Tim arkeolog di Turki menemukan dua relief berusia 11.000 tahun yang menggambarkan laki-laki berdiri diapit dua ekor macan tutul, sedangkan tangannya memegang penis. Ukiran yang terpahat pada batu menjadi contoh adegan naratif tertua yang memperlihatkan kehidupan zaman prasejarah.
Relief tersebut berada di Sayburç, situs bersejarah di bagian tenggara Turki yang merupakan tempat tinggal kelompok masyarakat yang bertransisi dari gaya hidup nomaden di masa lalu. Pada relief pertama, terlihat sosok manusia memegang benda mirip penis. Dua ekor macan tutul di samping kanan kirinya menghadap ke arah lelaki itu. Ukiran kedua memperlihatkan sosok manusia berdiri di samping banteng, dan tampaknya juga ada gambar phallus di sana.
Kedua ukiran ini “menjadi penggambaran ‘adegan’ naratif pertama yang telah diketahui, yang melukiskan hubungan kompleks antara manusia, alam dan hewan di sekitarnya, pada saat mereka menjalani transisi menuju gaya hidup menetap,” demikian bunyi penelitian yang terbit dalam jurnal Antiquity pada Kamis (8/12) pekan lalu.
“Ukiran menunjukkan dua adegan yang tampaknya saling berkaitan,” imbuh tim arkeolog yang dipimpin Eylem Özdoğan dari Universitas Istanbul. “Relief yang ditemukan di Sayburç cocok dengan gaya dan tema budaya Neolitikum. Gambar phallus merupakan satu-satunya penanda jenis kelamin sosok dalam ukiran, serta menjadi penekanan aspek predator dan agresif dari kehidupan fauna, sama seperti ukiran bergambar taring dan tanduk yang ditemukan di situs lain.”
Relief serupa telah ditemukan sebelumnya di situs-situs peninggalan era Neolitik di Turki, seperti beragam ukiran yang terpahat di permukiman Göbeklitepe yang terkenal. Situs itu muncul ribuan tahun setelah Sayburç, tapi juga banyak ditemukan ukiran mirip penis di sana.
Peninggalan dari permukiman misterius ini menyajikan pandangan sekilas tentang pola kehidupan masyarakat yang mengalami perubahan signifikan. Kota-kota besar mulai bermuncul sejak manusia berhenti hidup nomaden, yang berkembang pesat hingga seperti sekarang.
Özdoğan dan rekan-rekan arkeolog masih akan terus mempelajari relief yang berada di bangunan komunal kuno, yang mereka yakini dulunya menjadi tempat pertemuan warga. Tim peneliti juga akan menggali lebih banyak situs peninggalan kuno di Sayburç untuk mempelajari pola hidup manusia purba yang bermukim di sana.
“Ukiran yang ditampilkan bersama pasti menggambarkan cerita bersambung yang saling terkait satu sama lain,” tutur mereka. “Dalam tradisi lisan, cerita, ritual, dan elemen simbolik yang kuat membentuk fondasi ideologi masyarakat di luar spiritualitas.”