Angkatan Udara India menyatakan telah memecat tiga perwira yang dilaporkan bertanggung jawab atas penembakan rudal ke Pakistan pada awal Maret lalu.
Berdasarkan hasil penyelidikan selama enam bulan, rudal supersonik BrahMos yang menghantam kota Mian Channu pada 9 Maret, berjarak hampir 274 kilometer dari pangkalan AU India di kota Sirsa, disebabkan oleh ketidaksengajaan.
Meski tidak menelan korban jiwa, peristiwa tersebut semakin memperkeruh hubungan diplomatik kedua negara yang sudah memanas sejak puluhan tahun lalu. Pihak India mengklaim sehari kemudian, telah terjadi kesalahan teknis dalam proses pemeliharaan.
Pakistan tak memercayai alasan yang diberikan India, dan mendesak dilakukannya penyelidikan untuk mengungkapkan dalang utama insiden itu.
Tim pencari fakta yang dikerahkan oleh Angkatan Udara India akhirnya mengumumkan hasil penyelidikan mereka pekan ini. “Pengadilan Penyelidikan yang dibentuk untuk menetapkan fakta-fakta kasus, serta siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut, menemukan tiga orang perwira telah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) yang menyebabkan penembakan rudal yang tidak disengaja,” demikian bunyi pernyataan resmi yang dirilis Angkatan Udara India.
Akan tetapi, otoritas India tidak menyebutkan nama ketiga perwira yang dicopot dari jabatannya.
Ketegangan politik antara India dan Pakistan yang sering memuncak sejak resmi berpisah pada 1947, mulai berkurang begitu kedua negara mengembangkan sistem senjata nuklir pada 1998. Sejak itu, India dan Pakistan rutin melakukan uji coba peluncuran rudal. Pada 2021, misalnya, kedua negara melakukan uji coba terhadap nyaris 30 rudal dalam kurun waktu sebulan. India menguji 16 rudal jenis balistik dan jelajah benua, sedangkan Pakistan menguji 10 rudal dengan kemampuan yang hampir setara.
Rudal supersonik BrahMos, yang dikembangkan India bersama Rusia, memiliki jangkauan hingga 180 mil atau hampir 290 kilometer. Senjata ini disebut-sebut sebagai rudal jelajah tercepat di dunia, dan terbukti mampu menghantam daerah yang berjarak sekitar 500 kilometer dari ibu kota Islamabad di Pakistan.
Kementerian Luar Negeri Pakistan tidak puas dengan hasil penyelidikannya. Melalui pernyataan resmi pada Rabu, mereka menilainya sebagai “insiden yang sangat tidak bertanggung jawab”.
“India tak hanya gagal merespons permintaan Pakistan untuk melakukan penyelidikan gabungan, tetapi juga tak mampu menjawab pertanyaan kami terkait sistem komando, keamanan dan protokol keselamatan yang dimiliki India. Tak diketahui juga mengapa India telat mengakui perbuatannya dalam peluncuran rudal,” demikian bunyi pernyataannya.
Follow Pallavi Pundir di Twitter.