Berita  

Stok Pupuk Subsidi Terbatas, Petani di Timika Mulai Mengeluh

stok-pupuk-subsidi-terbatas,-petani-di-timika-mulai-mengeluh

TIMIKA | Petani mengeluh soal pupuk subsidi dari pemerintah terbatas sehingga harus membeli pupuk non subsidi yang mahal, keluhan ini datang dari beberapa petani di area Sp 4, Timika, Papua. Sabtu, (12/03/2022).

Selain keluhan soal kuota subsidi pupuk yang terbatas, petani juga mengungkapkan keluhannya terkait dengan harga pupuk yang mahal saat disuplai dari distributor. Bukan hanya persoalan pupuk yang dihadapi, petani juga harus menghadapi persoalan pestisida dan obat rumput yang harganya mengalami kenaikan secara drastis.


Tak hanya itu lanjutnya belum lagi harga buah dan sayuran yang dijual ke pasaran tidak sebanding dengan harga pupuk yang begitu mahal, harga pupuk makin mahal sedangkan harga sayuran di pasaran masih normal.

Saat ditemui diladangnya, Samin selaku petani menyampaikan bahwa pada lima tahun lalu pupuk subsidi masih melimpah sehingga petani bisa membeli dengan stok yang banyak, namun beberapa tahun tehun terakhir ini pemerintah telah membatasi kuota pupuk subsidi. Ia juga tidak mengetahui mengapa pemerintah bisa mengurangi dan membatasi kuota untuk pupuk subsidi.

Petani yang memiliki lahan dengan luas 12 Hektar itu mengungkapkan bawah harus membelih pupuk dari distributor dengan harga yang mahal agar bisa memenuhi kebutuhan, Ia mengatakan sebelum lebaran pada tahun kemarin harga pupuk masih normal tetapi setelah lebaran harga pupuk melonjak naik dari harga normalnya sebelumnya Rp 575 ribu hingga Rp 800 ribu.

“Bagi kami harga pupuk bukan mahal lagi tetapi sangat mahal sekali, ” ungkap Samin.

Pupuk subsidi Ponska, Urea, NPK, dan organik hanya diberikan satu-satu karung, padahal saya sangat membutuhkan Ponska dan organik dalam jumlah banyak, Karena pupuk organik sangat dibutuhkan, maka saya juga membeli pupuk kompos.

“Saya belum kalkulasi apakah bisa membayar pekerja atau tidak, sayang jika pekerja saya harus nganggur, ” ungkap Samin.

Selain itu ia juga berharap pemerintah bisa melihat persoalan ini sehingga bisa memberikan subsidi dengan kuota yang banyak karena harga sayuran di pasaran murah sehingga tidak sebanding.

Senada dengan petani sebelumnya, Bambang saat ditemui juga menyampaikan bahwa pada 5 tahun sebelumnya para petani mendapatkan subsidi dengan jumlah banyak, namun sekarang kuotanya dibatasi.

Ia juga mengungkapkan bahwa harga pupuk non subsidi dan pestisida juga naik drastis, kata Bambang kenaikan harga yang diduga disebabkan oleh harga ongkos pengiriman barang.

Selain itu Ia juga berharap agar pemerintah menambahkan kuota pupuk bersubsidi serta bisa memperhatikan terkait pendistribusiannya sehingga para petani dapat menjaga stabilitas komoditi pasar.

Berita dengan Judul: Stok Pupuk Subsidi Terbatas, Petani di Timika Mulai Mengeluh pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Yosef Mayabubun