Aksi pembobolan ATM telah meresahkan warga ibu kota Amsterdam, Belanda selama bertahun-tahun. Modus pelaku awalnya melibatkan kompresor udara, namun mereka harus mengubah taktik begitu aksinya mendapat perhatian khusus dari pihak kepolisian. Standar keamanan di bilik ATM diperketat, seperti wajib tutup pukul 11 malam. Mesin-mesinnya pun didesain sedemikian rupa agar sulit dibobol. Namun, upaya tersebut tak menghentikan aksi para perampok, yang kini mengandalkan bom untuk menguras uang.
Insiden terbaru terjadi pada Minggu (24/7/2022) malam di sebuah toko di bilangan timur Amsterdam. Anggota geng nekat menerobos masuk dengan meledakkan teralis pagar besi pukul setengah tiga dini hari.
“Bom pertama diledakkan agar pelaku bisa memasuki gedung, kemudian serangan lain diarahkan ke ATM,” ungkap seorang petugas polisi yang tidak mendapat izin memberi keterangan kepada media. “Ledakannya sangat dahsyat hingga meledakkan kaca jendela gedung terdekatnya. Sejumlah warga terpaksa meninggalkan rumah untuk mencari keselamatan.”
Menurut rekaman CCTV yang diperoleh polisi, dua pemuda terlihat kabur menaiki skuter elektrik setelah gagal merampok ATM.
“Mereka menggunakan bahan peledak yang terlalu kuat untuk meledakkan ATM,” lanjut petugas polisi. “Semuanya hancur lebur.”
Aksi perampokan kembali terjadi seminggu kemudian. Kali ini, serangan bom menghancurkan ATM beserta seisi toko tembakau yang tutup pada dini hari. Gedung di dekatnya rusak terkena dampak ledakan. Pihak berwajib mencurigai pelakunya sama dengan kasus sebelumnya, dan polisi kini masih melacak keberadaan tersangka yang mereka yakini terluka dalam serangan pertama.
“Mereka tidak jago mengoperasikan bom, sehingga uang yang ada di dalam mesin ikut hangus terbakar karenanya,” terang polisi. “Mereka tampaknya belum bisa beradaptasi sejak saat mereka menggunakan kompresor udara.”
Aksi pembobolan ATM dengan bahan peledak juga marak di sekitar Belgia dan Jerman utara. Masalahnya sangat serius sampai-sampai Europol, badan penegak hukum Uni Eropa, membentuk tim penyelidik gabungan dari Belgia, Belanda dan Jerman untuk membubarkan geng yang bermarkas besar di dekat perbatasan tiga arah di wilayah Belgia. Sindikat kriminal itu dicurigai sebagai dalang pembobolan, dan telah melarikan diri lewat perbatasan internasional tak jauh dari sana.
“Anggota geng menargetkan mesin jadul buatan Jerman karena mudah dihancurkan menggunakan kompresor udara,” kata polisi. “Mereka dulu mampu menggondol lebih dari 1,6 juta Euro [Rp24,3 miliar]. Tapi sekarang Belanda dan Belgia telah bertindak cepat memperbarui mesin. ATM kini hanya dapat dihancurkan menggunakan bahan peledak, tapi bukan hal yang mudah bagi perampok membawa kabur uang curian.”
Sementara itu, kepolisian Jerman membentuk tim khusus beranggotakan 100 personel untuk menangkap para anggota geng yang berusaha kabur ke negara lain. Bulan lalu, timnya mengumumkan lusinan penangkapan yang dilaksanakan bersama polisi Belanda dan Belgia.
“Para pelaku yang ditangkap sudah profesional, tidak seperti pelaku dua serangan baru-baru ini,” lanjut polisi. “Pelaku menggunakan bahan peledak rumahan yang mudah menguap dalam serangan ini. Namun, situasinya akan menjadi sangat berbahaya seandainya mereka sampai menggunakan semtex [kelas militer].”
