Dalam dunia perdagangan mata uang kripto yang dinamis, orang bisa kaya atau malah jatuh miskin dalam hitungan hari saja. Tapi kali ini kita akan membahas satu kasus menarik, ketika investasi mata uang kripto membuat seseorang jadi kaya mendadak, tapi tidak otomatis hidupnya bakal enak.
Shiba Inu (SHIB), token digital yang terinspirasi konsep Dogecoin, merupakan bintang di pasar kripto sepanjang Oktober 2021. Nilai kapitalisasi pasar seluruh tokennya yang beredar berhasil melampaui Dogecoin, membuat para investor SHIB meraup untung gila-gilaan.
Pasar seluruh token SHIB saat ini bernilai setara US$30 miliar, dengan 1 SHIB merujuk data terbaru CoinGecko bernilai $0,0000068 jika diukur pakai fiat money (mata uang negara, dalam hal ini acuannya Dollar Amerika). Valuasi ini sedikit turun jika kita bandingkan nilai 1 SHIB yang sempat mencapai $0,000008 pekan lalu. Namun, sekalipun nilainya turun, seorang pemegang SHIB dalam jumlah besar diyakini resmi menjadi seorang miliarder.
Pemilik dompet digital berisi SHIB itu viral di Twitter, karena membeli SHIB senilai US$8.000 (berarti dia memiliki sekitar 70 triliun koin SHIB) pada akhir Agustus 2021. Selama 200 hari berikutnya, dia sama sekali tidak memperdagangkan mata uang kripto miliknya, dan sepertinya tanpa dia sadari, valuasi SHIB terus meroket hingga bulan ini.
Alhasil, koleksi koin SHIB milik sosok anonim itu kini bernilai sekitar US$5,7 miliar (setara Rp80 triliun). Angka itu gede banget, karena koleksi koinnya setara 12 persen total koin Shiba Inu yang beredar di bursa kripto global.
Bahkan dibanding investor kakap macam Satoshi Nakamoto, yang menyimpan 1 juta Bitcoin, kepemilikan sosok ini atas koin SHIB jauh lebih signifikan. Satoshi hanya menguasai sekitar 5 persen dari total Bitcoin yang beredar di pasar. Artinya, pemilik 70 triliun koin SHIB itu memang jadi kaya raya, tapi ada beberapa problem yang menyertainya.
Sebab, kalau doi berniat mencairkan seluruh aset kriptonya jadi fiat money, maka tindakan tersebut bakal langsung mengandaskan pasar SHIB secara keseluruhan.
Dari perkiraan analis, andai seluruh 70 triliun koin itu dicairkan di Uniswap yang lazim menjadi platform pertukaran kripto menjadi Dollar, maka ada biaya jasa senilai US$3 juta. Itu saja sudah tidak murah. Problem kedua, Uniswap menilai nilai pasar SHIB akan anjlok 99 persen, bila sosok itu mencairkan seluruh aset kriptonya. Problem ketiga, karena valuasi anjlok duluan, maka sang pemilik aset SHIB terbesar di dunia itu bisa hanya meraup US5 jutaan, tidak sampai US$5,7 miliar. Berbagai perkiraan itu sudah mencakup estimasi bila perdagangannya pakai Binance dan Coinbase Pro, selain Uniswap.
Alhasil, SHIB berhasil membuat salah satu investornya jadi miliarder, tapi sayangnya cuma di atas kertas. Kalaupun ada cara yang berhasil dia temukan untuk mencairkan mata uang kriptonya jadi fiat money, komentator di Twitter menyorot beban pajak yang gede banget. Intinya, jadi orang kaya mendadak ternyata tidak seenak itu.
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, sempat mengumumkan niat untuk memajaki selisih keuntungan pemain kripto di negaranya. Rencana tersebut memicu kecaman dari kalangan pemain kripto, karena menganggap rezim Joe Biden hendak menyasar investor uang digital demi mengongkosi program-program pemerintah yang boros.