BANJARMASIN – Liputan 4.Com. Seluruh sekolah di Banua yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayan provinsi Kalsel sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan di masa pandemi Covid-19.
“Guna untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan di masa pandemi Covid-19 selama dua tahun, seluruh kalsel menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar 100 persen,” ucap Kadisdikbud Kalsel, Muhamaddun pada saat selesai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPRD Kalsel,
“Menurut dia, Kurikulum Merdeka Belajar fokus pada pembelajaran intrakurikuler yang beragam dan lebih intensif, sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep serta memperkuat kompetensinya terhadap bidang tertentu,” ucapnya.
“Kurikulum ini memberikan kebebasan para kepala sekolah dan guru untuk mengatur jam pelajaran,” jelas KaDisdik Prov.Kalsel.
Ia mencontohkan, misalnya guru selama seminggu penuh fokus belajar suatu mata pelajaran tidak masalah, selama jam belajarnya terpenuhi.
“Diharapkan dengan pembelajaran yang lebih intensif guru dan anak didik mampu mengejar ketertinggalan di masa pandemi,” ujarnya.
Dengan menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar, pihaknya juga akan mampu mencetak SDM berdaya saing dalam dunia global, yang tentunya harus disiapkan sejak dini.
“Program digitalisasi pendidikan, seluruhnya menggunakan teknologi digital ini memerlukan SDM yang menguasai teknologi,” ujarnya.
“Kadisdikbud Prov.Kalsel yang akrab disapa Madun menambahkan, pihaknya bersyukur tahun ini sudah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh,” terangnya.
“Kami sudah melakukan pengecekan ke sekolah-sekolah yang saat ini masih menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk peserta didik baru pascadimulainya Tahun Ajaran 2022-2023.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, HM Lutfi Saifuddin mengatakan untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan selama pandemi Covid-19, diperlukan pembentukan karakter anak didik.
“Selama 2 tahun pandemi, banyak anak-anak yang hanya belajar sekolah daring, sehingga perlu fokus pembentukan karakter anak didik untuk mengejar ketertinggalan,” katanya.
Menurut Lufti, pandemi Covid1-9 menyebabkan adanya penurunan pembelajaran peserta didik dibandingkan sekolah tatap muka di masa normal.
“Dari segi pendidikan karakter yang biasanya didapatkan di sekolah, dua tahun terakhir harus dilakukan orangtua di rumah yang tentu hasilnya tidak merata,” ujarnya..
Kata Lufti, sistem pembelajaran Daring juga menyebabkan penyampaian materi tidak maksimal karena adanya keterbatasan tatap muka antara peserta didik dan guru.
“Ada anak-anak kita yang saat ini kelas 2-3 SD tapi baru tahun ini merasakan sekolah setelah lulus TK karena belajar di rumah,” ucapnya.
Oleh karena itu, lanjut Lufti, tahun ini akan lebih fokus lagi dalam upaya penanganan dampak pandemi terhadap dunia pendidikan.
“Program-program yang akan dilaksanakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan terkait dengan penanggulangan dampak pandemi terhadap dunia pendidikan,” katanya.
Ketua DPRD Kalsel, H Supian HK menyatakan mendukung upaya dari Komisi IV dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov.Kalsel untuk menangani dampak pandemi terhadap dunia pendidikan di Kalsel,” ucap H Supian HK.
“Dengan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara wakil rakyat dan Dinas Pendidikan Prov.Kalsel diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dan pendidikan di Kalsel kembali pulih seperti di masa normal,” pungkasnya.(Irwan L4).
Berita dengan Judul: Seluruh Sekolah Sudah Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Irwan Saputra