JAKARTA, Liputan4.com | “Kami Dekranasda PKK dari Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) memang untuk mengikuti event seperti ini baru pertamakali. Kalau dengan sebelumnya Tahun 2019 kemarin kami juga bergabung dengan Dekranasda NTT tapi yang kami bawa sebelumnya adalah produk tenun dalam arti yang masih seperti ini”. Hal ini diungkapkan Trida Iwa Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur kepada Liputan4.com diacara Pameran Indonesia Fashion Week di gedung Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (16.4.2022).
Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Sumba Timur, NTT Trida Iwa, untuk pameran yang sekarang ini memang kami sudah mencoba karena memang tenun Sumba Timur itu cantik bagus. Kemudian supaya bisa terjangkau kesemua kalangan milineal juga bisa.
Jadi tenunan Sumba ini kami juga buatkan ada produksi slingback, ada toothbag, ada topi dan tali masker juga ada, dompet pria dan dompet wanita. semuanya itu bahan tenunan asli Sumba Timur. Jadi kalau tenunan Sumba Timur memang tenunannya pakai manual masih alat tenun tradisional dan kami bawa salah satu pengrajin seperti ini.
Sambungnya lagi, untuk pasarnya sejak dahulu tenunan Sumba sudah terkenal malah yang antik-antik yang usianya sudah puluhan tahun bahkan ratusan tahun sudah ada di museum Belanda, Jerman, Jepang dimana-mana tapi untuk produk sekarang ini pernah dibawa sama ibu gubernur ke Dubai, kemudian tahun lalu dibawa ke Inggris sama Belanda, tuturnya.
Tambahnya lagi, untuk tahun ini dari Belanda sudah mulai memesan tenunan Sumba Timur karena pengrajin kami juga belum semuanya bisa menenun. Mulai sekarang belajar menenun bagaimana memasarkan secara online sehingga ada kerjasama dengan teman dari Salatiga terus ada juga kerjasama dengan teman teman itu punya relasi di Belanda, teman ini merencanakan festival tenun di Sumba. Ada yang dilakukan seperti ini ada juga yang dijual secara virtual, papar Trida.
Selanjutnya Kata Trida, pada awalnya memang kain tenun sumba dipakai untuk Adat Istiadat. Jadi sebenarnya orang Sumba itu kami orang Sumba bukan budaya menulis budaya kami titutur. Jadi semua cerita tentang kehidupan orang Sumba itu diceritakan lewat tenunan ini seperti itu.
Kemudian, pada waktu yang lalu memang karena hubungan dengan luar negeri dengan Belanda mereka mengambil tenunan Sumba tapi masih produk yang seperti ini masih asli. Kalau dulu, sambungnya, sebelum tahun 1990 an kebawah itu memang produk tenun masih hanya digunakan untuk acara adat istiadat tetapi setelah diatas tahun 1996 tahun 2000 an sudah mulai tenun Sumba sudah banyak orang melirik tenunan Sumba.
Ada juga saudara-saudara kami yang suka keluar dari Sumba ke Bali ke Jakarta mereka menjual kain Sumba dan sudah bisa digunakan berbagai produk fashion ini, terangnya.
(Doli/Red)
Berita dengan Judul: Sudah Banyak Orang Melirik Tenun Sumba pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Fredi Andi Baso