Kalian merasa sudah lelah tinggal di Indonesia? Pernah terpikir untuk pindah ke luar negeri? Kalian tidak sendiri. Sejak pandemi, banyak sekali yang tertarik memulai hidup baru di kota atau negara lain. Pertanyaannya, lebih baik pindah ke mana? Apakah ada tempat yang masih nyaman untuk ditinggali?
Tentunya ada. Economist Intelligence Unit baru saja merilis laporan yang menyebutkan 10 kota paling layak huni di dunia. Delapan di antaranya berasal dari Asia-Pasifik.
Auckland merajai puncak Global Liveability Index sebagai tempat tinggal terbaik pada 2021. Ibu kota Selandia Baru Wellington berada di posisi keempat. Peringkatnya sebagian mencerminkan kesuksesan kota menangani Covid-19.
Respons Auckland terhadap Covid-19 jauh lebih efektif daripada kebanyakan tempat lain. Tak seperti kota-kota di Amerika Serikat, Inggris dan Italia, sekolah di Auckland tetap dibuka selama pandemi.
Pada Kamis, Selandia Baru memecahkan rekor negara yang tidak melaporkan transmisi komunitas untuk waktu lama, sepanjang 103 hari. Selandia Baru hanya mencatat 26 kematian sejak awal pandemi, salah satu yang terendah di dunia.
Osaka menduduki posisi kedua karena tingkat kejahatannya yang rendah, Kota ini meraih peringkat keempat sebelum pandemi.
Ibu kota Jepang, Tokyo, merebut posisi terdahulu Osaka, bersama dengan Wellington. Kedua kota Jepang memperoleh 100 poin dalam kategori pelayanan kesehatan, sementara Osaka memiliki infrastruktur yang lebih baik.
Kota-kota di Eropa secara umum turun peringkatnya, sebagian besar karena pembatasan sosial yang diberlakukan selama pandemi. Hamburg dan Frankfurt di Jerman terjun bebas — masing-masing berada di peringkat ke-34 dan 29. Menurut laporan, sama seperti anggota Uni Eropa lain, Jerman mengalami “tekanan yang meningkat pada sumber daya kesehatan selama gelombang kedua pandemi”.
Meskipun London dinobatkan sebagai kota paling menarik untuk bekerja dalam studi Boston Consulting Group dan Totaljobs, kota itu tampaknya hanya menempati peringkat 60 di daftar paling layak huni.
Laporan tersebut menganalisis data dari Februari hingga Maret, periode ketika banyak kota mengalami gelombang kedua dan ketiga Covid-19.
Dua pengecualian adalah Zurich dan Jenewa, yang masing-masing merupakan kota terbaik ketujuh dan kedelapan menurut laporan. Kota-kota Swiss membatasi pertemuan sosial, tapi sistem kesehatannya tidak seketat kota-kota lain di Eropa. Poin budaya dan pendidikannya juga cukup tinggi.
Tim peneliti menentukan peringkat dengan menilai setiap lokasi dalam lima kategori: stabilitas, layanan kesehatan, pendidikan, budaya dan lingkungan, dan infrastruktur. Faktor yang dipertimbangkan tingkat kejahatan, budaya, transportasi umum dan perumahan.
Kota-kota di AS, seperti Honolulu dan Houston, memanjat peringkat cukup tinggi berkat penanganan pandemi.
Kota Damaskus di Suriah menjadi yang paling tidak layak huni akibat perang saudara.
Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.