Berita  

Situs LiveLeak yang Kondang Berkat Video Pemenggalan dan Perang Tutup Permanen

situs-liveleak-yang-kondang-berkat-video-pemenggalan-dan-perang-tutup-permanen

Selama 15 tahun terakhir, LiveLeak adalah contoh terbaik situs yang mudah diakses siapapun dengan mutu konten agak mendekati kualitas ‘dark web’. Bertahun-tahun nama LiveLeak sinonim dengan kegiatan menonton video penuh kekerasan yang mengejutkan, bikin ngeri, atau bahkan menggelikan.

Intinya, ketika pertama dikenal anak-anak warnet Indonesia, LiveLeak menyediakan semua video yang mustahil boleh tayang di YouTube. Pada 2014, situs berita Business Insider sampai menjulukinya sebagai “situs favorit tim propaganda Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).” Sebab, tim medsos ISIS gemar sekali mengunggah video-video pemenggalan sandera mereka ke LiveLeak.


Sejak awal Mei 2021, situs LiveLeak resmi ditutup permanen. Situs itu berganti brand menjadi layanan streaming video-video yang lebih ‘soft’, dengan nama baru ItemFix. Tak ada lagi video pemenggalan, ledakan bom teroris, dan semua yang bikin LiveLeak populer.

“Tidak ada yang abadi di dunia ini, LiveLeak pun demikian. Kami merasa LiveLeak sudah mencapai semua yang bisa kami lakukan untuk membuatnya dikenang orang,” kata Hayden Hewitt, co-founder LiveLeak, dalam postingan blog resmi menjelaskan penutupan situs tersebut.

“Dunia Internet kini berubah drastis dan kami pun harus berubah sebagai penyedia jasa di internet. Meski begitu, keputusan menutup situs ini tidak mudah, karena LiveLeak bukan sekadar bisnis bagi kami, tapi merupakan sumber dari hal-hal menggairahkan yang tidak bisa diduga.”

LiveLeak muncul pada 2006, sebagai versi video untuk mengimbangi situs Ogrish yang juga kerap menampilkan konten kekerasan, horor, dan sadisme. Bersama dengan rotten.com, tiga situs ini dikenal sebagai tempat mencari konten tergelap yang bisa disediakan internet kala itu. Kendati demikian, LiveLeak sebetulnya tidak diniatkan untuk menampung video-video sadis semata. Hewitt dan kawan-kawan lebih berharap platform mereka menjadi sarana bagi jurnalis warga membagikan video tanpa sensor tentang berbagai kejadian di seluruh dunia.

Di masa awal berdiri, LiveLeak segera dikenal pengguna internet karena hanya di sana kalian bisa menonton video eksekusi gantung Saddam Hussein. Demikian juga proses eksekusi brutal korban kartel narkoba Meksiko. Berbagai video perkembangan perang Irak dan Afghanistan (kala itu belum berakhir), juga cuma bisa disaksikan dari LiveLeak.

LiveLeak mulai kena masalah karena dianggap mempromosikan konten pemenggalan korban ISIS. Akhirnya, sejak 2014, Hewitt dan rekan-rekan pengelola situs itu berusaha memoderasi konten. Situs ini kembali dapat kecaman pada 2019, karena terus mengizinkan user mengunggah video penembakan massal jamaah dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Pemerintah Australia dan Selandia Baru menuntut LiveLeak menghapus video itu, karena dianggap mempromosikan ideologi teroris supremasi kulit putih.

Atas berbagai tekanan tersebut, dan agar situsnya lebih ramah pengiklan, Hewitt dan timnya akhirnya memunculkan platform baru sekalian, yang sepenuhnya melarang video sadis ataupun mengganggu secara psikologis. Sang pendiri mengaku akan selalu mengenang para pengguna dan uploader setia LiveLeak.

“Kepada anggota komunitas LiveLeak, termasuk para troll di kolom komentar, kalian selama ini telah menemani perjalanan situs ini. Kalian semua sangat berjasa, sekalipun kalian barangkali tidak menyadarinya,” tulis Hewitt. “Saya pribadi akan selalu mengenang kalian.”