Berita  

Situs Kemenkes Malaysia Sebut Kepribadian Perempuan Penyebab Pelecehan Seksual

situs-kemenkes-malaysia-sebut-kepribadian-perempuan-penyebab-pelecehan-seksual

Kementerian kesehatan Malaysia dihujani kritik pedas karena artikel tentang pelecehan seksual yang terbit di situs resminya. Artikel tersebut melanggengkan budaya victim blaming dengan menyalahkan kepribadian perempuan sebagai penyebab pelecehan seksual.

Berjudul “Emotional Impact on Sexual Harassment” (Dampak Pelecehan Seksual Pada Psikis), artikel yang telah dihapus itu mengklaim “daya tarik fisik”, “badan seksi” dan “kepribadian menarik” dapat memicu terjadinya pelecehan seksual.


Situsnya juga memberikan informasi terbaru tentang kasus COVID-10 dan program vaksinasi di Malaysia, dan tidak dapat diakses pada Kamis siang karena sedang “dalam perbaikan”.

Artikel itu terbit 2016 lalu, tapi baru sekarang menuai kontroversi setelah pengguna Twitter melaporkannya ke politikus oposisi Hannah Yeoh, mantan wakil menteri urusan pengembangan perempuan, keluarga dan komunitas.

“Isi artikel ini bermasalah banget,” bunyi twit Yeoh yang telah di-retweet hampir 1.000 kali. Dia mendesak kemenkes untuk segera menghapus artikel dari situs mereka.

Aktivis perempuan dan jurnalis ikut mengecam tulisannya. “Lelaki melakukan pelecehan seksual dengan menyalahgunakan kekuasaan mereka di tempat kerja. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan busana perempuan,” penulis Boo Su-Lyn mengetwit.

Politikus yang berkuasa di Malaysia terkenal sering melontarkan pernyataan seksis. Contohnya pada saat lockdown pertama tahun lalu, beberapa dari mereka menanggapi peningkatan kasus KDRT dengan menyuruh perempuan patuh pada suami.

Kementerian urusan perempuan dan keluarga bahkan menekankan pentingnya memperhatikan “penampilan diri” selama bekerja di rumah. Ketua menteri Rina Harun menganjurkan ibu rumah tangga berbicara lemah lembut “seperti Doraemon” di hadapan suami supaya mereka tidak mudah marah.

Direktur jenderal kemenkes Malaysia Noor Hisham Abdullah memberi tahu surat kabar Malay Mail Rabu, artikel tersebut telah menciptakan “persepsi negatif” dan murni berdasarkan pendapat pribadi penulis.

Dia menambahkan artikelnya telah dihapus. Pihak kemenkes dikatakan sudah meninjau artikel-artikel lama di portalnya.

Pengguna medsos Malaysia juga menemukan artikel lain di situs kemenkes yang merendahkan pekerja perempuan dan komunitas queer.

Menurut salah satu artikel, “perempuan Malaysia yang ambisius dan gila kerja” berisiko “menjadi lesbi” jika mereka bekerja di lingkungan yang dominan perempuan.

Follow Heather Chen di Twitter.