#Part 3
LIPUTAN4.COM, Palu – “Jangan terus-terusan menuntut ilmu karena sesungguhnya ilmu itu tidak bersalah.”
Pelaksanaan Musyawarah Nasional (MUNAS) Korps Alumni HMI (KAHMI) Ke XI & Forum Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Wati (FORHATI) ke V dilaksanakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 23 – 26 November 2022 telah berakhir namun tetap menyisakan kisah kisah jenaka.
Munas KAHMI dan FORHATI ini dibanjiri oleh kehadiran tokoh tokoh nasional yang berasal dari pengkaderan HMI mulai dari tokoh senior seperti Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Mahfud MD, Hamdan Zulfa, Siti Zuhro maupun Anies Baswedan serta beberapa tokoh tokoh lain lintas partai dan lintas profesi perwakilan dari seluruh daerah di Indonesia.
Dalam pembukaan Munas sedianya sesuai dengan rundown acara akan dihadiri dan dibuka oleh Presiden RI bapak Ir. Joko Wododo, akan tetapi karena satu dan lain hal tiba tiba membatalkan sehingga hanya diwakilkan oleh KH. Makruf Amien selaku Wakil Presiden RI.
Meski tanpa dihadiri oleh Presiden namun pelaksanaan Munas tetap terselenggara dengan lancar, damai, adem, aman dan sukses. Munas KAHMI dalam dialektikanya telah menghasilkan beberapa keputusan yang penting dan strategis.
Diantara puncaknya adalah telah menghasilkan keputusan dengan menetapkan 9 orang sebagai Koodinator Presidium Majelis Nasional KAHMI yang terseleksi dari 40 nama calon.
Adapun Munas (FORHATI) melalui dinamika yang sengit didalam persidangan, namun pada akhirnya telah berhasil menetapkan 5 orang sebagai Koodinator Presidium Majelis Nasional FORHATI dari 14 nama calon yang muncul sebelumnya.
Pelaksanaan Munas KAHMI & FORHATI adalah event lima tahunan sekali, sehingga menjadi magnet sebagai daya tarik antuasiasme bagi para alumni HMI di seluruh Indonesia. Karena hal tersebut tentu akan terselip beberapa kisah lucu yang bersifat manusiawi beberapa diantaranya adalah :
1. Ada 2 orang peserta dari wilayah Sumatra yang datang ke arena Munas setelah Munas dinyatakan telah selesai. Keterlambatan 2 orang peserta ini disebabkan dibandara transit mereka berdua terlalu asyik ngobrol dan berswa foto dengan kenalan baru dua orang janda semlohay mantan TKI
Begitu asyiknya berakrab akraban dengan janda sexi hingga tak menggubris panggilan dari petugas bandara dan kru maskapai yang memanggil namanya ketika pesawat siap untuk terbang.
Meski serasa telah terhipnotis oleh kecantikan 2 janda sexi, namun tetap tidak melupakan kecintaanya pada Korps HMI serta antusiasme yang tinggi pada Munas, sehingga kedua peserta ini tetap harus memesan tiket pesawat penerbangan untuk satu hari berikutnya.
Setelah sampai di Kota Palu ternyata Munas dinyatakan selesai tapi kedua peserta tersebut tampak tidak begitu kecewa. Sebab mereka sudah merasa sudah bisa berakrab akraban dan berswa foto dengan kedua janda tersebut sepuas puasnya sambil menunggu keberangkatan pesawat pada besok harinya.
Aduh.. aduh bagaimanapun juga kader HMI tetap manusia biasa dan janda semlohay tetap berlaku sebagai sang pengoda.. Ha ha ha
Pilih janda atau pilih Munas bang.? He he he
2. Tertinggal pesawat juga dialami oleh 3 peserta dari Jawa Tengah. Setelah sejak fajar mengantre chek in dibandara Juanda Surabaya dan bisa landing untuk pesawat transit terlebih dahulu di Bandara Sultan Hasanuddin Makasar sekitar jam 10.00 WIT.
Sebagaimana sudah dijadwalkan jika transit hanya sekitar 30 menit, penerbangan akan dilanjutkan ke Palu. Di ruang tunggu Bandara Sultan Hasanuddin ketiga peserta asal Jateng tersebut mulai kecut mulut dan ngantuk sebab sudah berjam jam tidak bisa merokok.
Mereka bertiga kompak mencari cafe untuk ngopi sekaligus merokok. Didalam ruang khusus smoking area mereka bertemu dengan seorang penyanyi Dangdut koplo asal pantura yang berbodi gitar.
Kesempatan itu tidak disia siakan begitu saja, ketiganya langung berkenalan dan meminta selfie dan berfoto ria. Saking asyiknya mereka ngobrol dan berswa foto sampai sampai lupa jadwal penerbangan. Pesona artis pantura tersebut sungguh telah menutup ingatan dan pendengaran, karena mereka nampak kompak tidak menggubris pengumuman dari otoritas bandara tentang pemberangkatan pesawat. Dipanggil namanya pun mereka tidak mau mendengar.
Mereka bertiga tersadarkan ketika penyanyi tersebut mengakhiri swafoto dan berpamit karena pesawat sudah mau terbang. Ketiga peserta tersebut mengikuti dari belakang penyanyi koplo berbodi sexi tersebut dan ternyata tujuan mereka berbeda dan pesawat tujuan Kota Palu yang akan mereka tumpangi sudah berangkat satu jam yang lalu.
Meski peserta Munas KAHMI notabenenya adalah orang yang terdidik namun tetap saja juga sebagai rakyat Indonesia sebagaimana lainnya yang suka lagu lagu dangdut, ngefans terhadap penyanyi serta fanatik dengan goyangannya. Tarik mang…..!
Gara gara terpesona dengan body sinyal penyanyi dangdut koplo berstatus janda tersebut maka 3 peserta Munas asal Jateng ini rela menempuh perjalanan darat dengan moda transpotasi online grab dari Makasar hingga kota Palu yang ditempuh selama hampir 24 Jam melewati hutan, lembah, bukit, gunung dan pantai.
Menghibur diri karena kecewa tertinggal pesawat dan kecemasan ketinggalan agenda Munas maka selama dalam perjalanan mereka bertiga terus menerus memutar lagu dangdut sambil membayangkan goyangan penyanyi yang berbodi gitar tersebut… ..
Wis koyo ngene kok dibanding banding ke, saing saingke……
Goyang Bang….. !
Buka’ sithik jos….. !
Lagi lagi Janda memang selalu mengoda bang..!
Nomer WA sang janda sudah tersimpan rapi kan bang…?
Ha ha ha ha ha ha
3. Dalam ajang Munas tentu hal yang paling ditunggu tunggu adalah prosesi pemilihan Presidium MN KAHMI yang sejak awal timsel telah mengumumkan 40 orang calon.
Jauh sebelum pelaksanaan Munas dimulai setiap calon yang berjumlah 40 orang sudah mulai kampanye dan sosialisasi baik dilakukan secara sendiri maupun melalui team sukses masing masing calon. Konstelasi politik menjelang pemilihan presidium sudah tercium. Lobi lobi politik, iris irisan dan peta peta politik mulai mengemuka. Adu siasat antar team sukses menjadi sebuah keniscayaan.
Bagi kader HMI perhelatan seperti ini adalah momentum bagi hampir kader HMI untuk ikut berperan serta. Bukankah memang para kader HMI sudah tersohor dan lihai dalam urusan perpolitikan. Sebab telah mendapatkan pelajaran meski hanya dalam ajang pemilihan ketua Komisariat melalui Rapat Anggota Komisariat (RAK) bagi anggota HMI yang rata rata mahasiswa baru semester 2 – 4.
Dalam ajang ini peserta Munas adalah 1 orang utusan dan 1 orang peninjau dari Majelis Daerah tiap Kabupaten – Kota dan Majelis Wilayah tiap propinsi di seluruh Indonesia. Meski para pengembira jumlahnya puluhan kali lipat dari peserta yang bisa masuk dalam forum Munas.
Seluruh peserta mengenakan kemeja batik sebagai seragam dan masing masing membawa Id Card bercode yang telah disediakan oleh panitia. Sehingga tiap peserta di arena Munas tersebut terlihat sangat gagah, berwibawa dan sebagai sosok yang sangat dibutuhkan peran dan jasanya.
Setiap peserta dalam ajang tersebut seperti obyek yang paling dibutuhkan oleh para calon dan team sukses. Situasi menjelang pemilihan para peserta Munas masing masing menunjukan skil bermain peran dan akting. Situasi saat itu bak peran film Catch Me If You Can. Jika ada pemandu bakat dari produksi film dan sinetron tentu akan menemukan banyak sekali bakat aktor – aktor berkarakter.
Tidak semua peserta berhak untuk memilih calon dan hanya peserta yang berstatus utusan saja yang bisa memilih. Peserta dibedakan berdasarkan warna ornamen dalam Id Card barkode. Peserta utusan berwarna hijau sedangkan peninjau berwarna biru. Id Card itu rata rata hanya dikenakan pada saat masuk didalam ruang sidang, jika diluar arena sidang yang berpotensi besar akan bertemu dengan calon maupun team sukses calon maka Id Card tersebut rata2 tidak dikenakan atau jika dikenakan dalam posisi terbalik dengan maksud agar tidak dapat dikenali sebagai utusan atau peninjau.
Hal hal inilah yang kemudian menghasilkan berbagai kisah jenaka sebagai berikut :
– Terlihat disebuah cafe tenda dipelataran gedung sidang terdapat beberapa peserta sedang asyik dan serius sedang ngobrol dengan salah seorang calon didampingi dengan team sukses. Ditengah obrolan yang serius tersebut tanpa disengaja Id Card peserta yang tadinya berposisi terbalik namun karena terlalu mengebu gebu melakukan loby tiba tiba Id Cardnya berposisi membalik hingga menunjukan warna biru yang berarti sebagai peserta peninjau yang tidak punya hak memilih.
Calon dan team sukses yang tadinya sangat serius mendengar dan berbicara tiba tiba satu persatu “mlipir” menghindar dan pergi semua meninggalkan para peserta yang diketahui hanya berstatus peninjau itu.
Dengan wajah yang memelas para peserta tersebut merasa aneh kok tiba tiba calon dan team sukses pergi meninggalkan tanpa meninggalkan sesuatu yang telah menjadi ekspektasi sebelumnya atau paling tidak dibayar dulu kopi yang sudah terlanjur diminum.
Dengan menepuk jidat para peserta itu mengerutu “nasib malang jauh jauh datang ternyata berstatus tidak dianggap..! “. Sabar bang bukankah sebelumnya para calon dan team sukses sudah berbaik hati ngobrol ngalor ngidul dengan abang… He he he he he
– Di seberang kolam renang terdapat warung tenda yang juga menjajakan kopi dan beraneka ragam makanan, terlihat bergerombol para peserta berseragam necis yang menunjujan sebagai peserta Munas tengah asik berbincang serius dengan salah satu calon yang didampingi dengan beberapa team sukses.
Salah satu diantaranya team sukses tampak menyerahkan beberapa amplop kepada peserta yang berseragam sebagai konsekuensi ngobrol dan sebuah transaksi tertentu. Pemilik warung juga sumpringah sebab daganganya telah ludes diborong, dibayar cash pula oleh salah satu team sukses calon sebelum semua beranjak.
Namun begitu semua peserta tersebut masuk ke arena sidang sebelum pemilihan dimulai dapat dikenali oleh calon atau team sukses jika ternyata masing masing penerima amplop dan yang ditraktir diwarung kopi adalah peserta ber Id Card warna biru yang merupakan peserta peninjau yang tidak memiliki hak untuk memilih.
Para team sukses yang ikut terlibat dalam pembicaraan di warung kopi jadi menepuk jidat.. ” ternyata kita telah salah sasaran yang kita tembak adalah burung pinguin meski punya sayap tapi tidak bisa terbang.. !
Sabar dan iklas bang bukankah bersedekah kepada sesama saudara itu besar pahalanya bang… Hi Hi Hi Hi Hi Hi Hi
– Menjelang pemilihan akan dimulai, pihak panitia membuat aturan semua peserta disuruh keluar semua dari arena sidang dan hanya menyisakan pimpinan sidang dan para calon yang sudah duduk di depan kanan dan kiri posisi pimpinan sidang.
Setelah seluruh peserta keluar selanjutnya panitia membagi dan membedakan pintu masuk bagi tiap peserta. Untuk peserta utusan diarahkan masuk melalui pintu kanan yang harus terlebih dahulu masuk ruangan. Panitia dan para team sukses masing masing calon berdiri membentuk formasi pagar betis untuk menyeleksi satu persatu peserta utusan yang ber Id Card berwarna hijau.
Dalam situasi semacam itu ada beberapa peserta yang terhalang tidak bisa masuk, meski ada ada saja alasannya seperti Id Cardnya tertukar, Id Carnya kehujanan sehingga berubah warna, atau menjatuhkan Id Card dilantai lantas menunjukan kepada petugas panitia dengan posisi terbalik, he he he he
Bukankah sejak awal di MD atau MW sudah diputuskan dan ada kompromi kompromi tersendiri siapa yang menjadi Utusan dan siapa yang menjadi Peninjau. Apa gara gara mau pemilihan lantas lupa statusnya bang, atau lupa warna Id Cardnya bang…. He he he he
– Setelah seluruh peserta utusan dipastikan dapat masuk kedalam ruangan maka kini giliran para peserta dengan Id Card berwarna biru disuruh masuk ruangan di pintu sebelah kiri. Tragisnya pihak panitia maupun team sukses sama sekali tidak ada yang menyortir Id Card sehingga peserta peninjau ini dapat masuk sesukanya tanpa ada yang menyeleksi sama sekali.
Para team sukses calon rata rata cuek pura pura tidak mengenal lagi dengan sosok berseragam peserta tapi ber Id Card motif warna biru, sehingga para peserta Peninjau satu sama lain saling berujar…
“Wah kita ini semua ternyata ngak ada fungsinya sama sekali di arena munas ini..! ”
“Percuma kita pakai seragam necis dan gagah tapi pada situasi seperti ini kita diperlakukan seperti mahluk ghoib ngak ada yang mau menyapa dan memandang kita…! “
” Semua calon dan team suksesnya tiba tiba rabun dan bisu kepada kita gara gara Id Card kita berwarna biru..! ”
Dan berbagai ceketukan yang bernada kecewa nan jenaka dari para peserta yang bebas masuk dari pintu sebelah kiri ini.
Sabar kakanda semua meski ber Id Card berwarna biru bukankah nanti isi amplop yang dipegang sama pemilik Id Card warna hijau juga akan berbagi secara merata dengan pemilik Id Card berwarna biru..!?
– Sebelum proses pemilihan dilakukan oleh para peserta utusan dimulai maka pihak timsel sedang membacakan laporan hasil kerja dan pihak panitia sangat sibuk mempersiapkan keperluan tehnis pemilihan. Sambil menunggu proses itu banyak diantara peserta ber Id Card biru keluar ruangan sambil merokok secara bergerombol.
Tampak salah satu calon keluar ruangan kemudian langsung menegur peserta yang sedang bergerombol itu dengan berujar “Kenapa peserta kok malah diluar ini pasti peninjau ya…?! ” sambil pergi melengos dengan muka yang terlihat sangat cuek sekali karena sudah tidak peduli lagi dengan sapaan dari salah satu peserta yang ber Id Card biru tadi..
Sabar para kakanda yang ber Id Card biru tetap semangat ya semoga pada munas berikutnya kakanda semua bisa membawa Id Card berbagai warna agar bisa berfungsi pada saat sesi pemilihan presidium ha ha ha ha ha ha .
– Setelah proses pemilihan usai dengan menghasilkan para presidium dan sidang dinyatakan ditunda untuk penutupan pada hari berikutnya maka tampak ada dua peserta masing masing sebagai utusan dan peninjau saling tidak akur… terdengar celetuk dari abang yang berstatus peninjau “mbokyo isi amplop dibagi minimal saya dikasih 30% ngak apa apa, mentang mentang utusan kok sekarang lupa sama saudara seperjuangan..! “.
Abang peninjau yang sabar ya dan jangan terlampau berburuk sangka pada abang utusan. Sebab jangan jangan amplop yang dikuasai abang utusan adalah tiket nonton gratis konser dangdut koplo dengan biduan berbodi gitar. Pastikan abang peninjau diajak serta menonton sambil berjoget ria bang…..
Wis koyo ngene kok dibanding banding ke, saing saingke…. Yo mesti kalah…..
Goyang terus bang….
Jangan kasih kendor bang…
Buka sithik jos…..
He he he he he he
——————————————————
Meski persaingan perebutan Presidium Nasional dalam munas ini sangat ketat dan cukup memanas dan terlihat perang urat saraf yang berkonotasi “gegeran” tapi alhamdulillah pada akhirnya happy ending dengan suasana “gergeran”.
Namun setidaknya dalam Munas kali ini para Alumni HMI telah mampu menunjukan kualitas proses perkaderan HMI yang mampu mengikis kesenjangan social, kultural, keegoan dan kesombongan sebab dalam Munas ini para calon dan peserta mampu menunjukan sebagai sosok kader Bangsa yang kaya dalam keseimbangan antara Keislaman dan KeIndonesiaan.
Proses pergantian kepemimpinan KAHMI – FORHATI senyatanya dapat menjadi role model demokrasi yang cerdas, santun dan matang sebab mampu memberikan edukasi yang menyejukkan sehingga akan memperkuat nilai-nilai keindonesiaan dan keislaman yang moderat menuju peradaban baru.
“Kesuksesan seseorang selalu berawal dari mimpi. Jika begitu adanya, marilah kita tidur.”
Yakin Usaha Sampai
Bahagia HMI
Bersambung………
———————————————————————————–
Oleh : *Sofyan Mohammad**
*Esai ditulis dalam perjalanan sebagai penggembira dalam Munas KAHMI ke XI di Palu Sulawesi Tengah
. ** Penulis pernah berpengalaman sebagai panitia LK I bagian seksi pembantu umum (tukang angkat junjung). Sekarang sehari hari bertani dan tinggal di desa.
Berita dengan Judul: Sisipan Kisah Lucu Dalam Munas KAHMI Ke XI Di Palu Sulawesi Tengah pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Jarkoni