Awal Agustus 2021, tim arkeolog menemukan buket bunga yang biasa disajikan dalam ritual 2.000 tahun silam. Sesajen itu tergeletak di terowongan piramida kuno di Teotihuacan, kota Mesoamerika yang terletak sekitar satu jam berkendara di timur laut kota Meksiko saat ini.
Tim yang dipimpin oleh Sergio Gómez Chávez, arkeolog Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (NIAH), sedang melakukan ekspedisi di Temple of the Feathered Serpent, piramida terbesar ketiga Teotihuacan, ketika menemukan karangan bunga kering. Mereka kemudian melaporkan temuannya dalam artikel La Jornada.
Hal ini menandai pertama kalinya spesimen botani yang masih utuh ditemukan di bekas kota Teotihuacan. Situs arkeologi ini dulunya berpenduduk sekitar 125.000 jiwa dari abad kesatu hingga kelima, menjadikannya salah satu pusat kota terbesar pada masa itu.
Meski belum diketahui jenis tanamannya, Gómez Chávez dan rekan-rekan yakin buket bunga itu dipersembahkan selama acara ritual. Mereka juga menemukan beberapa pon arang di dalam terowongan, menunjukkan bunga-bunganya diletakkan di tempat aman di bawah api unggun.
“Totalnya ada empat buket bunga dalam kondisi sangat baik,” Gómez Chávez memberi tahu La Jornada. “Bunganya masih terikat tali, kemungkinan benang kapas. Penemuannya sangat penting karena menunjukkan ritual yang berlangsung di tempat ini.”
Karangan bunga tersebut menambah daftar benda arkeologi yang ditemukan di lorong bawah tanah piramida, yang tak sengaja ditemukan tim Gómez Chávez pada 2003. Saat itu, para peneliti melihat sinkhole yang terbuka akibat hujan lebat di depan piramida. Lubang itu mengarah ke terowongan yang terletak sekitar 12 meter di bawah permukaan, dan tampaknya telah ditutup sejak tahun 200.
Sejak itu, Gómez Chávez dan rekan-rekan telah mengidentifikasi lebih dari 100.000 objek arkeologi di terowongan sepanjang 100 meter. Beberapa di antaranya adalah patung jaguar dan manusia, topeng kayu yang dihiasi permata, dan ratusan bola logam. Di salah satu ujung lorong, terdapat ruangan berisi lanskap miniatur dengan pahatan gunung dan danau merkuri cair di atasnya, kemungkinan menggambarkan dunia bawah tanah.
Mereka kini berada di tahap akhir penjelajahan yang sangat luar biasa. Banyak artefak lain yang mereka temukan di sepanjang lorong bawah tanah.
“Semua jenis materi ini wajib dipahami secara keseluruhan,” kata Gómez Chávez tentang ekspedisi yang berlangsung 12 tahun. “Materi-materi ini memungkinkan kita memahami banyak aspek pandangan dunia dan agama masyarakat Mesoamerika kuno, dan khususnya, aktivitas ritual yang dilakukan di dalam terowongan.”
“Masih banyak yang perlu dilakukan di Teotihuacan. Setiap temuan ini menambah wawasan kita tentang salah satu masyarakat paling penting dan kompleks di zaman kuno,” simpulnya.