Untuk pertama kalinya, objek buatan manusia mampu berada dalam jarak paling dekat dengan matahari.
Parker Solar Probe beringsut mendekat ke arah Matahari setelah diluncurkan pada 2018. Pesawat NASA itu berhasil melewati korona plasma pada April, dan sekarang telah “menyentuh” atmosfer Matahari. Suhu panas di permukaan mencapai 10 juta derajat.
Matahari merupakan bola gas panas yang terdiri dari hidrogen, helium dan campuran elemen lain. Permukaan yang dimaksud adalah fotosfer yang terdiri dari elemen-elemen yang tetap dekat dengan matahari melalui gravitasi dan medan magnet. Lapisan super panas inilah—juga dikenal sebagai permukaan kritis Alfvén—yang sukses ditembus Parker.
“Parker Solar Probe ‘menyentuh Matahari’ menjadi peristiwa yang sangat monumental bagi ilmu surya. Ini prestasi yang benar-benar luar biasa,” terang Thomas Zurbuchen, associate administrator Direktorat Misi Sains Kantor Pusat NASA di Washington, dalam siaran pers.
“Pencapaian ini tak hanya memberi wawasan yang lebih dalam tentang evolusi Matahari dan dampaknya terhadap tata surya, tetapi juga mengajarkan kita lebih banyak tentang bintang-bintang lainnya di alam semesta.”
Pesawat mengirim gambar-gambar “pita koronal” selama melintasi korona. Gaya magnet yang kuat pada struktur ini akan memperlambat partikel-partikel di sekelilingnya. Baru kali ini manusia bisa melihat “pseudostreamer”, begitulah istilah yang digunakan NASA, dari jarak dekat. Struktur ini biasanya hanya dapat dilihat dari Bumi pada saat gerhana Matahari.
Perjalanan jarak dekat lainnya dijadwalkan terjadi bulan depan.