Jika ada pembaca yang sampai sekarang belum nonton Squid Game mungkin kalian sempat menjauh dari medsos. Serial distopian produksi Korea Selatan tersebut menjadi tayangan paling banyak ditonton di Netflix sepanjang tahun ini. Ceritanya penuh kejutan, dibalut dengan kritik sosial soal ketimpangan di masyarakat.
Squid Game menawarkan alternatif realitas yang ekstrem, ketika orang-orang yang terjebak utang ditawari mengikuti rangkaian lomba sederhana dengan hadiah uang berjuta-juta. Masalahnya, jika kalah dalam perlombaan ini, pesertanya akan mati. Penonton Squid Game akhirnya akan terbiasa melihat adegan orang ditembak, digorok, sampai diambil organnya.
Netflix selama ini cukup longgar memberi ruang bagi konsep serial TV yang menyajikan kekerasan eksplisit, namun biasanya tayangan macam itu tidak menjadi fenomena kultural seperti Squid Game.
Sesungguhnya, ide cerita Squid Game tidak sepenuhnya baru. Film atau serial dari genre thriller sudah sering menghadirkan kisah “permainan maut”, menampilkan deretan karakter yang dipaksa bermain dalam situasi hidup-mati untuk menghibur kelas atas. Salah satu seri film Barat yang terkenal berkat konsep macam ini adalah trilogi The Hunger Games yang meroketkan popularitas Jennifer Lawrence. Hunger Games sendiri jelas terinspirasi film asal Jepang yang tayang pada awal dekade 2000-an.
Terlepas dari perkara sumber inspirasi tadi, penonton rupanya tetap tertarik dengan konsep cerita permainan maut. Sebab, seiring berjalannya cerita, penonton akan memiliki keterikatan dengan tiap karakter, sambil berharap-harap cemas tokoh idola mereka tetap selamat sampai akhir cerita.
Apabila kalian sudah kelar nonton seluruh episode Squid Game dan merasa ingin menyaksikan cerita sejenis, tenang, kami sudah membuat kompilasinya. Daftar ini bakal membantu kalian menyaksikan tayangan serupa, sehingga nantinya pembaca bisa mendalami subgenre horor permainan maut.
Alice In Borderland (2020)
Setting cerita serial ini bertempat di pinggiran Tokyo, menampilkan tokoh utama seoran gamer dan dua sahabatnya, yang sebenarnya sama sekali tidak ingin ikutan permainan maut melibatkan samurai hingga harimau. Alice In Borderland tayang di Netflix sejak akhir 2020, ceritanya penuh dengan plot twist tapi ada sisipan humor dalam takaran yang pas. Alice In Borderland diadaptasi dari manga berjudul serupa, dan kabarnya season dua akan tayang pada 2022.
3% (2016)
Serial ini menjadi acara produksi TV Brasil pertama yang ditayangkan oleh Netflix. Dibanding horor, genrenya lebih tepat masuk fiksi ilmiah. Ceritanya tentang situasi dunia di masa depan, ketika muncul segregasi antara tempat tinggal warga miskin dan kaya. Tiap muda-mudi miskin yang sudah berusia 20 diberi kesempatan mengikuti proses seleksi agar bisa tinggal di wilayah orang-orang tajir. Sesuai judulnya, hanya 3% peserta yang bakal selamat di akhir seleksi. Kalian bisa nonton 3% sampai tuntas, karena season terakhirnya sudah tayang di Netflix sejak akhir 2020. Sang kreator serial ini, Pedro Aguilera, sedang menuntaskan syuting Omniscient, cerita fiksi ilmiah distopian lainnya dan bakal tayang pula di Netflix.
As the Gods Will (2014)
Sebagian penonton Squid Game mungkin merasa ceritanya akan lebih seru kalau diperankan anak-anak muda. Jangan khawatir, sutradara kenamaan Jepang Takeshi Miike sudah membuat cerita macam itu enam tahun lalu.
As The Gods Will menggambarkan keisengan dewa yang turun ke Bumi, untuk mengajak pelajar sekolah ikut permainan mautnya. Film ini penuh kekerasan eksplisit, tapi tetap menghadirkan momen lucu di sela-selanya.
Battle Royale (2000)
Inilah film Jepang yang bisa dibilang mempopulerkan subgenre permainan maut di ranah budaya pop. Sutradara legendaris Quentin Tarantino menobatkan film ini sebagai salah satu film favoritnya sepanjang masa. Battle Royale menggambarkan sekelompok pelajar nakal di Jepang diculik ke sebuah pulau kosong, lalu diminta saling membunuh satu sama lain. Permainan mengerikan ini diinsiasi pemerintah Jepang, karena mereka menganggap kenakalan remaja sebagai masalah sosial.
Peserta yang tidak mau membunuh remaja lain bakal tetap mati, karena tiap leher mereka dipasangi bom. Film ini merupakan adaptasi dari novel Kinji Fukasaku berjudul serupa, yang sebetulnya meniatkan cerita ini sebagai kritik keras terhadap budaya Jepang yang mendehumanisasi anak muda. Seperti kami sebut di atas, novel dan film ini kemungkinan besar menginspirasi trilogi Hunger Games.
Cube (1997)
Film ini tayang tiga tahun lebih dulu dibanding Battle Royale, tapi konsepnya memang agak berbeda. Ceritanya menampilkan tujuh orang yang tak kenal satu sama lain terjebak di sebuah labirin. Selama berjuang kabur, ketujuh karakter itu harus menghadapi berbagai tantangan serta jebakan mematikan. Bisa dibilang Cube merupakan inspirasi bagi film slasher kesohor macam Saw.
GANTZ (2010)
Salah satu pertanyaan dalam hidup yang akan selalu menghantui manusia adalah apa yang terjadis etelah kita mati? GANTZ, yang diadaptasi dari manga berjudul serupa, berusaha menjawab topik tersebut dengan pendekatan ekstrem. Tokoh utamanya adalah anak muda yang berniat bunuh diri dengan menabrakkan diri ke kereta, tapi justru bangkit lagi dan terjebak peperangan melawan alien. Jika berhasil membunuhi alien dan mendapat banyak poin, tiap peserta dijanjikan bisa hidup kembali. Apakah ini kenyataan alam setelah mati dalam cerita GANTZ, atau ada sosok yang mengendalikan permainan gila tersebut? Kalian bisa mendapatkan jawabannya dengan menonton sendiri film yang keren ini.
Intacto (2001)
Film Spanyol ini sekilas tidak menawarkan premis permainan maut seperti rekomendasi di atas. Tapi, jangan salah, ada elemen serupa sepanjang ceritanya. Tokoh utama Intacto adalah pekerja sebuah kasino yang berusaha memburu seorang lelaki paling beruntung di dunia. Pencarian itu akan membawanya menghadapi serangkaian uji keberuntungan ekstrem, termasuk sebuah adegan russian roulette (menembak pistol ke kepala sendiri) yang sangat menegangkan.
Follow i-D di Instagram dan TikTok untuk mendapat informasi seputar budaya pop lainnya