Gerai supermarket Jumbo di Belanda akan menambah 200 “kasa khusus ngobrol” buat para pembeli yang sedang tidak terburu-buru dan butuh bercakap-cakap sembari membayar belanjaan. Pada dasarnya, tempat ini tak berbeda dari kasa yang biasa kita temui. Ada petugas kasir yang melayani konsumen, tapi mereka juga siap diajak mengobrol.
Diumumkan pada Senin pekan lalu (27/9), inisiatif ini bertujuan mengusir kesepian—terutama di kalangan lansia. Badan Statistik Belanda (CBS) menunjukkan, 26 persen penduduk Belanda yang berusia di atas 15 merasa cukup kesepian. Proporsinya meningkat jadi 33 persen pada populasi di atas 75 tahun.
“Kletskassa” menerima respons positif sejak pertama kali diluncurkan di salah satu cabang Jumbo pada 2019. Tempat bayar khusus ini disediakan guna mendukung program pemerintah “One Against Loneliness”.
“Kletskassa khusus buat orang-orang yang tidak sibuk dan ingin mengobrol,” bunyi email perwakilan Jumbo yang diterima Motherboard. “Banyak orang, khususnya lansia, merasa kesepian. Ini langkah kecil tapi bermakna, terutama di dunia yang semakin digital dan bergerak cepat.”
Jumbo tengah menentukan di cabang mana saja ke-200 kasa itu akan dibuka. Mereka menjadikan “wilayah yang masalah kesepiannya serius” sebagai bahan pertimbangan. Selain kasa khusus ngobrol, supermarket juga akan membuka “sudut ngobrol nyaman” di sejumlah gerai di Belanda dan Belgia. Pembeli bisa nge-rumpi sambil minum kopi, serta menyumbang resep untuk Oma’s Soep—inisiatif yang menghubungkan lansia dan anak muda dengan cara bikin sup bareng.
Sistem pembayaran di jaringan supermarket besar Belanda, seperti Jumbo, sudah serba digital selama satu dekade terakhir. Pembeli bisa memindai dan membayar sendiri belanjaannya, sedangkan kamera pengintai terpasang di berbagai sudut toko untuk mendeteksi wajah mereka.
Ini bukan langkah pertama Belanda dan Belgia dalam memberantas kesepian. Panti jompo di Belanda menawarkan kos-kosan gratis kepada para mahasiswa yang mau menghabiskan 30 jam seminggu bersama penghuni lansia. Pada saat lockdown tahun lalu, Belanda menyarankan agar warga memiliki “teman ngewe”, sedangkan Belgia mengizinkan rakyatnya untuk punya “knuffelcontact” alias teman kelonan.