Berita  

Sebagai Perempuan, Aku Enek Melihat Eksploitasi Cerita Istri Keguguran

sebagai-perempuan,-aku-enek-melihat-eksploitasi-cerita-istri-keguguran

Ada sensasi enggak nyaman di perutku ketika menonton deretan video YouTube Atta Halilintar mengumbar peristiwa keguguran istrinya, Aurel Hermansyah. Campuran mual dan ngilu itu membuatku teringat rasanya nonton serial The Handmaid’s Tale. Di satu-dua bagian, serial itu mirip panggung yang lagi dibikin Atta Halilintar beserta keluarga mertuanya.

The Handmaid’s Tale adalah serial yang diangkat dari novel feminis Kanada Margaret Atwood, berlatar di masa depan ketika sebagian besar perempuan mandul. Saat itu situasinya juga surem abis karena Amerika Serikat direbut kelompok ekstremis Kanan. Mereka kemudian mendirikan negara baru bernama Gilead di tanah bekas Amrik, dengan corak pemerintahannya fanatis religius, otoriter, militeristis, dan keblinger patriarkisnya.


Di Gileadlah June Osborne sekarang hidup. Ia WN Amerika yang diculik Gilead. June dikepung situasi baru-aneh di sini, yang mana semua orang ditentukan tugas abadinya oleh pemerintah. Ada orang yang khusus menjadi pemimpin, istri pemimpin, tentara, pembantu, koki, pedagang, warga buangan, dan pelaksana berbagai pranata hidup lain. Gilead juga tak mengenal cita-cita apalagi passion. Tugas yang sudah didelegasikan ke tiap orang itu harus mereka seumur hidup dan jadi penentu hak serta kewajiban masing-masing.

Peran untuk June: menjadi handmaid, sebab ia ketahuan pernah punya anak. Tugas utamanya: melahirkan anak bagi para pemimpin yang istrinya mandul.

Tugas itu membuat June, sebagaimana pemegang peran kelas rendah lain, enggak lagi punya nama diri. Ia tak lagi manusia, melainkan properti dari pemimpin tempat ia ditugaskan. Begitu June ditempatkan di rumah Commander Fred Waterford, namanya menjadi Offred yang berarti ‘punyanya Pak Fred’ atau semacam itu. Nantinya jika ia diberikan ke pemilik lain, namanya pun akan berganti menjadi “Of-nama si pemilik baru”.

Agar handmaid bisa hamil dan punya anak, Gilead punya ritual superaneh. Di malam-malam tertentu, bertiga handmaid, si commander, dan istri sahnya masuk kamar. Handmaid lalu berbaring di pangkuan istri commander, dan sembari itu commander bakal ngewein dia. Enggak ada foreplay dan ini jelas bukan orgy. Praktik ini murni ritual buat menegaskan tugas perempuan subur hanya dan hanya menjadi mesin reproduksi.

Situasi jadi rumit. June tersiksa bukan cuma karena dia terpisah dari keluarganya, tapi juga karena posisinya sebagai budak seksual yang diperkosa secara rutin. Istri commander meski berusaha mengimani aturan hidup Gilead sebagai kebenaran dari Tuhan, sesekali ditunjukkan tak bisa menyembunyikan rasa muaknya. 

Sejak tinggal di rumah Commander Waterford, tiap bulan sesudah diperkosa, istri Commander akan mengecek June: Apakah ia sudah hamil? Jika belum ia akan kecewa dan perilakunya jadi kasar.

Dalam bayanganku situasi Aurel sekarang ya seperti Offred. Entah siapa yang duluan punya ide, gembar-gembor Aurel harus segera beranak telah dimulai sedini mungkin sebelum pernikahan dihelat. Kita-kita ini kemudian ketiban sial dipaksa menyaksikannya. (Aku ada di posisi bodo amat dan enggak pengin tahu, tapi akhirnya tahu juga lewat ekpose media sosial, media online, dan TV.)

Kita bahkan dipaksa terperangah sama kemauan Atta yang ingin punya 15 anak. Kita dicekoki perdebatan keluarga yang kudunya dikelarin lewat grup WA ketika Ashanty bicara di platform publik untuk memprotes target muluk-muluk itu. Kita juga disajikan teguran Krisdayanti, masih lewat amplifikasi media, yang menyebut target melahirkan 15 anak itu ngaco. Debat keluarga di ruang publik baru mandek setelah Atta mengklarifikasi ia cuma bikin lelucon.

Tapi komodifikasi cerita keluarga mereka masih jalan terus, dan seterusnya adalah imitasi menyebalkan Keeping Up with the Kardashians. Sejarah reproduksi Aurel yang saat SMA pernah kena kista diungkap. Pemirsa yang menghayati percintaan dua anak muda itu dibikin ikut deg-degan. Tensi yang sudah naik lalu diredakan oleh Ashanty dengan mengumumkan kista ovarium Aurel telah sembuh, tak lama sebelum pernikahan mereka.

Drama keduanya terus berlanjut, dikapitalisasi, dan niscaya bikin pembenci Atta tumbuh. Di sisi lain Aurel jadi pihak yang menerima simpati. Di Hari Kartini kemarin, seorang menulis membuat esai menyentuh yang mengimbau Aurel segera menepis eksploitasi femininitasnya. Simpati itu terutama datang karena ekspose besar-besaran atas fungsi peranakan Aurel dibarengi dogma religious di sana-sini, yang ujungnya untuk melegitimasi bahwa nilai istri adalah kemampuannya beranak dan kepatuhannya pada suami.

“Istri dapat berkah, suami dapat enak,” kata Atta sambil rambutnya dikeringkan Aurel, dalam video berjudul clickbait “Malam Pertama Atta Aurel”. Di akhir video itu, saat menutup pintu kamar hotel, Atta merujuk hadis yang sangat populer di kalangan muslim bahwa hubungan intim dengan istri adalah ibadah. “Ini aku mau ibadah dulu, nanti dapat pahala,” kata Atta.

Hadis tersebut lengkapnya disertai imbauan Nabi Muhammad saw. agar para suami tidak berzina karena itu adalah dosa. Namun, di waktu tertentu ajaran ini semata jadi alat untuk melegalkan kekerasan seksual dalam rumah tangga.

“Dalam Islam, istri wajib melayani suami, manakala suami udah ngebet, kalau laki-laki sudah ngebet, lalu tidak dilayani istri, maka malaikat marah sampai pagi. Tolong baca hadisnya. Ibu-ibu yang non-muslim baca itu, kita hargai itu,” kata anggota DPR RI dari Fraksi PPP Achmad Fauzan ketika menolak konsep pemerkosaan dalam perkawinan (marital rape) di dalam RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, 2019 lalu.

Pandangan Fauzan mewakili kubu lain dalam perdebatan marital rape. Dua tahun sebelum ia menyatakan pendapat misoginis tersebut, Kongres Ulama Perempuan Indonesia memfatwa haram kekerasan seksual di dalam maupun di luar perkawinan.

Atta Halilintar jelas bukan bagian dari kubu progresif yang menghargai status perempuan. Sebelum menikah bahkan di hadapan calon ibu mertuanya sendiri, ia mencoba mencanangkan supremasi suami.

“Kalau sudah berkeluarga, aku sudah kepala keluarga, bukan [seperti] pas waktu tunangan. Izin suami, suara suami adalah dari Tuhan. Kalau aku enggak izin ini, kamu harus nurut, enggak bisa kayak sebelumnya,” ujar Atta. Ucapan itu langsung dikecam Komnas Perempuan sebagai pelanggengan ketidakadilan gender.

Usai menuai macam-macam kontroversi, termasuk protes publik atas siaran pernikahan mereka di televisi, Atta dan keluarganya masih gitu-gitu aja. Puncaknya, entah mereka kesambet apa, keguguran yang baru saja dialami Aurel justru dijadikan konten andalan terbaru.

Video itu yang aku tonton siang tadi sambil menahan sensasi mual dan nyeri di perut. “SELAMAT JALAN Anakku….” kini masih merajai trending topic nomor 1 YouTube Indonesia dengan 7 juta lebih penonton, hanya 24 jam setelah diunggah.

Saat mulai menyetel, editan visualnya mengingatkanku pada tayangan infotainment TV. Sepuluh menit suami istri itu duduk di kamar mereka, menghadap kamera, menjelaskan tahap demi tahap hingga mereka tahu Aurel keguguran. Mereka mula-mula memberi legitimasi kenapa video ini harus ada. “Karena [publik] belum tahu ceritanya,” ujar Aurel. Juga agar anak mereka kelak tahu “cerita luar biasa” ini, kata Atta. Aku jadi tahu, rupanya keluarga ini merasa matahari mengelilingi mereka.

Aku ingat suatu kali di Tonight Show, Desta memparodikan eksploitasi air mata di acara TV. Ingatan itu bikin aku campur aduk saat di layar Aurel mulai menangis saat menjelaskan pengalaman jelang keguguran yang sangat sakit, jika duka ketika ia sadar calon janinnya luruh sudah. Sebagai perempuan, simpatiku terbit. Sebagai pemirsa, aku dibuat geram dengan keterangan yang muncul di pojok kanan video memasuki menit ke 1.56. Tulisan di situ bikin aku enek.

“Tonton versi full video ini di Maxstream,” demikian bunyi maklumat bahwa cerita keguguran Aurel ini rupanya sudah gercep dijadikan konten orisinal di platform nonton video. Iklan yang memuakkan.

Bukan cuma aku, di media sosial sudah banyak sekali orang mencibir standar konten Atta yang rendah betul sampai tega-teganya mengapitalisasi pengalaman tak enak yang, demi Tuhan, masih begitu segar.

Aku mencoba mencari alasan untuk memaafkan Atta. Apakah karena usianya baru 26, makanya ia gegabah? Tapi tak cukup memuaskan. Yang makin menyedihkan, YouTube keluarga Anang-Ashanty ikut mendompleng peristiwa ini dengan cara yang aduhai.

“KELUARGA IKUT BERDUKA DAN BERSEDIH ATAS KEHILANGAN, NAMUN TETAP BERI SEMANGAT!!” bunyi judulnya. Dalam 24 jam, satu juta pemirsa memamah disajikan tangisan Arsy Hermansyah, 6 tahun, yang shock saat tahu bayi kakaknya sudah tak ada.

Video ini disertai iklan AdSense, demikian juga di video Atta. Instagram Atta dan Aurel juga masih seperti biasa: di antara postingan bernada duka, unggahan endorse produk membentuk deretan garis pola jahitan di IG Stories. Atta bahkan sempat diserang karena memakai peristiwa keguguran istrinya untuk mempromosikan jam tangan.

Seperti grafik mata uang kripto, video itu salah satu puncak saja dari betapa ugal-ugalannya selebritas menjadikan kehidupan pribadi untuk menggaet sponsor. Di video sebelumnya ketika Aurel harus bedrest (diambil sebelum ia keguguran), Atta juga memproduksi video yang menit-menit awalnya diisi panjang lebar iklan produk susu.

Sebagai perempuan, aku enek melihat Atta Halilintas, secara sadar atau tidak, mengeksploitasi istri yang keguguran jadi potensi adsense. Menstruasi aja kadang menyakitkan, apalagi keguguran—yang sering kudengar dari yang mengalami, lebih menyeramkan rasanya ketimbang melahirkan. Buat sebagian perempuan, rasa sakit fisik saat keguguran bahkan tak sehebat kesedihan yang diakibatkannya.

Hujatan netizen juga bisa menambah penderitaan psikis bagi Aurel sebagai ibu yang baru kehilangan anak. bayangkan betapa menyebalkannya membaca sindiran calon anak Atta-Aurel lebih hebat dari Rafathar. Masih di perut, lalu gugur pula, tapi sudah menghasilkan uang. Jika paham maksudnya, aslinya ini sindiran keras. Bukannya bermaksud jadi orang tua baik, orang tua dicemooh semata jadikan anak sebagai mesin penghasil uang.

Kita tak tahu apa yang Aurel rasakan sebenarnya. Di satu sisi ia tampak sedih, di sisi lain ia mendaku, begitu pulang dari rumah sakit (usai divonis keguguran), saat itu juga mereka langsung bekerja untuk merekam video “SELAMAT JALAN Anakku….” tadi. Keras sekali kehidupan selebritas. Bahkan pekerja kantoran ada yang mendapat cuti haid, melahirkan, dan keguguran.

Ada hikmah yang mereka petik dari peristiwa ini, kata Aurel dan Atta. Yeah, tentu saja. Ini Indonesia. Salah satunya, mereka bahagia karena sekarang tahu bahwa mereka subur. “Ini penanda kita berdua sehat, kita berdua subur, insya Allah beberapa bulan ke depan kita bisa punya anak lagi ya, sayang, ya.”

Atta mengucapkan itu sambil memegang tangan Aurel. Kalau mau tahu, genggaman itu membuatku déjà vu pada adegan Commander Waterford menggenggam istrinya saat tahu Offred hamil.

N.B.: Begitu tulisan ini kelar, YouTube Atta udah mengunggah video baru “Sampai Jumpa DI SURGA Anak ku…”. Damn.