Pada 24 Maret 2021 Terusan Suez mengalami kemacetan parah, akibat satu kapal kargo yang terdampar di tepian setelah dilanda badai. Delapan tug boat dikerahkan untuk menarik kapal dengan nama Ever Given itu kembali ke perairan dalam.
Insiden macam ini terhitung sangat jarang terjadi. Ever Given memiliki panjang 400 meter dan lebar 59 meter. Alhasil, kapal kargo lain yang hendak melewati kanal di negara Mesir itu tak bisa lewat dan harus menunggu sampai operasi penarikan sukses.
Kapal kontainer yang jadi pemicu “kemacetan” ini dioperasikan oleh perusahaan Taiwan Evergreen Marine. Para pelaut yang berada di lokasi kejadian melaporkan insiden unik itu lewat medsos masing-masing.
Di balik insiden langka ini, netizen justru menemukan hiburan tersendiri. Mereka melihat rute Ever Given sebelum terdampar di tepian Suez. Kalau dilihat dari GPS, rute yang ditempuh kapal kontainer itu bentuknya mirip….
Ya bisa kalian lihat sendiri lah di tautan bawah.
Data rute Ever Given itu bersumber pada situs pelacak vesselfinder.com dan myshiptracking.com. Tentu saja, netizen adalah orang yang gampang terhibur sama shitposting berkualitas rendah sekalipun. Rute Ever Given yang menyerupai penis, saat melintasi Laut Merah, dianggap sebagai pertanda kalau kapal itu memang bernasib sial sejak awal.
Juru bicara vesselfinder.com membenarkan gambaran rute kapal kargo yang mirip penis tersebut bukan editan iseng. “Di situs kami, tidak memungkinkan dilakukan manipulasi data,” kata Mihail Mitev saat dihubungi VICE World New
Upaya evakuasi Ever Given amat sulit, karena muatan kapal itu melimpah. Ever Given berangkat dari Tiongkok menuju Belanda, kemungkinan membawa ribuan ton barang impor.
Situs vesselfinder.com menampilkan pula efek kemacetan akibat insiden ini. Terblokirnya Terusan Suez berpengaruh besar pada perekonomian, karena 10 persen arus logistik global melewati kanal di Mesir tersebut.
Menurut Kepala Otoritas Terusan Suez, Letnan Jenderal Osama Rabie, insiden ini terjadi akibat badai pasir dan angin kencang pada 23 Maret lalu. Jarak pandang terbatas, sehingga nahkoda dan tim Ever Given kesulitan menghindari tepian dan membuat kapal kargo itu nyangkut di perairan dangkal.