Labuha, Desember 2021 – Desa Kawasi yang terletak di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, berhasil mencatatkan nol kasus Covid-19 selama tiga bulan terakhir, terhitung sejak September 2021. Pencapaian itu merupakan hasil kerja sama antara Satgas Covid-19 Desa Kawasi dengan segenap warga, ditambah dukungan yang diberikan oleh perusahaan pertambangan dan hilirisasi terintegrasi HARITA Nickel.
Sejak April 2020, Satgas Covid-19 Desa Kawasi dan HARITA Nickel aktif melakukan langkah 3T yaitu testing (pengujian), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan). Selain itu, sosialisasi 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak juga dilakukan kepada seluruh warga. Hal tersebut dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan warga terhadap alat pelindung diri (APD) dan dukungan sembako untuk mengurangi beban selama pandemi.
Akses keluar dan masuk Desa Kawasi juga dibatasi untuk sementara waktu. Pos Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) didirikan di pelabuhan. Setiap warga yang berkunjung ke desa wajib melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) dan karantina hingga hasil tes keluar, biasanya selama 24 jam. Mereka yang terbukti positif akan diarahkan menuju tempat karantina terpisah yang sudah disediakan. Adapun segala kebutuhan mulai dari paramedis, alat uji dan laboratorium PCR, APD, tempat karantina, hingga penyediaan konsumsi bagi warga yang dikarantina, semua disediakan oleh HARITA Nickel.
Menurut catatan Satgas Covid-19 Desa Kawasi, sepanjang tahun 2021, sebanyak 1.140 warga masuk ke desa dengan temuan kasus positif kurang dari 7 persen. Temuan kasus tertinggi terjadi pada bulan Juli, saat gelombang kedua Covid-19 sedang terjadi secara nasional. Namun sejak September 2021, tidak ditemukan kasus positif di desa ini. Zero Case atau tidak ditemukannya kasus positif Covid-19 di Desa Kawasi selama tiga bulan berturut-turut adalah hasil dari kedisiplinan warga dalam mematuhi protokol kesehatan.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Kawasi, Reinhard Siar, mengatakan bahwa kehadiran Satgas Covid-19 sejauh ini sangat terasa manfaatnya dalam pencegahan pandemi. “Selama dua tahun, ada tanda-tanda Covid-19 tetapi tidak berdampak fatal bagi masyarakat Desa Kawasi. Awalnya cuci-cuci tangan di depan rumah itu tidak ada. Tetapi setelah dibentuk Satgas Covid-19, maka di depan rumah sudah ada. Sebelum masuk rumah cuci tangan dulu. Anak-anak biasanya tidak pakai masker, sekarang mulai peduli pakai masker. Pergi ke sekolah pagi-pagi minta masker, cuci tangan, jaga jarak,” ungkap Reinhard.
Nihilnya kasus Covid-19 di Desa Kawasi selama tiga bulan terakhir ini juga tak lepas dari program vaksinasi. Satgas Covid-19 Desa Kawasi dan HARITA Nickel bekerja sama dengan Puskesmas Laiwui melakukan vaksinasi kepada ratusan warga di Desa Kawasi secara bertahap sejak akhir Juli 2021. Head of Health, Safety, and Environment HARITA Nickel, Tonny Gultom, mengatakan bahwa vaksin tersebut diberikan secara gratis sebagai dukungan terhadap program percepatan vaksinasi yang digagas oleh pemerintah.
“Kami menyediakan 800 vaksin dosis pertama dan kedua untuk Desa Kawasi. Saat ini 93 persen dosis pertama telah diterima oleh masyarakat Desa Kawasi. Sedangkan dosis kedua sudah diterima oleh 55 persen warga,” ujar Tonny.
Ia menambahkan, antusiasme yang baik terhadap vaksin juga membuat HARITA Nickel meluaskan program vaksinasi ke Desa Soligi, dengan menyediakan 200 dosis vaksin pertama dan kedua. Kegiatan vaksinasi di Desa Soligi bekerja sama dengan Puskesmas Wayaloar.
Saat ini Satgas Covid-19 Desa Kawasi terus bersinergi dengan HARITA Nickel dalam melakukan pemulihan dari masa pandemi. Target 100 persen warga tervaksinasi terus dikejar untuk mewujudkan kekebalan komunal terhadap virus. Kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya di kalangan masyarakat pun mulai dilakukan kembali dengan berbagai penyesuaian. Kewaspadaan terus ditingkatkan oleh Satgas Covid-19 dan HARITA Nickel dalam menghalau datangnya virus, terutama dengan munculnya varian Omicron yang kini tengah menjadi perbincangan global
Tentang HARITA Nickel
HARITA Nickel merupakan bagian dari HARITA Group yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. HARITA Nickel memiliki IUP Pertambangan dan juga pabrik peleburan (smelter) serta pemurnian (refinery) nikel yang terintegrasi di Obi. Komitmen HARITA Nickel dalam hilirisasi sumber daya alam ditunjukkan dengan beroperasinya smelter Megah Surya Pertiwi (MSP) sejak 2016 dengan memanfaatkan potensi nikel yang dikelola oleh Trimegah Bangun Persada (TBP) dan Gane Permai Sentosa (GPS) yang semuanya terletak di Pulau Obi.
Melalui Halmahera Persada Lygend (HPL), HARITA Nickel melakukan pengolahan dan pemurnian nikel dengan teknologi hidrometalurgi High Pressure Acid Leach (HPAL). Teknologi HPAL mampu mengolah nikel kadar rendah yang selama ini tidak diolah menjadi produk mixed hydroxide precipitate (MHP). Dengan proses berikutnya dapat diolah menjadi Nikel Sulfat (NiSO4) dan Kobalt Sulfat (CoSO4) yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik. Teknologi ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Berita dengan Judul: Tiga Bulan Nihil Kasus Covid-19, Begini Cara Desa Kawasi Tangani Pandemi pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Ilham Rusdi