Liputan4.com, Bungku – Seperti tertuang dalam rilis hasil survey Indikator Politik Indonesia (IPI) terkait tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara, DPR dan partai politik menjadi dua lembaga yang memiliki tingkat kepercayaan masyarakat paling rendah.
Dalam rilis tersebut disebutkan bahwa lembaga yang paling dipercaya publik adalah TNI, yakni sebesar 90 persen. Disusul presiden dengan tingkat kepercayaan 82 persen dan Polri dengan tingkat kepercayaan 71 persen.
Sementara itu di bawah KPK, ada kejaksaan dengan tingkat kepercayaan 61 persen, MPR dengan tingkat kepercayaan 57 persen, dan DPD dengan tingkat kepercayaan 52 persen. Lalu, DPR dengan tingkat kepercayaan 50 persen, dan partai politik dengan tingkat kepercayaan 48 persen.
Seperti dikutip dari www.republika.co.id, Indikator Politik Indonesia melakukan survei ini pada 17 hingga 21 September 2021, dengan 1.200 responden menggunakan metode simple random sampling. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.
Dari hasil tersebut kita mengetahui bahwa kepercayaan masyarakat terhadap partai politik sangatlah rendah. Hal ini kemudian dapat berdampak pada minimnya minat masyarakat untuk berpartisipasi didalam pemilihan umum.
Syarif Hidayat, pemuda milenial Sulawesi Tengah, saat ditanya oleh media ini terkait hal tersebut menyebutkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat kepada partai politik yang rendah merupakan salah satu dampak dari perbuatan oknum-oknum yang menjadikan partai sebagai wadah kepentingan diri sesaat bukan untuk kepentingan masyarakat pada umumnya.
“Hal ini menurut saya, sangat merusak sistem demokrasi kita karena dapat berakibat pada menurunnya minat masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada perhelatan kontestasi politik,” sebut pemuda yang juga adalah kader Partai Nasdem tersebut.
Syarif menambahkan bahwa sebenarnya tidak ada yang salah dengan partai politik, melainkan permasalahan muncul dari mereka yang tidak benar-benar ingin mencari solusi atas permasalahan yang masyarakat hadapi dan hanya memikirkan diri sendiri.
Syarif juga mengungkapkan bahwa masa depan demokrasi ada di tangan kaum muda, masa depan partai pun demikian, maka tak ada salahnya jika generasi-generasi baru mengambil bagian dalam partai politik sebagai wadah perjuangan untuk memperbaiki demokrasi dan membenahi segala sesuatu yang dibutuhkan negeri ini.
“Nah, tentunya pemikiran miring masyarakat terhadap Partai Politik inilah yang harus secepatnya kita benahi. Sebagai seorang pemuda yang memiliki pikiran yang kritis sudah sepatutnya mengambil langkah yang tentunya bertujuan untuk kembali meyakinkan masyarakat bahwa partai politik itu sebagai salah satu wadah penyambung harapan masyarakat, adapun mereka yang sering terlibat dalam tindak pidana itu hanyalah oknum-oknum,” terang Syarif kepada media ini, 29/11.
Syarif berharap agar anak-anak muda mau mengambil peran dan menjadi bagian dari perjuangan partai politik untuk mewujudkan kehidupan demokrasi yang lebih baik. #L4Sulteng.
Berita dengan Judul: Syarif : Masa Depan Demokrasi Ada Ditangan Anak Muda pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Ghaff