Berita  

Tiga Pemuda di Bandung Campur Ganja ke Pakan Merpatinya Agar Menang Kompetisi

tiga-pemuda-di-bandung-campur-ganja-ke-pakan-merpatinya-agar-menang-kompetisi

Kasus doping mencoreng nama baik kompetisi balap merpati di Indonesia. Tiga pria Bandung berinisial DF (28), RF (22), dan RM (25) baru saja ketahuan mencekokkan ganja pada merpati peliharaannya. Ketiga pemuda yang kini berstatus tersangka meyakini bahwa ganja bisa jadi doping, sehingga si merpati menang kompetisi. Cara pemberian doping ini: menjelang lomba, ganja kering diaduk dengan air untuk diminumkan, sedangkan biji ganja dicampur pada pakan burung.

“Sangat bagus kalau lagi kontes, terbangnya jadi makin tinggi, dan saat akan mendarat pun menukiknya kadang sampai tanah. Begitu awal [iseng] nyoba aja, ternyata bagus. Dan saya sempat juara sebanyak tiga kali,” ujar DF memberi testimoni, saat konferensi pers di Mapolresta Bandung, Selasa 4 Oktober 2022.


Manuver terbang merpati saat sedang “tinggi” yang disebut lebih trengginas dan berani, meningkatkan kemungkinannya mendapatkan nilai tertinggi pula dalam kompetisi. Tapi, namanya juga doping, tentu ada efek sampingnya (selain bahwa tindakan ini sudah masuk kategori penyiksaan binatang). DF sendiri bilang bahwa merpatinya beberapa kali membentur tanah saat menukik tajam untuk mendarat. Namun, ia tak menghiraukan merpati peliharaannya yang mati karena saat menghitung-hitung, hadiah kemenangan kontes tetap memberinya keuntungan meski sudah dipotong ongkos operasional, ongkos beli merpati baru, serta memesan ganja.

“Burung tersebut mengikuti mengikuti kontes burung merpati yang mana penilaian daripada lomba itu adalah semakin tinggi merpati itu terbang, semakin peluang menangnya itu besar, dan semakin kencang menukiknya ke bawah, itu semakin besar peluangnya untuk menang,” ujar Kapolresta Bandung Kusworo Wibowo di tempat yang sama.

Kusworo mengumumkan telah menyita 3 kilogram ganja dan merpati sebagai barang bukti. Beberapa saksi menerangkan bahwa ketiga ini juga pengedar ganja. Ada sekitar 14 tersangka lain yang ikut ditangkap karena diduga kuat mendapat ganja dari ketiga pelaku. DF, RF, dan RM mengaku sudah mencampur ganja dengan pakan burung sejak 5 bulan lalu dan mengkonsumsi ganja untuk diri sendiri selama 1 tahun. Ketiganya dijerat KUHP Pasal 111 dan 114 tentang larangan memakai dan mengedarkan narkoba dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda Rp10 miliar.

Sebelum pembaca berpikir “Kalau merpati enggak boleh dikasih ganja, apakah hewan lain bisa?”, kami wanti-wanti untuk segera berhenti berspekulasi. VICE pernah menghubungi Senior Vice President Asosiasi Dokter Hewan Inggris Gudrun Ravetz untuk bertanya tentang dampak pemberian mariyuana kepada hewan, khususnya anjing. Jawabannya tegas: jangan, kecuali situ mau jadi pelaku kekerasan pada hewan.

“Ganja beracun bagi hewan apa pun. Hewan punya ukuran yang sangat beragam, sehingga beberapa bisa keracunan lebih cepat dari manusia. Tapi, kami belum ada penelitian formal tentang ganja, sih,” kata Gudrun kepada VICE. “[Khususnya anjing], mereka bisa menunjukkan tanda-tanda seperti depresi, hilang keseimbangan saat berjalan, kejang-kejang, tremor, dan perubahan perilaku, mereka juga bisa hiperaktif.”

Namun ternyata, tidak semua hewan akan keracunan ganja. Di Thailand pada Juni lalu, peternak Ong-ard Panyachatiraksa bekerja sama dengan para ilmuwan dari Universitas Chiang Mai melakukan penelitian tentang dampak ayam ternak bila diberi pakan dicampur ganja. Hasilnya menjanjikan karena ketergantungan ayam terhadap antibiotik jadi berkurang.

Koordinator penelitian Chompunut Lumsangkul bahkan menyebut penelitian awal menunjukkan ayam tidak mabuk, sulit terserang penyakit, serta memiliki kualitas daging yang lebih bagus berdasarkan kandungan protein, lemak, dan gizi. Emang paling bener penelitian soal ganja harusnya diperbanyak.