Berita  

Sekda Juaini Taofik :Lotim Masuki HUT Covid-19 Ke-1, Janganlah Ada HUT Ke-2.

sekda-juaini-taofik-:lotim-masuki-hut-covid-19-ke-1,-janganlah-ada-hut-ke-2.

Liputan4.com – Lombok Timur – Sekertaris Daerah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat(NTB) Drs.H.Muhammad Juaini Taofik,M.Ap mengatakan tanggal 24 Maret 2021, menjadi Hari Ulang Tahun Ke I Corona Desiase 2019 (Covid-19), karena mengingat pada tanggal tersebut untuk pertama kalinya Covid-19 ditemukan Sebuah Pondok Pesantren di Lombok Timur.

“Setelah tanggal 24 Maret 2020 dan hari ini tanggal 24 Maret 2021, artinya  sudah satu tahun Covid-19 ini hadir di Gumi Patuh Karya dan di Nusa Tenggara Barat ini,karena kita masih ingat kasus terkonfirmasi positif 01 itu,berada di Kecamatan Aikmel disalah satu Pondok Pesantren,” Kenang Sekda Juaini Taofik. Rabu (24/03/2021)


Sekda mengenang diawal Covid-19 semua masyarakat Nampak ketakutan,karena sosialisasi tentang covid-19 sangat massive dan  dahsat, sehingga saling berdekatan atau saling lihat saja atau dengan perantara sesuatu itu sudah dapat tertular.

“Ketakutan juga terlihat dari respon Gugus Tugas dan Satgas Covid-19 yang meakukan penyemprotan disana sini,memastikan tidak ada kerumunan massa,dan lainnya,”ungkap Sekda.

Namun terlepas dari semua usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Lombok Timur, pada pase pertama penanganan pandemi Covid-19. Dinilai paling sukses oleh Polda NTB melaui Lomba Kampung Sehat Jilid I dimana Bupati,Sekda,Kepala Desa,Masjid dan beberapa nominasi yang lain disabet oleh Lombok Timur.

“Karena waktu itu, kalau kita lihat dari data kumulatif kita,dengan jumlah penduduk terbesar, mestinya kasus terbesar kan harus ada di Lombok Timur,tetapi waktu itu kita selalu dibawah Kota Mataram,Lombok Barat dan Lombok Tengah,”katanya.

Di HUT Covid-19 Ke-I Lombok Timur, Sekda memberikan Rilis Kumulatif kasus Covid-19, jumlahnya 1.229 orang, 39 orang tercatat meninggal dunia,1.171 orang yang dinyatakan sembuh dan 19 yang masih dalam perawatan. Artinya tingkat kesembuhan itu mencapai 94%. Angka ini jauh diatas rata-rata Nasional yang berada pada angka 84%.

Sekda juga menambahkan menghadapi penyakit Covid itu tidak terlalu berat, tetapi yang berat itu adalah penularannya,sehingga jikapun hari ini dalam posisi 0, kita tidak berani menyatakan selesai perang melawan Covid-19.

“Saya berkeyakinan dengan pendapat WHO, Pandemi Covid-19 ini akan berakhir jika 75 persen penduduk sudah di Vaksin, persoalannya sekarang ada perubahan perilaku dimasyarakat kita,begitu sudah divaksin protocol Kesehatan Covid-19 diabaikan,padahal untuk mendapatkan vaksin itu orangnya harus sehat,”tegasnya.

Sukses tidaknya vaksinasi itu,sangat tergantung pada kesiapan atau kesehatan tubuh masyarakat. Sedangkan terkait adanya kasus orang yang sudah divaksin sampai dua kali tapi masih juga terkonfirmasi positif, menurut Sekda meskipun terkonfirmasi bagi orang sudah divaksin tetapi tidak akan bergejala.

“Orang yang sudah divaksin lalu terkonfirmasi positif itu tidak akan bergejala, cukup dengan isolasi mandiri. Beda dengan orang yang belum divaksin itu akan berat karena harus diisolasi secara khusus dan memanfaatkan plasma,”terangnya.

Ditambahkannya jenis Vaksin yang dipakai untuk Lombok Timur adalah Vaksin Sinovax, karena vaksin jenis Sinovax sangat bersesuaian dengan infrastruktur vaksinasi peralatan milik Pemerintah. Dicontohkan soal suhu penyimpanan kalau Sinovax bisa disimpan pada suhu minus 4 derajat. Sedangkan vaksin jenis lain,harus disimpan pada suhu minus 30 derajat.

Untuk itu Sekda Juaini Taofik, mengajak kepada masyarakat Lombok Timur, untuk bersama-sama menyukseskan vaksinasi,baik yang sudah divaksin maupun yang belum di Vaksin mari kita jaga Protokol Kesehatan. Bahkan ia berharap kepada masyarakat yang sudah di vaksinpun untuk menjaga Prokes hingga Pandemi ini dinyatakan selesai.(Bul)