Belakangan ini, hidangan penutup ciptaan kedai es krim Mokambo Gelateria menjadi bahan perbincangan warga Ruvo di Puglia, kota kecil di wilayah tenggara Italia, karena harganya yang fantastis. Pasalnya, es krim safron bernama “Scettro del Re” (“Tongkat Raja” dalam bahasa Italia) dibanderol €70, setara Rp1,1 juta.
“Kedai es krim kami ingin memberi pengalaman berbeda bagi para pengunjung,” kata Vincenzo Paparella, salah satu pemilik Mokambo Gelateria. “Kedai kami memang tidak memiliki plang besar, atau berada di lokasi pusat yang mewah. Karena yang kami inginkan hanyalah memikat orang dengan es krim kami.”
“Tongkat Raja” hanya bisa ditemukan di Mokambo Gelateria dan sangat identik dengan bisnis keluarga Paparella. Sejak dibuka pada musim panas 2016, kedai es krim ini memastikan hidangannya terbuat dari bahan-bahan alami dan berkualitas. Hazelnut tiga lapis, pistachio dan 36 varietas biji kakao impor hanyalah segelintir dari sekian banyak keunggulan di setiap gigitan es krim cone Mokambo.
Para pemilik kedai mengimpor safron langsung dari Mashhad di bagian timur laut Irak. Harganya sekitar €55 (Rp868 ribu) per gram. Mereka menggunakan bagian paling merah dan mahal dari bunga—disebut sargol—sebagai topping es krim.
Itulah sebabnya harga es krim Mokambo lebih mahal daripada es-es yang dijual di tempat lain. “Saya harus menaikkan harga karena bahan-bahannya pun mahal,” ungkap Franco Paparella, paman Vincenzo yang mengoperasikan kedai. Dia mengklaim hanya mendapat keuntungan 70 sen dari es krim cone seharga 4 Euro (Rp63 ribu).
Saudara perempuan Vincenzo, Giuliana Paparella, mengungkapkan, mereka pertama kali mendapat ide menciptakan es krim safron sekitar tahun 2017. Racikan unik ini baru dimasukkan ke dalam menu setahun kemudian pada Agustus.
Mereka mencampurkan bahan dasar es krim telur, susu dan gula dengan untaian safron untuk menciptakan kembali resep andalan leluhur mereka, Luigi Marseglia, yang bukunya ditemukan beberapa tahun sebelumnya.
“Tongkat Raja” sendiri merupakan kombinasi krim, selai kacang pistachio, karamel dan daun emas 24 karat dengan topping sargol. Es krim ini benar-benar mirip tongkat raja dan rasanya pun sangat mewah. Teksturnya yang lembut dan halus menyatu dengan aroma bunga yang harum. “Tongkat Raja” mencerminkan kebulatan tekad keluarga Paparella untuk mempertahankan warisan leluhur mereka.
Mokambo pertama kali dibuka pada November 1967 oleh Vincenzo Paparella Senior, yang bekerja di kedai Marseglia sebelum dia menjalani wajib militer. Sepulangnya dari dinas, Paparella Senior berharap bisa kerja seperti dulu lagi, tapi rupanya sang paman sudah pensiun. Dari situlah dia tergerak mendirikan bisnisnya sendiri.
Bisnis Paparella Senior diambil alih kedua putranya, Antonio dan Franco, setelah dia wafat di usia 51 pada 1984. Mereka menjalankannya bersama selama 10 tahun, tapi kemudian Franco memutuskan untuk membuka restoran pribadi. Kedai Mokambo akhirnya tutup empat tahun kemudian.
Giuliana sangat merindukan es krim yang biasa dia nikmati semasa kecil dulu. “Saya sudah lama ngidam es krim yang saya cicipi saat masih kanak-kanak. Saya ingin makan es krim hazelnut yang rasanya benar-benar seperti hazelnut,” tutur Giuliana, cucu Paparella Senior.
Bersama saudara laki-lakinya Vincenzo, mereka membujuk sang ayah, Antonio, untuk membangkitkan kembali kenangan masa lalu mereka. Namun, ayah mereka sudah tidak tertarik jualan es krim lagi. Itulah sebabnya mereka mengusulkan ide ini kepada sang paman, yang rupanya sedang mempertimbangkan untuk membuka kedai es krim. Beruntungnya lagi, Franco sudah punya segala yang dibutuhkan, termasuk tempat yang akan disulap menjadi kedai.
Mokambo Gelateria menjadi kenyataan setahun kemudian, dan kini kedai es krim tersebut terkenal akan menu uniknya: “Tongkat Raja”.
“Es krim cone yang kami jual bukan es krim biasa. Kami akan menculik kalian dengan es krim ini dan membuatmu menikmati kelezatannya,” simpul Giuliana.
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Italy.