Skandal Markup Iklan Bank BJB: Rp222 Miliar Mengalir, KPK Dalami Peran Ridwan Kamil

Sekandal korupsi Bank BJB, Penyidik KPK melakukan penggeledahan dan menyita dokumen serta aset dikediaman Ridwan Kamil.
Sekandal korupsi Bank BJB, Penyidik KPK melakukan penggeledahan dan menyita dokumen serta aset dikediaman Ridwan Kamil.

Jakarta, – Infakta.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan lima tersangka dalam Sekandal Korupsi Bank BJB kasus dugaan korupsi markup dana penempatan iklan oleh Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (Bank BJB). Dari kelima tersangka tersebut, dua berasal dari internal Bank BJB, sementara tiga lainnya adalah pihak swasta.

Pelaksana Harian Direktur Penyidikan KPK, Budi Sukma, dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih, Jakarta, pada Kamis (13/3) petang, mengungkapkan bahwa tersangka dari Bank BJB adalah YR (Yuddy Renaldi), Direktur Utama Bank BJB, dan WH (Widi Hartoto), Pimpinan Divisi Corporate Secretary Bank BJB.


“Kami telah menetapkan lima tersangka yang diduga berperan dalam penggelembungan anggaran belanja iklan, yang merugikan keuangan bank hingga ratusan miliar rupiah,” ujar Budi.

Bagaimana Modus Korupsi Ini?

KPK mengungkap bahwa praktik markup Sekandal Korupsi Bank BJB ini terjadi selama periode 2021-2023, dengan total nilai dugaan korupsi mencapai Rp222 miliar.

Dalam skemanya, dana penempatan iklan yang seharusnya bernilai Rp200 juta per kali pemasangan, diduga digelembungkan menjadi Rp400 juta. Selisih markup ini kemudian diduga mengalir ke sejumlah pejabat sebagai “setoran” tersembunyi.

“Aliran dana dalam dugaan markup ini sedang kami dalami lebih lanjut,” kata Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, kepada media pada Selasa (27/8/2024).

Dugaan Keterlibatan Ridwan Kamil dan Penggeledahan KPK

Dalam perkembangan terbaru, KPK melakukan penggeledahan di beberapa lokasi strategis, termasuk kediaman mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan kantor salah satu bank swasta.

Hasil penggeledahan ini mencengangkan Tim penyidik menemukan dokumen penting, aset properti, kendaraan, hingga uang dalam bentuk deposito senilai Rp70 miliar. Namun, satu pertanyaan besar muncul: ke mana Ridwan Kamil?

Plh. Direktur Penyidikan KPK, Budi Sukma, menyebut bahwa KPK akan segera memanggil Ridwan Kamil untuk dimintai klarifikasi terkait temuan ini. Namun, hingga kini keberadaannya masih belum diketahui.

“Kami menemukan sejumlah aset bernilai besar, termasuk uang deposito Rp70 miliar. Saat ini, kami sedang mendalami apakah aset-aset ini terkait langsung dengan kasus yang sedang kami tangani,” jelas Budi.

Golkar Kesulitan Menghubungi Ridwan Kamil

Selain KPK, Partai Golkar—partai tempat Ridwan Kamil bernaung—juga mengaku kesulitan menghubungi mantan gubernur tersebut.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Emil Iswara, mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum mendapat respons dari Ridwan Kamil maupun keluarganya.

“Kami ingin meminta klarifikasi langsung dari beliau. Namun, hingga saat ini, kami belum berhasil menghubungi Ridwan Kamil,” ujar Emil di Kantor BPK Jawa Barat.

Langkah KPK Selanjutnya

KPK memastikan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut. Kemungkinan adanya pemanggilan saksi tambahan, penyitaan aset lain, atau bahkan penetapan tersangka baru tidak dapat dikesampingkan.

Kasus ini telah mengguncang dunia perbankan dan politik di Jawa Barat. Publik kini menanti jawaban:

Apakah skandal ini akan menyeret lebih banyak nama besar?

  • Bagaimana skema aliran dana sebenarnya?
  • Dan yang paling utama, di mana Ridwan Kamil?

Hanya waktu yang akan menjawab.


Rd Ahmad SyarifÂ