Kepala Dinkes P2KB Mahulu, drg Agustinus Teguh Santoso
Ujoh bilang, Liputan4.com – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Dari 10 kabupaten/kota se-Kalimantan Timur, saat ini 3 daerah masuk status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 mulai 7-20 September 2021 yang ditetapkan oleh pusat.
Tiga daerah itu yakni Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Terkait dengan penetapan Mahulu masuk dalam PPKM Level 4 tersebut, Ketua Tim Gerak Cepat (TGC) Penanganan Covid-19 Mahulu, drg Agustinus Teguh Santoso menjelaskan, bahwa penyebabnya karena perbedaan data BNPB Pusat dengan data yang dimiliki oleh Dinkes Provinsi.
“Masih diupayakan sinkronisasi data ke BNPB Pusat oleh Dinkes Provinsi, karena perbedaan datanya,” terangnya
Agustinus Teguh Santoso yang juga merupakan Kepala Dinas Kesehatan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Mahulu menuturkan, evaluasi PPKM untuk Mahulu ada 3 penilaian pihaknya yang jatuh dari 6 penilaian PPKM.
“Angka kematian kasus Covid-19 Mahulu dalam 2 pekan terakhir masih di atas 5 kasus. Positif rate/pemeriksaan sample swab yang positif masih di atas nilai rata-rata nasional. Serta hasil tracing/tracking kasus masih belum terbaca, bahkan nilainya masih nol,” katanya.
Sementara 3 penilaiain lainnya seperti penurunan kasus, banyaknya pasien yang dirawat, dan pengobatan yang dilakukan oleh rumah sakit/puskesmas, nilainya sudah cukup baik.
Dia menambahkan, penyebab jatuhnya nilai PPKM Mahulu diantaranya, karena kasus orang meninggal dalam 2 pekan terakhir lebih dari 5 orang. Walaupun meninggal banyak di luar Mahulu (kasus import), tapi datanya tetap masuk ke Mahulu.
Kemudian pengiriman sampel ke labkesda selama ini hanya yang positif antigen. Sehingga hasilnya banyak positif. Sementara hasil negatif pemeriksaan swab antigen di puskesmas dan rumah sakit di Mahulu tidak diambil swabnya dan tidak dikirim ke Labkesda Provinsi.
“Serta tidak dilaporkan hasil pemeriksaan swab antigen negatif nya ke aplikasi Pemeriksaan Swab Antigen (NAR). Sehingga yang terbaca di pusat hanya hasil positifnya saja,” urainya.
Dinkes P2KB Mahulu telah mengevaluasi. Bahkan memerintahkan agar semua PKM dan rumah sakit yang melakukan pemeriksaan Swab Antigen/TCM untuk segera mengisi hasil pemeriksaan swab antigennya.
“Baik hasil positif maupun hasil negatif,” kata Teguh Santoso.
Diungkapkannya, tidak dipungkiri bahwa di Mahulu kegiatan tracing/tracking masih rendah dan belum ada laporan hasil tracing/tracking dari puskesmas ke Aplikasi Laporan kegiatan Tracing/Tracking (Silacak).
“Selama ini apabila ada kasus (banyak yang kontak erat), tetapi saat tim PKM/Dinkes ke lapangan, warga tidak mau diperiksa swab. Bahkan banyak yang lari ke ladang,” urainya.
Hal itu kata dia, bisa dilihat betapa minimnya warga yang datang saat dinkes mengadakan kegiatan swab massal.
“Bertolak belakang dengan kegiatan vaksinasi,” tuturnya.
Ditambahkan Teguh Santoso, alasan puskesmas di 5 kecamatan se-Mahulu belum memasukkan laporan hasil tracing atau tracking, karena dua pekan terakhir di Mahulu sering terjadi gangguan sinyal telekomunikasi.
“Sudah di evaluasi. Agar tim tracing dan tracking dalam kegiatannya melibatkan peran Babinsa/ Babinkamtibmas dan tokoh masyarakat,” ucapnya.
Bahkan kata Teguh Santoso, pihaknya telah meminta agar puskesmas di 5 kecamatan se-Mahulu membuat laporan manual hasil tracing/tracking. Dikirim ke dinkes agar bisa di bantu pengiriman laporannya jika terkendala gangguan sinyal.
“Semoga dalam waktu dua pekan ke depan, dengan sinkronisasi data dari Dinkes Provinsi ke BNPB Pusat dan perbaikan sistem di PKM/RS, penilaian PPKM di Mahulu bisa turun,” pungkasnya
(Sumber : Mahakam Pos.Com/Red)
Berita dengan Judul: Status PPKM Level 4 di Mahulu “Ada perbedaan data BNPB Pusat Dengan Dinkes Provinsi pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Radaksi L4.com