Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Berada di Posisi Puncak

JAKARTA -Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) merilis data terbaru elektabilitas Bakal Calon Presiden (Bacapres) Pemilu 2024.

Kali ini data yang ditampilkan berasal dari segmen responden kritis yang mengetahui betul sosok ketiga Bacapres.


Di kalangan pemilih kritis, dukungan pada Ganjar Pranowo 37,9 persen, Prabowo Subianto 33,5 persen, dan Anies Baswedan 19,2 persen. Masih ada 9,4 persen yang belum menentukan pilihan.

Hal tersebut terkuak dalam publikasi survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk ‘Kualitas Popularitas dan Elektabilitas Bacapres di Pemilih Kritis’. Survei dilakukan pada 30-31 Mei 2023 melalui telepon yang dipresentasikan pada Senin, 5 Juni 2023.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan bahwa suara Prabowo dan Ganjar seimbang, selisihnya tidak signifikan secara statistik karena kurang dari dua kali margin of error 3,3 persen (selisih di bawah 6.6 persen). Sementara suara Anies berbeda signifikan dengan kedua bakal calon presiden lainnya.

Lebih jauh Deni menunjukkan bahwa dalam 6 bulan terakhir, kesukaan pemilih kepada Anies cenderung makin lemah. Ini, menurut Deni, menjadi salah satu penjelas mengapa elektabilitas Anies cenderung melemah dalam periode ini.

“Sementara Ganjar dan Prabowo terus bersaing ketat dengan dukungan yang relatif seimbang,” ucap Deni Irvani, Senin (5/6/2023).

Deni menambahkan bahwa Ganjar diperkirakan masih dapat menaikkan elektabilitas jika tingkat dikenalnya naik. Di kalangan pemilih kritis, Ganjar baru dikenal 89 persen, sementara Prabowo 97 persen, dan Anies 91 persen.

“Dalam analisis pada kelompok pemilih yang tahu ketiga calon, Ganjar mendapat dukungan 42,2 persen, unggul signifikan atas Prabowo yang mendapatkan suara 32,1 persen, dan Anies 17,4 persen. Yang belum tahu 8,3 persen,” ujar Deni Irvani.

Di kelompok pemilih kritis yang tahu ketiga calon, Deni mengungkapkan elektabilitas Ganjar Pranowo konsisten berada di atas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Deni menjelaskan bahwa pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau handphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.

“Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen,” pungkas Deni Irvani.