Will Smith melayangkan bogem mentah kepada Chris Rock setelah sang komedian menjadikan istrinya, Jada Pinkett-Smith, sebagai candaan saat membacakan nominasi pada penghargaan Oscar 2022. Beragam meme yang terinspirasi dari insiden tersebut sontak tersebar melalui media sosial. Seluruh dunia pun ramai membicarakannya.
Namun, di sisi tergelap internet, segelintir orang percaya tamparan sang aktor ada kaitannya dengan perang Rusia dan Ukraina. Teori ini pertama kali diusulkan jurnalis pro-Rusia Max Blumenthal. Dia mengklaim aksi Will Smith hanyalah pengalihan isu yang dilancarkan Batalyon Azov Ukraina.
“Waktunya tepat sekali dengan beredarnya video kekejaman Azov [di internet],” bunyi twit Blumenthal, menyinggung meme yang mulai membanjiri Twitter. Menurutnya, meme itu sengaja dibuat agar publik tidak menyadari betapa kejamnya pasukan Ukraina.
Putin melontarkan klaim serupa bulan lalu, bahwa operasi militernya dimaksudkan untuk “mendenazifikasi” negara tetangganya. Narasi soal keberadaan neo-Nazi di Ukraina telah lama dipakai Kremlin untuk menggambarkan orang-orang yang memerangi Soviet selama Perang Dunia II.
Sementara itu, para pendukung teori sayap kanan QAnon yakin Will Smith pura-pura menampar Chris Rock. Menurut mereka, dia sengaja mengalihkan perhatian penonton dari fakta bahwa artis-artis Hollywood terlibat dalam perdagangan seks yang memiliki ritual minum darah anak-anak.
“Ini hanya pengalihan isu… Bakalan ada berita besar,” tulis anggota kanal QAnon yang populer di Telegram.
Mereka menekankan Will Smith sempat tertawa sebelum naik ke atas panggung, dan Chris Rock tampaknya sadar akan ditampar. Mereka lebih lanjut mengatakan, Chris Rock seharusnya tidak kuat menahan serangan Will Smith, mengingat aktor itu pernah memerankan petinju Muhammad Ali.
Teori-teori itu terbantahkan setelah Will Smith melayangkan permintaan maaf pada saat menerima penghargaan aktor terbaik untuk perannya dalam film King Richard. “Saya ingin meminta maaf kepada pihak Academy,” katanya sambil menangis. “Saya juga ingin meminta maaf kepada para penerima nominasi lainnya.” Will Smith baru mengucapkan permintaan maaf kepada Chris Rock hari ini.
Para penganut teori konspirasi tetap berpegang teguh pada keyakinannya. Mereka bersumpah akan “menguak kebenaran”, dan insiden tersebut cuma settingan untuk menaikkan rating acara Oscar.
“Itu cuma settingan… supaya orang-orang sibuk membicarakan Will Smith dan Chris Rock di Hollywood, dan melupakan Presiden Trump,” ujar seorang anggota kanal QAnon di Telegram.
Ada juga yang percaya acara penghargaan tersebut, serta insiden Will Smith, memiliki pesan rahasia. “Mereka ingin menyampaikan sesuatu melalui siaran langsung ini,” tulis pengguna papan pesan QAnon, Great Awakenings. “Bisa saja itu menjadi pesan buat mata-mata untuk melakukan Plan B.”
Lebih parahnya lagi, tak sedikit orang mengklaim lelaki di atas panggung bukanlah Will Smith yang asli.
“Insiden itu asli, tapi bukan Will Smith yang melakukannya. Dia sebenarnya sudah mati,” tandas anggota grup Telegram yang terkait dengan sekte QAnon yang percaya John F. Kennedy masih hidup.