Liputan4.com,Wonogiri – Polres Wonogiri menggelar Focus Grup Discussion (FGD) tentang Penyesuaian harga BBM Bersubsidi di Mapolres Wonogiri, Selasa (13/9).
Kegiatan itu dilakukan adanya kenaikan harga BBM yang berdampak pada sektor ekonomi.
Hadir dalam giat tersebut sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Wonogiri seperti Kepala Dinas Perdagangan dan KUKM Wahyu Widayati, Pasi Intel Kodim 0728/Wonogiri Kapten Inf Mulyono, Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto,S.I.K.,M.Si dan Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Wonogiri Bagyo Mulyono,S.H.
Selain itu turut hadir sejumlah pihak seperti Ketua Organda Wonogiri, Ketua Paguyupan Gojek Wonogiri, mahasiswa, Ormas Islam, MUI dan pemilik SPBU.
Adapun yang bertindak sebagai narasumber dalam FGD itu adalah SBM (Sales Bran Manager) Pertamina Ahad Jabar Saifullah, Ketua Hiswana Migas DPC Surakarta Budi Prasetyo, Penasehat SPBU Se-Kabupaten Wonogiri Drs. Mulyadi,M.M dan TBBM Boyolali Danang Agung.
Dalam acara itu AKBP Dydit Dwi Susanto,mengucapkan terimakasih kepada seluruh undangan yang berkenan hadir pada acara Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka antisipasi penyalahgunaan BBM dan dampak dari kenaikan harga BBM.
“Dengan pertemuan ini kami harapkan peran serta dan dukungan kepada masyarakat mari kita menjaga kondusifitas kamtibmas di wilayah kabupaten wonogiri terkait penyalahgunaan BBM dan dampak dari kenaikan harga BBM,” kata Kapolres.
SBM (Sales Bran Manager Pertamina) Ahad Jabar Saifullah mengatakan terkait dengan kenaikan harga, rata-rata yang diterima oleh pemerintah dan masuk dalam anggaran pemerintah itu di rata ada 60 US Dollar per barel. Sedangkan yang masih masuk tol pemerintah 60, dari awal bulan Januari sampai bulan ini sudah mencapai 97 US Dollar per barel.
Ia menambahkan, beberapa alasan harga BBM ini dinaikkan ada yang berpendapat katanya tidak tepat sasaran. Tapi nyatanya memang di data Pertamina hampir 80% lebih itu tidak tepat sasaran.
Penggunaan pertalite maupun solar kuota hingga Oktober tahun ini akan habis.
“Di wilayah kita Soloraya saja sudah ada beberapa,” kata dia.
Ketua Hiswana Migas DPC Surakarta Budi Prasetyo, mengatakan fungsi Hiswana menjamin stok SPBU untuk bahan bakar untuk pso dan non pso.
“Kami sering bekerjasama dengan bu Wahyu (Kepala Disperindag). Fungsi lainnya adalah menjalankan aturan pemerintah yang saya laksanakan dilapangan,” katanya.
Penasehat SPBU se-Kabupaten Wonogiri Drs. Mulyadi, mengatakan selaku pengusaha SPBU pihaknya siap menyalurkan untuk kepentingan masyarakat.
“Seandainya mungkin tidak kebagian BBM saya juga mohon maaf karena kuotanya dibatasi,” ucapnya.
Sementara itu, TBBM Boyolali Danang Agung, mengatakan pihaknya di Pertamina memastikan bahwa tidak boleh kelangkaan di masyarakat. Di Indonesia terutama di pertamina menghasilkan 600 ribu perhari. Padahal kebutuhannya 1.400 -1500 perhari.
“Apa yang dihasilkan kita belum cukup, kita harus import, kita sudah sampai di Qatar atau negara lain untuk mencari bahan mentah. Cilacap adalah paling terbesar di Indonesia itu belum mampu atau memadahi,” katanya.
Lanjut dia, “Kita memastikan konsumen kami bisa menjual BBM ini ke masyarakat dan saya lihat di Wonogiri ini jarak antar SPBU sangat jauh itu pasti ada gejolak dan bagaimana gejolak masyarakat ini tidak muncul ,saya lihat di wonogiri tidak ada kelangkaan terkait dengan BBM,” pungkasnya.
Berita dengan Judul: Sikapi Kenaikan Harga BBM, Polres Wonogiri Gelar FGD pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : SARNO