Liputan 4.com – Tabalong.
Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga membidangi kesehatan dan pendidikan meminta agar melakukan vaksinasi COVID-19 terlebih dahulu kepada semua siswa sebelum pembelajaran tatap muka (PTM).

Wakil Ketua Komisi IV H Ibrahim Noor SE mengemukakan itu saat Komisinya berkunjung ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pugaan (sekitar 200 kilometer utara Banjarmasin), Kabupaten Tabalong, Jumat (3/9).


“Dari hasil monitoring dan evaluasi kami sementara ini, tampaknya sulit melarang PTM, kendati dalam masih pandemi COVID-19. Tapi kami minta vaksin semua siswa sebelum PTM,” tegas anggota DPRD Kalsel dua periode tersebut.

“Jadi bukan saja seluruh tenaga pendidik yang divaksin sebelum PTM, tetapi juga semua siswanya,” lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu.

Menurut laki-laki kelahiran Rantau (ibukota Tapin, 117 kilometer dari Banjarmasin) itu, vaksinasi tersebut perlu sebagai salah satu upaya menjaga imunitas (kekebalan tubuh dari penyakit) sebelum pelaksanaan PTM.

“Tidak hanya tenaga pendidik, tapi peserta didik pun harus juga divaksin. Sebab sumber potensi kerumunan adalah di pihak siswa, yang memungkinkan terjadi penularan COVID-19 karena tanpa menjaga jarak,” demikian Iberahim Noor.

Sementara itu, orangtua siswa SMKN 1 Pugaan “Bumi Saraba Kawa,” Tabalong seratus persen menyetujui PTM, bahkan mereka berharap segera pelaksanaan, meski di tengah Pandemi COVID-19.

Sekretaris Komite SMKN 1 Pugaan Saufi Rahman menyatakan itu di hadapan rombongan Komisi IV DPRD Kalsel yang melakukan Kunker ke Bumi Saraba Kawa Tabalong, 2 – 4 September 2021.

“Kami para wali siswa sepakat mendukung PTM segera dilaksanakan,” ucap Saufi.

Kepala SMKN 1 Pugaan Aris Dwikuswandi mengaku, pada Mei lalu (2021) mengirimkan surat eradan mengenai PTM, dan hasilnya seratus persen atau seluruh orangtua siswa menyetujui segera pelaksanaan PTM tersebut.

“Kita sendiri sudah merasa siap untuk PTM, tenaga pendidik sudah hampir sepenuhnya divaksin, terlebih sekolah menengah kejuruan ini berbasis skill, harus langsung praktik atau dalam artian PTM,” ucap Aris.

Sedangkan Sekretaris Komisi IV Firman Yusi SP yang notabene seorang ayah dari anak yang melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) berpendapat, PTM tampaknya sebuah kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sebab menurut mantan anggota DPRD Bumi Saraba Kawa Tabalong itu, tidak semua orangtua memiliki kapabilitas untuk mendampingi anaknya belajar di rumah.

“Terlebih para siswa juga merindukan pembelajaran tatap muka,” ujar Firman Yusi, wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Tabalong itu.

Sejalan dengan hal tersebut, anggota Komisi IV Dr. H. Abd. Hasib Salim, MAP mengatakan, bahwa anak dalam proses pendidikan tidak hanya tentang akademik saja, tapi juga karakter dan akhlak.

“Karakter dan akhlak siswa dalam proses pembentukannya dibutuhkan PTM, bagaimana mereka belajar bersikap dan meneladani guru,” sambung Hasib yang juga Ketua Nahdlatul Ulama Kalsel.

Beberapa bulan sebelumnya dan belakangan ini, Komisi IV sedang gencar-gencarnya melakukan Kunker dalam daerah provinsi setempat untuk memonitoring kesiapan PTM pada sejumlah sekolah yang ada di bawah kewenangan pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel.

Kunker itu termasuk ke Bumi Saraba Kawa Tabalong atau kabupaten paling utara Kalsel yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV Ibrahim Noor.