Bertemu calon mertua saja sudah bikin tegang, apalagi bertemu calon mertua dengan tujuan melamar anaknya. Tahap ini seakan jadi lebih rumit dari semestinya. Kita ditekan buat menunjukkan sisi terbaik diri kita, tapi juga tak boleh muncul kesan mengada-ada. Ditambah lagi budaya di Indonesia yang mengagungkan pernikahan sehingga membuat prosesinya jadi cenderung sakral dan serba serius.
Sepertinya template acara lamaran yang kalau enggak tegang, ya boring ini jadi renungan banyak orang. Ada desakan batin agar acara lamaran dapat diimprovisasi menjadi sedikit beda, unik, keluar dari arus utama.
Maka bermunculan berbagai inovasi. Misal dibikin bergaya Barat agar tak terlalu formal namun tetap intim seperti lamaran Demas Narawangsa ke Eva Celia baru-baru ini. Atau inovasi pasangan Rastrianez dan Yasher yang lagi viral. Acara lamaran mereka diisi sesi presentasi diri oleh calon mempelai pria di hadapan camer. Udah kayak presentasi proyek, Yasher nyiapin PowerPoint berisi latar belakang, cerita bertumbuh, dan visi misi foya-foya hidupnya bersama anak si “calon klien”. Kalau penasaran, kamu bisa baca bahan presentasinya di sini.
Cara ini menarik, tapi semakin meneguhkan kesan bahwa momen lamaran harus serius. Buat sebagian pembaca yang barangkali jenis enggak tahan sama tekanan hidup seperti saya, cara Yasher malah bikin makin stres.
Alhasil, tim redaksi VICE tergerak hatinya menyusun tips dan trik buat pembaca yang ingin acara lamarannya terasa lebih cair. Bukan berarti yang serius dan sakral itu buruk, hanya saja tidak semua dari kita punya kekuatan menghadapi rasa tegang yang biasanya terjadi. Siapa juga yang mau kena panic attack di salah satu hari terpenting dalam hidup.
Mengajak para sahabat dekat hadir saat lamaran
Selain datang untuk ngasih dukungan moral, kehadiran sahabat bisa dimanfaatkan sebagai pemicu suasana cair. Contoh sederhana, mereka bisa nimpalin acara dengan sautan “cie-cie” yang klasik itu. Cuma, tolong pastikan bahwa temanmu tidak “cie-cie” di waktu yang salah, seperti saat pemanjatan doa atau orasi kebangsaan (ini acara apaan sih?). Bonus lain: kamu juga bisa meminta sahabat dekatmu berpencar ke barisan keluarga pacar dengan misi menyebarkan berita baik tentangmu selama hidup. Keren.
Bersama para sahabat, kamu juga bisa bermain kostum demi hiburan bersama. Aksi ini membuat kamu dianggap lucu sama mertua dan jajarannya. Katanya, orang humoris lebih disukai dari orang rupawan, maka jadilah humoris (dan rupawan juga sih kalau bisa). Misalkan, kamu bawa dua sahabat, kalian bertiga bisa cosplay jadi Warkop DKI. Kalau kalian berempat, bisa cosplay jadi Warkop DKI plus satu hansip tonggos ikonik pencinta onde-onde itu. Kalau berlima, kalian bisa cosplay jadi band Nidji yang ditinggal Giring berpolitik.
Tentukan dresscode unik
Ini agak nyambung sama yang pertama, tapi difokuskan untuk semua peserta acara lamaran. Enggak ada salahnya kita mulai meninggalkan konsep dekorasi rustic dan mulai beralih ke mekanisme kode busana saja. Misalkan, acara lamaranmu bisa bertema Met Gala 2021. Kamu bisa membalut diri pakai selimut warna-warni kayak rapper ASAP Rocky. Selain mudah ditiru, kita juga enggak perlu mandi agar lebih menjiwai prejengan.
Kamu juga bisa berdandan dibungkus kain hitam sekujur tubuh mirip Kim Kardashian. Tapi kami sarankan harus dengan warna hitam. Kalau memaksa pakai warna putih, takutnya dikira ormas. Kalau warna hijau, nanti dikira tetangga lagi acara Squid Game, terus pada daftar buat ngelunasin utang-utang.
Menyelipkan games
Sudah tahu dong kunci sukses para HRD se-Indonesia mencairkan suasana dalam setiap pertemuan serius adalah dengan menyelipkan permainan. Berkompetisi untuk seru-seruan emang resep ice-breaking paling mujarab. Sudah barang tentu akan menciptakan suasana lamaran yang lebih semarak nan gembira.
Saran kami, cari permainan yang relatable sehingga semua orang bisa ikutan dan antusias menyimak. Contoh, cobalah permainan “kaum mendang-mending” di mana salah satu keluarga pelamar melempar pengalaman sengsara di hidupnya, lalu dibalas oleh keluarga terlamar dengan ucapan, “Yah, itu sih masih mending, daripada saya…” yang terus bisa dilanjutkan kisah pengalaman sengsara lain. Juri bisa didatangkan dari Kementerian Sosial (anjir jadinya serius lagi).
Contoh lain, keluarga tuan rumah, biasanya dari pihak perempuan, bisa juga menyelipkan permainan ala Super Deal 2 Milyar di akhir acara. Jadi, ketika lamaran sudah diterima dan sudah menentukan tanggal pernikahan, orang tua terlamar bisa ngasih gimmick dengan berkata:
“Oke, tawaran terakhir. Kamu pilih anak saya, atau kantong nomor satu? Atau, pilih uang tunai Rp1 juta?” Dengan begini, dijamin suasana akan cair. Cuma, ingatkan kepada orang tua bahwa kalau bisa tawaran tunainya jangan sampai Rp1 miliar. Kalau iman pacarmu goyah kan bisa runyam.
Menghadirkan komentator acara
Pasti seru banget kalau ada satu orang yang kerjaannya nyeletukin prosesi acara sehingga membuat suasana tidak canggung, kayak:
“Yak, kita lihat cincinnya sudah dipasangkan. Waduh, ternyata kekecilan pemirsa! Apakah cincin ini diukur menggunakan jari perempuan lain?”
Atau misalnya:
“Yak, pasangan ini terlihat grogi saat hendak adegan cium kening, pemirsa! Pintar sekali mereka berpura-pura tak berpengalaman seperti itu!”