Tak Ada Kasus DBD Di TTS Ditengah Pandemi Covid 19.
Liputan4.com, Soe-TTS
Tahun 2021 tidak ada pasien yang meninggal karna Demam Berdarah Dengue (DBD). Semua pasien yang dirawat di RSUD Soe sejak Januari lalu sembuh bahkan saat ini tidak ada pasien DBD di RSUD.
Hal ini dikatakan Direktur RSUD Soe, dr Ria Tahun saat dikonfirmasi diruang kerjanya Senin (15/3/2021).
Dijelaskan, total pasien DBD 19 orang pasien sejak Januari hingga tanggal 15 Maret. pasien pasien tersebut semuanya sembuh dan kini tidak ada lagi.
Ia merincikan pasien berusia 0-1 tahun :1 orang, usia 1-5 tahun : 2 orang,usia 5-15 tahun : 10 orang, 16 -25 tahun : 2 orang, dan pasien berumur 25 keatas 4 orang.
Dikatakan,biasanya banyak pasien DBD mulai Desember dan mulai menurun di bulan Maret.
“Tahun ini kasus DBD menurun atau mungkin karna dengan adanya Covid 19 sehingga masyarakat takut datang,padahal pada tahun 2020 lalu data DBD berjumlah 154 kasus”, ujarnya.
Dirinya menghimbau masyarakat tetap melaksanakan 3 M plus yakni menguras atau menyikat tempt penampungan air ,menutup tempat air,Menimbun barang bekas, dan plus adalah Abateisasi.
Selain itu Gerakan Jumat bersih adalah sesuatu yang perlu terus dilakukan.
” Masyarakat jaga kebersihan dan jikalau sakit harus datang untuk rawat jangan takut, terutama anak anak sakit harus bawa ke fasilitas kesehatan karna gejala DBD dan Covid 19 hampir sama”, pintanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr. Eirene Atte mengatakan, saat ini tidak ada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas.
Sepanjang Januari hingga pertengahan Maret 2021 tercatat sebanyak 13 pasien dirawat dengan diagnosis terkena DBD.
Namun ke-13 pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh usai mendapat perawatan medis.
” Untuk saat ini tidak ada pasien DBD yang dirawat baik di rumah sakit maupun di Puskesmas. Seluruhnya sudah sembuh dan kita ijinkan kembali ke rumah,” ungkap Eirene
Ditanya terkait rincian asal pasien DBD, Irene merincikan, 4 pasien dari kecamatan kota Soe, 2 pasien dari Panite, 2 pasien dari Niki- Niki, 1 pasien dari Tetaf, 1 pasien dari kualin, 2 dari Binaus dan 1 pasien dari Siso. Hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus pasien meninggal akibat DBD.
” Sampai saat ini belum ada yang meninggal akibat DBD,” ujarnya.
Dijelaskan Irene, ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kasus DBD. Pertama, jarak rumah warga yang berdekatan. Kedua, kebiasan berkumpul di luar rumah pada sore hari, dan ketiga, kebersihan lingkungan yang kurang dijaga.
“Masih banyak masyarakat yang menjelang sore sampai malam itu masih suka berkumpul sehingga terkena gigitan nyamuk aides agepti”, jelasnya.
Untuk mengurangi kasus DBD, Irene menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Dirinya minta Aksi Jumat bersih harus kembali digalakan untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Artikel Tak Ada Kasus DBD Di TTS, Ditengah Pandemi Covid 19 pertama kali tampil pada LIPUTAN4.COM. Oleh: Simron Yerifrans