Liputan4.Com,Jeneponto_ Bantuan sosial Pangan Non Tunai (BPNT) Kecamatan Rumbia Jeneponto beberapa waktu lalu sempat menuai kontroversi, ditemukan ratusan rak telur yang sudah tidak layak konsumsi (busuk) yang tersalur ke keluarga penerima manfaat (KPM).
Hal ini diketahui dari laporan warga (KPM) kepada warung selaku fasilitator penyaluran kemudian setelah menerima laporan , pihak pendamping langsung menanggapi dan lakukan penggantian, Ayu Winata Ilham selaku pendamping saat dihubungi mengungkap kronologinya, menurut ulasannya, ” jadwal penyaluran pada tanggal rabu 17 Nov di desa Ujungbulu saya dapat info terdapat warga komplain itu pada hari kamis sore, setelah saya terima laporan, malamnya saya langsung turun klarifikasi ke rumah kepala Desa Ujungbulu.
Mendapat kabar Saat itu warung langsung ambil tindakan dengan cara pesan barang ke mitra untuk penggantian sebanyak 300 rak, dengan rincian 100 rak tiba di warung pada hari jumat jam 1 dini hari, kemudian 200 rak lagi tiba pada jam 3:30 dini hari.
Ayu lalu sampaikan ke warung untuk di periksa dulu sebelum di bagikan, pagi harinya dengan disaksikan ibu kadis dan sekdis Dinas sosial, serta korda yang tiba di warung untuk melakukan pemeriksaan, hasilnya yang di periksa, pihak warung dan warga ternyata masih mendapati telur yang rusak, sehingga ibu kadis instruksikan untuk yang 100 rak agar tidak di bagikan,” ucap Ayu.
Pendamping lalu memeriksa sisa telur yang masih ada 200 rak untuk di cek, bersama KPM dan Warung hasilnya alhamdulillah yang 200 rak tidak ada lagi yang rusak, dan langsung kami bagikan ke KPM, ” tutur Ayu.
Lembaga Analis sosial LENTERA ” Abd. Latif menanggapi bahwa Kasus telur busuk hal yang lumrah, kasus serupa dibeberapa daerah di Indonesia sudah sering terjadi, faktor umumnya adalah sulitnya pihak suplayer untuk kroscek stok telur yang jumlahnya hingga ribuan butir tiap penyaluran.
Latif menambahkan hal demikian diharapkan jadi bahan evaluasi yang lebih baik ke depannya, Latif selaku divisi Hukum dan HAM LENTERA mengapresiasi kesigapan pendamping, menurutnya KPM dan Pendamping terjalin sinergitas yang baik, laporan warga tentunya direspon semata menjaga mutu layanan penyaluran yang baik, ini justru akan menambah peningkatan kinerja semua pihak ke depannya, ” ini positif hikmahnya.
” Tidak ada lagi masalah, semua yang tidak layak itu telah digantikan dengan baik, dan ini menjadi pelajaran dan hikmahnya sinergitas lebih terjalin lagi ke depannya,” terang Latif via selular.
Berita dengan Judul: Sempat Tersorot KPM Bansos Rumbia Terima Telur Busuk, Ini Fakta Kronologinya, Pendamping : Alhamdulilah Ada Hikmahnya pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Basir Hasgas