Berita  

Situasi Terus Membaik, Karyawan PT GNI Kini Bekerja Normal

Morowali Utara- Pasca bentrok yang terjadi di PT. GNI, situasi terkini sudah kondusif dan karyawan sudah kembali bekerja. Namun demikian, dilakukan penjagaan ketat oleh polisi guna mengantisipasi provokasi yang ada.

“Di depan pintu gerbang petugas sekuriti dengan diawasi petugas TNI-Polri melakukan pemeriksaan ID card karyawan yang mulai masuk kerja,” kata Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto dalam keterangannya.


Hingga saat ini, berdasarkan pantauan di lokasi PT. GNI Tenaga Kerja Asing (TKA) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sudah berdamai dan kembali melakukan aktifitas normal.

Polda Sulteng juga menyatakan bahwa tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja asing (TKA) yang bentrok di PT GNI, Morowali Utara (Morut), telah berdamai. Disebutkan bahwa keduanya pun telah berbaur dan mulai bekerja.

“Kedua belah pihak sudah membaur secara harmonis melaksanakan aktivitas sesuai bidang pekerjaan masing-masing,” kata Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto.

Seperti diketahui, PT GNI merupakan perusahaan ekstraksi atau pemurnian bijih nikel (smelter) yang berdiri pada 2019 lalu. Perusahaan nikel tersebut memiliki target produksi hingga 1,9 juta Nickel Pig Iron (NPI) setiap tahunnya.

PT GNI masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) Indonesia di bidang hilirisasi minerba. PT GNI menghasilkan produk ferronickel yang kemudian diolah menjadi besi stainless yang digunakan untuk produksi stainless dan industri besi nickel alloy.

Untuk itu, pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyampaikan sejumlah pernyataan sikap pemerintah terkait peristiwa itu.

Mahfud menyampaikan pemerintah menyesalkan bentrokan antar karyawan di PT GNI dan meminta peristiwa itu diakhiri dengan sebaik-baiknya.

Pemerintah juga meminta supaya seluruh masyarakat tenang dan kembali ke kehidupan normal karena situasi di Morowali Utara saat ini sudah kondusif.

“Aparat bersama pemerintah daerah dan PT GNI terus mencari penyelesaian dengan sebaik-baiknya atas peristiwa tersebut,” ujar Mahfud dalam siaran pers Kemenko Polhukam,

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Habib Ali bin Muhammad Aljufr mengaku prihatin atas peristiwa kerusuhan yang terjadi.

Dirinya pun meminta semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa berakibat lebih besar.

“Karena bagaimanapun kegiatan investasi itu ada manfaatnya untuk masyarakat. Walaupun memang ada kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan dari kejadian itu,” pungkasnya.