JAKARTA, Liputan4.com | “Kami dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh ada 8 kawasan yang kami kelola itu ada TWA, ada CA, dan kemudian ada Taman Burung serta lainnya.
Kita dalam hal pengelolaan kawasan selalu menjaga sampai ke resort-resort. Ada resort-resort dibawah seksi ada resort. Kemudian juga penanganan konflik, konflik aswat kita ada seru-seru yang kita tempatkan dilapangan dalam hal penanganan konflik baik itu Gajah maupun harimau dan satwa lainnya seperti Beruang yang sering terjadi di Banda Aceh”. Hal ini diutarakan Erwan Chandradaya Kasubag Tata Usaha BKSD Aceh kepada Liputan4.com di Jakarta, Jumat (1/7).
Dijelaskan Erwan Chandradaya, kalau dari sisi satwa kita melihatnya sampai dengan hari ini kita selalu berupaya dalam penanganan untuk menjaga satwa-satwa tersebut seperti ada konflik kita cepat turun kelapangan.
Kemudian kita lakukan penanganan kita atau melalui dokter-dokter hewan yang ada setelah itu kita lepas kembali agar dapat berkembang kembali ke dalam hutannya, ujarnya.
Ditambahkan Tutia Rahmi sebagai Pengendalian Sistem Hutan di BKSD Aceh, jadi di Aceh kita itu konservasi lebih 4 satwa prioritas itu ada Badak Sumatera, Orang Utan Sumatera, Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera. Itu satu-satunya provinsi di Indonesia yang punya 4 satwa liar spesies kunci disatu daratan.
Nah di Aceh sendiri tutupan kawasan hutannya masih besar sekitar 3,5 juta hektar dengan tutupan lahan 3,1 hektar terlihat jika dari peta tutupan awal yang paling bagus di pulau Sumatera. Nah jadi aji juga terkenal sebagai benteng terakhir dari perlindungan ke 4 spesies ini.
Jadi 4 spesies ini selalu spesies kunci dan dia juga spesies payung. Jadi dia melindungi satwa-satwa lainnya karena wilayah jelajahnya cukup besar. Jadi ketika kita melindungi 4 spesies ini atau ketika kita melakukan konservasi terhadap 4 spesies ini maka spesies satwa liar lainnya ikut terlindungi. Jadi makanya kita melakukan perlindungan di 4 spesies ini.
Kemudian di Aceh juga ada Kanun atau Perda yang disahkan oleh Gubernur Aceh dalam rangka pengelolaan habitat satwa liar 4 spesies ini. Jadi kita juga didukung oleh pemerintah daerah kita kan Balai KSDA ini dibawah Kementerian Kehutanan, tuturnya.
“Nah kita bekerja bersama-sama dengan pemerintah daerah dan Pemerintah Provinsi di Aceh”, tegas Tutia.
Dijelaskan Tutia lagi, kalau kawasan konservasi sendiri itu dibawah wewenang BKSDA itu dengan luas sekitar 400.000 hektar untuk kawasan konservasi.
Nah kalau ditotalkan tadi saya sampaikan kawasan hutan itu ada sekitar 3,5 juta hektar di provinsi Aceh itu sudah termasuk hutan lindung, kawasan konservasi, taman gunung lowser dan juga hutan produksi.
Jadi kita saat ini bangga punya 4 spesies kunci jangan sampai kebanggaan kita itu hilang dalam 10 tahun atau 20 tahun lagi karena kita tidak bisa atau tidak mampu menjaga kelestariannya, ucapnya.
Pesan saya dari konservasi bekerja di aceh buat masyarakat semua bukan hanya di aceh sumatera khususnya dan indonesia umumnya mari kita jaga kawasan kita bersama baik itu kawasannya maupun hewan-hewan yang dilindungi, tutup Erwan.
(Doli)
Berita dengan Judul: Sumatera Punya Empat Spesies Disatu Daratan Dilindungi pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Fredi Andi Baso