAM.
2. Tidak akan terulang dan akan terjadi pagi tindakan represif terhadap massa aksi di sumenep.
3. GEMPAR berharap segala bentuk kasus yang mengakibatkan meninggalnya aktivis segera diselesaikan.
“Apabila Polres Sumenep tidak menyetujui hal itu, dapat dipertanyakan apakah kepolisian hanya saja menggunakan seragam dan lalu hanya memakan uang negara. Kami hanya ingin meminta kepada kepolisian, agar tetap melindungi masyarakat tanpa memandang bulu,” tandasnya.